Kampanye Lepas Jilbab, Wanita Iran Diberitakan Digilir 3 Pria
A
A
A
TEHERAN - Media Pemerintah Iran melaporkan, bahwa Masih Alinejad, jurnalis wanita Iran yang berkampanye melepas jilbab di media sosial telah menjadi korban perkosaan oleh tiga pria di London, Inggris.
Dia disebut digilir tiga pria setelah mengonsumsi obat-obatan dan membuka baju di tempat umum. Bahkan televisi pemerintah Iran menyebut, Masih Alinejad diperkosa di depan anaknya.
Pemberitaan itu langsung menyebar luas dan diketahui Masih Alinejad yang saat ini bekerja di Inggris. Diberitakan seperti itu, Alinejad bereaksi keras.
Dia menuduh media pemerintah Iran membuat berita bohong dan mengarang cerita.”Mereka sangat mudah membuat (cerita) adegan pemerkosaan yang mereka ciptakan dalam imajinasi mereka menjadi sebuah berita,” ujar Alinejad, seperti dikutip Al Arabiya, Kamis (5/6/2014).
”Mereka bahkan tidak memiliki belas kasihan kepada anak saya, dan mereka membuat dia menjadi saksi pemerkosaan tersebut,” kritik Alinejad terhadap media pemerintah Iran.
Alinejad telah membuat heboh Iran beberapa waktu lalu dengan menyuarakan kampanye lepas jilbab di Facebook. Dalam sekejap, halaman Facebook yang jadi media kampanyenya itu dikuti banyak wanita Iran.
Mereka ramai-ramai pamer foto di Facebook dengan pose melepas Jilbab. Alinejad mengatakan, kampanye itu bukan bermaksud menentang penggunaan jilbab, namuan lebih menekankan pada wanita Iran untuk mendapatkan hak kebebasan.
Gara-gara kampanye beraninya itu, Korps Pengawal Revolusi Iran menuduh Alinejad telah bekerjasama dengan intelijen asing dan mempromosikan imoralitas dan pegaulan bebas di Iran.
Dia disebut digilir tiga pria setelah mengonsumsi obat-obatan dan membuka baju di tempat umum. Bahkan televisi pemerintah Iran menyebut, Masih Alinejad diperkosa di depan anaknya.
Pemberitaan itu langsung menyebar luas dan diketahui Masih Alinejad yang saat ini bekerja di Inggris. Diberitakan seperti itu, Alinejad bereaksi keras.
Dia menuduh media pemerintah Iran membuat berita bohong dan mengarang cerita.”Mereka sangat mudah membuat (cerita) adegan pemerkosaan yang mereka ciptakan dalam imajinasi mereka menjadi sebuah berita,” ujar Alinejad, seperti dikutip Al Arabiya, Kamis (5/6/2014).
”Mereka bahkan tidak memiliki belas kasihan kepada anak saya, dan mereka membuat dia menjadi saksi pemerkosaan tersebut,” kritik Alinejad terhadap media pemerintah Iran.
Alinejad telah membuat heboh Iran beberapa waktu lalu dengan menyuarakan kampanye lepas jilbab di Facebook. Dalam sekejap, halaman Facebook yang jadi media kampanyenya itu dikuti banyak wanita Iran.
Mereka ramai-ramai pamer foto di Facebook dengan pose melepas Jilbab. Alinejad mengatakan, kampanye itu bukan bermaksud menentang penggunaan jilbab, namuan lebih menekankan pada wanita Iran untuk mendapatkan hak kebebasan.
Gara-gara kampanye beraninya itu, Korps Pengawal Revolusi Iran menuduh Alinejad telah bekerjasama dengan intelijen asing dan mempromosikan imoralitas dan pegaulan bebas di Iran.
(mas)