Ketahuan sadap RI, Australia belokkan ke soal kode etik

Senin, 17 Februari 2014 - 09:37 WIB
Ketahuan sadap RI, Australia...
Ketahuan sadap RI, Australia belokkan ke soal kode etik
A A A
Sindonews.com - Di saat kasus penyadapan terbaru yang dilakukan intelijen Australia terhadap Indonesia, Perdana Menteri Australia, Tony Abbott berupaya mengalihkannya pada masalah kode etik spionase.

Abbott kesal, setelah proses negosiasi untuk merumuskan kode etik antara Australia dan Indonesia tidak mengalami kemajuan. Rumusan kode etik itu menjadi tuntutan Indonesia, setelah Australia ketahuan menyadap ponsel Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tahun 2009.

Komentar Abbott itu muncul di tengah hebohnya bocoran bekas kontraktor National Security Agency (NSA) Amerika Serikat (AS), bahwa intelijen Australia menyadap Indonesia melalui telepon seluler.

Abbott mengaatakan, negosiasi kode etik spionase antar-kedua negara berjalan lamban. ”Saya ingin maju lebih cepat,” kesal Abbott kepada radio ABC , Senin (17/2/2014).

Sedangkan terkait bocoran terbaru penyadapan intelijen Australia terhadap Indonesia, Abbott mengklaim tindakan itu merugikan negara-negara lain, termasuk Indonesia. Menurutnya, penyadapan itu justru untuk membantu Indonesia, terutama terkait masalah keamanan.

Klaim Abbott itu merujuk pada penyadapan intelijen Australia yang dianggap mampu mencegah aksi terorisme di Indonesia. ”Tidak ada data yang dikumpulkan intelijen Australia, kecuali untuk membantu teman-teman dan tetangga kita,” ujar dia merujuk pada Indonesia.

”Kami mengumpulkan data intelijen untuk menyelamatkan nyawa warga Australia. Untuk menyelamatkan kehidupan orang lain, dan untuk membantu teman-teman dan tetangga kami, termasuk Indonesia,” lanjut Abbott.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1196 seconds (0.1#10.140)