Caesar: Rezim Assad siksa & eksekusi 11.000 orang
A
A
A
Sindonews.com – Laporan terbaru yang bersumber dari “Caesar”, si pembelot Suriah menyebut korban jiwa yang disiksa dan dieksekusi rezim Pemerintah Bashar al-Assad mencapai 11.000 jiwa.
Pria dengan nama samaran Caesar, adalah mantan fotografer polisi militer Suriah yang kini membelot. Dia saat aktif sempat menyusup ke berbagai tahanan Suriah dan mengabadikan foto-foto penyiksaan para korban. Foto-foto Caesar yang dirilis Guardian dan CNN itu, menjadi sumber laporan tiga mantan jaksa pengadilan khusus yang pernah mendakwa para mantan ditaktor dunia.
Foto-foto Caesar diselundupkan ke luar negeri tanpa sepengetahuan aparat keamanan Suriah. Berbagai foto menujukkan penyiksaan yang mengerikan, mulai dari tahanan yang dibiarkan kelaparan, pemukulan, hingga pencekikan.
Penulis laporan perihal pembantaian massal yang dituduhkan kepada rezim Assad itu adalah, Desmond de Silva, Geoffrey Nice, dan David Crane. Ketiganya adalah mantan jaksa pengadilan khusus yang pernah mendakwa para mantan ditaktor dunia.
Caesar mengklaim, semua korban yang disiksa sudah meninggal di tahanan sebelum dibawa ke rumah sakit militer untuk difoto. ”Gambar-gambar itu menunjukkan pembunuhan sistematis terjadi terhadap para tahanan, akibat kelaparan, penyiksaan, pencongkalan mata, pemukulan, dan mutilasi,” kata De Silva, seperti dilansir al-Jazeera, Rabu (22/1/2014).
Si pembelot itu mengatakan, usia para korban antara 20 hingga 40 tahun.”Dia memberitahu tim penyelidikan, bahwa dia memotret 50 mayat sehari. Butuhh 15 sampai 30 menit untuk memotret satu mayat,” lanjut De Silva dalam laporan tersebut.
”Ini dapat dibuktikan, bukti langsung dari apa yang telah terjadi kepada sedikitnya 11.000 manusia yang disiksa dan dieksekusi, dan tampaknya telah dibuang,” lanjut laporan itu.
Pria dengan nama samaran Caesar, adalah mantan fotografer polisi militer Suriah yang kini membelot. Dia saat aktif sempat menyusup ke berbagai tahanan Suriah dan mengabadikan foto-foto penyiksaan para korban. Foto-foto Caesar yang dirilis Guardian dan CNN itu, menjadi sumber laporan tiga mantan jaksa pengadilan khusus yang pernah mendakwa para mantan ditaktor dunia.
Foto-foto Caesar diselundupkan ke luar negeri tanpa sepengetahuan aparat keamanan Suriah. Berbagai foto menujukkan penyiksaan yang mengerikan, mulai dari tahanan yang dibiarkan kelaparan, pemukulan, hingga pencekikan.
Penulis laporan perihal pembantaian massal yang dituduhkan kepada rezim Assad itu adalah, Desmond de Silva, Geoffrey Nice, dan David Crane. Ketiganya adalah mantan jaksa pengadilan khusus yang pernah mendakwa para mantan ditaktor dunia.
Caesar mengklaim, semua korban yang disiksa sudah meninggal di tahanan sebelum dibawa ke rumah sakit militer untuk difoto. ”Gambar-gambar itu menunjukkan pembunuhan sistematis terjadi terhadap para tahanan, akibat kelaparan, penyiksaan, pencongkalan mata, pemukulan, dan mutilasi,” kata De Silva, seperti dilansir al-Jazeera, Rabu (22/1/2014).
Si pembelot itu mengatakan, usia para korban antara 20 hingga 40 tahun.”Dia memberitahu tim penyelidikan, bahwa dia memotret 50 mayat sehari. Butuhh 15 sampai 30 menit untuk memotret satu mayat,” lanjut De Silva dalam laporan tersebut.
”Ini dapat dibuktikan, bukti langsung dari apa yang telah terjadi kepada sedikitnya 11.000 manusia yang disiksa dan dieksekusi, dan tampaknya telah dibuang,” lanjut laporan itu.
(mas)