Dubes Inggris: Media adalah dasar negara demokrasi
A
A
A
Sindonews.com - Menjelang hari pers internasional yang jatuh pada 3 Mei mendatang, Kedutaan Besar Inggris bekerjasama dengan Asosiasi Jurnalis Independen (AJI) dan Asosiasi Jurnalis Asing Jakarta (JFCC), menyelenggarakan diskusi mengenai kebebasan pers, khususnya di Indonesia.
"Media merupakan bagian paling dasar dari sebuah negara demokrasi," ungkap Duta Besar Inggris untuk Indonesia, Mark Canning saat menyampaikan pendapatnya mengenai pers, Rabu (30/4/2014) di Jakarta.
Canning menceritakan pengalaman dia sebagai Duta Besar di Myanmar. Menurutnya, kebebasan pers di Myanmar saat itu, sekitar tahun 2007, sangatlah terbatas.
Dia juga membandingkan kehidupan pers di Indonesia sebelum dan sesudah 1998. Menurut Canning, kebebasan media saat ini sangatlah jauh berbeda dengan sebelum era demokrasi. Saat ini, menurutnya, Indonesia sudah cukup memiliki kebebasan pers.
"Dengan adanya kebebasan, maka timbulah tanggung jawab. Tanggung jawab sangat besar untuk memberitakan sebuah berita dengan sebenar-benarnya," Canning menambahkan.
Dalam diskusi ini pula dihadiri oleh ketua AJI, Eko Mariadi dan ketua JFCC, Blend Band yang turut menjadi pembicara dalam diskusi tersebut.
"Media merupakan bagian paling dasar dari sebuah negara demokrasi," ungkap Duta Besar Inggris untuk Indonesia, Mark Canning saat menyampaikan pendapatnya mengenai pers, Rabu (30/4/2014) di Jakarta.
Canning menceritakan pengalaman dia sebagai Duta Besar di Myanmar. Menurutnya, kebebasan pers di Myanmar saat itu, sekitar tahun 2007, sangatlah terbatas.
Dia juga membandingkan kehidupan pers di Indonesia sebelum dan sesudah 1998. Menurut Canning, kebebasan media saat ini sangatlah jauh berbeda dengan sebelum era demokrasi. Saat ini, menurutnya, Indonesia sudah cukup memiliki kebebasan pers.
"Dengan adanya kebebasan, maka timbulah tanggung jawab. Tanggung jawab sangat besar untuk memberitakan sebuah berita dengan sebenar-benarnya," Canning menambahkan.
Dalam diskusi ini pula dihadiri oleh ketua AJI, Eko Mariadi dan ketua JFCC, Blend Band yang turut menjadi pembicara dalam diskusi tersebut.
(esn)