Giliran Media Australia Umbar Aurat Kate Middleton
A
A
A
SYDNEY - Keluarga Kerajaan Inggris secara beruntun jadi sasaran media-media asing. Setelah media Jerman melansir foto vulgar istri Pangeran William, Kate Middleton, hari ini (28/5/2014), giliran media Australia melakukan hal yang sama.
Media Australia milik Rupert Murdoch, Daily Telegraph, menolak larangan media Inggris untuk menerbitkan foto Kate yang roknya tersingkap. Foto itu diambil ketika Kate dan William lawatan ke Australia April 2014 lalu.
Murdoch menyebut larangan dari media Inggris itu konyol. Sebelumnya, tabloid Jerman, Bild lebih dulu menerbitkan foto vulgar Kate meski dengan data mentah. Dalam foto itu, rok Kate tersingkap oleh hempasan angin helikopter yang ia naiki saat berkunjung ke Blue Mountains, 80 kilometer sebelah barat Sydney.
“Kode etik kuno,” bunyi komentar media Australia itu merespons larangan media Inggris untuk mempublikasikan foto Kate Middleton. ”Tampaknya agak konyol untuk mengharapkan seluruh media di dunia untuk mengikutinya, terutama di dunia di mana daging dan komersialisme berjalan beriringan,” imbuh Annette Sharp, penulis untuk Teegraph.
Foto itu dibidik Diane Morel, fotografer lokal. Dia nyaris menghapus foto itu, karena khawatir ditangkap aparat keamanan Inggris. “Itu (membuat) saya tidak pulang dan saya keluarkan kartu kamera saya (dan dimasukkan) ke computer, dan saya menyadari, jika saya bisa ditangkap,” kata fotografer berusia 47 tahun itu.
Sebelum ini, pada tahun 2012, majalah Prancis membuat marah Kerajaan Inggris karena menerbitkan foto-foto Kate tanpa busana bagian atas alias topless.
Media Australia milik Rupert Murdoch, Daily Telegraph, menolak larangan media Inggris untuk menerbitkan foto Kate yang roknya tersingkap. Foto itu diambil ketika Kate dan William lawatan ke Australia April 2014 lalu.
Murdoch menyebut larangan dari media Inggris itu konyol. Sebelumnya, tabloid Jerman, Bild lebih dulu menerbitkan foto vulgar Kate meski dengan data mentah. Dalam foto itu, rok Kate tersingkap oleh hempasan angin helikopter yang ia naiki saat berkunjung ke Blue Mountains, 80 kilometer sebelah barat Sydney.
“Kode etik kuno,” bunyi komentar media Australia itu merespons larangan media Inggris untuk mempublikasikan foto Kate Middleton. ”Tampaknya agak konyol untuk mengharapkan seluruh media di dunia untuk mengikutinya, terutama di dunia di mana daging dan komersialisme berjalan beriringan,” imbuh Annette Sharp, penulis untuk Teegraph.
Foto itu dibidik Diane Morel, fotografer lokal. Dia nyaris menghapus foto itu, karena khawatir ditangkap aparat keamanan Inggris. “Itu (membuat) saya tidak pulang dan saya keluarkan kartu kamera saya (dan dimasukkan) ke computer, dan saya menyadari, jika saya bisa ditangkap,” kata fotografer berusia 47 tahun itu.
Sebelum ini, pada tahun 2012, majalah Prancis membuat marah Kerajaan Inggris karena menerbitkan foto-foto Kate tanpa busana bagian atas alias topless.
(mas)