Elemen oposisi Suriah tolak hadiri Konferesi Jenewa II
A
A
A
Sindonews.com – Salah satu elemen oposisi Suriah, Badan Koordinasi Nasional (NCB), mengaku tak akan menghadiri Konferensi Jenewa II yang digagas oleh Amerika Serikat (AS) dan Rusia. Berbeda dengan elemen oposisi Suriah lainnya, NCB sejak lama menentang pertikaian bersenjata dengan pasukan Presiden Bashar al-Assad.
Khaled Dahowd, anggota eksekutif NCB, menuduh Rusia dan AS memprakarsai Konferensi Jenewa II untuk mempromosikan kepentingan mereka sendiri di wilayah tersebut dan bukan untuk kepentingan rakyat Suriah.
“Akan ada jeda 4 hari antara keputusan yang dibuat Koalisi Nasional untuk menghadiri Konferensi Jenewa dan awal konferensi. Bagaimana kita bisa membuat delegasi bersatu dengan platform demokratis terpadu, dengan hanya tersisa 4 hari sebelum konferensi dimulai?” tanya Dahowd.
"Dalam kondisi seperti ini, kita tidak akan menghadiri Konferensi Jenewa. Rencana ini akan gagal,” lanjut Dahowd, seperti dikutip dari Reuters.
Lakhdar Brahimi, utusan khusus PBB untuk Suriah, mengatakan dalam sebuah pernyataan, bahwa ia sangat menyesal mendengar hal ini. Tapi, Brahimi mengaku tetap menghormati keputusan NCB itu.
Selama ini, NCB memiliki hubungan yang tegang dengan payung utama di tubuh oposisi Suriah, yang dikenal sebagai Koalisi Nasional. NCB yang berbasis di Damaskus dan keberadaannya ditoleransi oleh rezim Assad, dicurigai oleh banyak kelompok dalam Koalisi Nasional.
Elemen lain dalam Koalisi Nasional memandang NCB sebagai sebuah front yang didirikan untuk mendukung Assad. Namun, memang sulit untuk mengukur sejauh mana dukungan rakyat pada setiap kelompok politik Suriah di tengah kekacauan konflik bersaudara yang telah berlangsung hampir 3 tahun di negara itu.
Khaled Dahowd, anggota eksekutif NCB, menuduh Rusia dan AS memprakarsai Konferensi Jenewa II untuk mempromosikan kepentingan mereka sendiri di wilayah tersebut dan bukan untuk kepentingan rakyat Suriah.
“Akan ada jeda 4 hari antara keputusan yang dibuat Koalisi Nasional untuk menghadiri Konferensi Jenewa dan awal konferensi. Bagaimana kita bisa membuat delegasi bersatu dengan platform demokratis terpadu, dengan hanya tersisa 4 hari sebelum konferensi dimulai?” tanya Dahowd.
"Dalam kondisi seperti ini, kita tidak akan menghadiri Konferensi Jenewa. Rencana ini akan gagal,” lanjut Dahowd, seperti dikutip dari Reuters.
Lakhdar Brahimi, utusan khusus PBB untuk Suriah, mengatakan dalam sebuah pernyataan, bahwa ia sangat menyesal mendengar hal ini. Tapi, Brahimi mengaku tetap menghormati keputusan NCB itu.
Selama ini, NCB memiliki hubungan yang tegang dengan payung utama di tubuh oposisi Suriah, yang dikenal sebagai Koalisi Nasional. NCB yang berbasis di Damaskus dan keberadaannya ditoleransi oleh rezim Assad, dicurigai oleh banyak kelompok dalam Koalisi Nasional.
Elemen lain dalam Koalisi Nasional memandang NCB sebagai sebuah front yang didirikan untuk mendukung Assad. Namun, memang sulit untuk mengukur sejauh mana dukungan rakyat pada setiap kelompok politik Suriah di tengah kekacauan konflik bersaudara yang telah berlangsung hampir 3 tahun di negara itu.
(esn)