Ini kisah 6 budak seks di penjara yang hebohkan China
A
A
A
Sindonews.com – Sepak terjang Li Hao,35, tahanan China, di Luoyang, Provinsi Henan, yang menggali ruang bawah tanah untuk memperbudak enam wanita sebagai pelayan seks, telah membuat publik setempat heboh.
Meskipun Li sudah dieksekusi mati, publik China masih penasaran, bagaimana praktik perbudakan seks itu berjalan dan akhirnya terbongkar. Kasus itu sejatinya sudah berlangsung tiga tahun lalu. Tapi baru terungkap ketika media China melansirnya beberapa hari lalu.
Praktik prostitusi di penjara bawah tanah itu terungkap, berkat petunjuk dari salah satu korban yang berhasil melarikan diri. Wanita yang identitasnya dirahasiakan itu berhasil melarikan diri pada September 2011. Dialah yang menunjukkan polisi lokasi penjara bawah tanah yang digali Li Hao untuk memperbudak enam wanita sebagai pelayan seks.
Penjara bawah tanah itu, diduga mempunyai akses keluar tahanan, sehingga enam wanita yang menjadi korban Li Hao bisa masuk dan dijebak sebagai budak seks. Sebelum menjadi korban Li Hao, keenam wanita itu adalah pekerja bar.
Di penjara bawah tanah tersebut, Li Hao, betindak sebagai “bos” bagi para tahanan lain. Dua dari enam wanita budak seks, telah dibunuh dua tahanan pria atas perintah Li Hao. Dia telah dieksekusi pada Maret 2012 atas tuduhan pemerkosaan, penahanan ilegal, prostitusi terorganisir dan pornografi untuk membuat keuntungan pada 2012.
Tidak hanya menjadikan enam wanita tersebut sebagai pelacur di ruang bawah tanah, Li Hao juga merekam berbagai adegan asusila untuk kepentingan bisnis. Media China, Xinhua, tidak merinci, bagaimana Li Hao mendapatkan fasilitas untuk menjalankan praktik asusila tersebut.
Polisi telah membuat sketsa ruang bawah tanah di penjara itu. Kondisinya terowongan dari tahanan menuju ruang bawah tanah digambarkan suram dan kecil. Di ruang bawah tanah itu, terdapat tempat tidur yang juga tidak dijelaskan bagaimana cara Li Hao mendapatkannya.
”Hukuman mati telah disetujui oleh Pengadilan Rakyat Agung,” tulis media China itu, seperti dilansir Daily Mail (22/1/2014). Sedangkan dua tahanan pria yang diperintahkan Li Hao membunuh dua dari enam korban budak seks, tidak dihukum mati.
Menurut polisi, Li Hao membuat ruang bawah tanah untuk perbudakan seks itu pada tahun 2009. Sedangkan enam wanita dijadikan budak seks selama 21 bulan.
Meskipun Li sudah dieksekusi mati, publik China masih penasaran, bagaimana praktik perbudakan seks itu berjalan dan akhirnya terbongkar. Kasus itu sejatinya sudah berlangsung tiga tahun lalu. Tapi baru terungkap ketika media China melansirnya beberapa hari lalu.
Praktik prostitusi di penjara bawah tanah itu terungkap, berkat petunjuk dari salah satu korban yang berhasil melarikan diri. Wanita yang identitasnya dirahasiakan itu berhasil melarikan diri pada September 2011. Dialah yang menunjukkan polisi lokasi penjara bawah tanah yang digali Li Hao untuk memperbudak enam wanita sebagai pelayan seks.
Penjara bawah tanah itu, diduga mempunyai akses keluar tahanan, sehingga enam wanita yang menjadi korban Li Hao bisa masuk dan dijebak sebagai budak seks. Sebelum menjadi korban Li Hao, keenam wanita itu adalah pekerja bar.
Di penjara bawah tanah tersebut, Li Hao, betindak sebagai “bos” bagi para tahanan lain. Dua dari enam wanita budak seks, telah dibunuh dua tahanan pria atas perintah Li Hao. Dia telah dieksekusi pada Maret 2012 atas tuduhan pemerkosaan, penahanan ilegal, prostitusi terorganisir dan pornografi untuk membuat keuntungan pada 2012.
Tidak hanya menjadikan enam wanita tersebut sebagai pelacur di ruang bawah tanah, Li Hao juga merekam berbagai adegan asusila untuk kepentingan bisnis. Media China, Xinhua, tidak merinci, bagaimana Li Hao mendapatkan fasilitas untuk menjalankan praktik asusila tersebut.
Polisi telah membuat sketsa ruang bawah tanah di penjara itu. Kondisinya terowongan dari tahanan menuju ruang bawah tanah digambarkan suram dan kecil. Di ruang bawah tanah itu, terdapat tempat tidur yang juga tidak dijelaskan bagaimana cara Li Hao mendapatkannya.
”Hukuman mati telah disetujui oleh Pengadilan Rakyat Agung,” tulis media China itu, seperti dilansir Daily Mail (22/1/2014). Sedangkan dua tahanan pria yang diperintahkan Li Hao membunuh dua dari enam korban budak seks, tidak dihukum mati.
Menurut polisi, Li Hao membuat ruang bawah tanah untuk perbudakan seks itu pada tahun 2009. Sedangkan enam wanita dijadikan budak seks selama 21 bulan.
(mas)