Serbu kantor polisi China, 8 teroris dihabisi
A
A
A
Sindonews.com – Sedikitnya delapan orang yang disebut otoritas Kepolisian China sebagai preman dan “teroris” ditembak mati. Tindakan itu dilakukan pihak kepolisian, setelah mereka menyerang kantor polisi di wilayah barat Xinjiang, hari ini (30/12/2013).
”Pada sekitar pukul 06.30 pagi waktu China, sembilan preman membawa pisau, menyerang kantor polisi di Kashgar, Yarkand, dan melemparkan bahan peledak. Mobil polisi terbakar,” bunyi pernyataan kepolisian China, seperti dikutip Reuters.
”Polisi mengambil tindakan dengan menembak mati delapan orang dan menangkap satu orang dari mereka,” lanjut pernyataan itu. Kepolisian tersebut, menambahkan, motif serangan teroris tengah diselidiki.
Sebelumnya, pada bulan ini , polisi juga menembak mati 14 orang saat terjadi kerusuhan di dekat Kashgar, di mana dalam insiden itu dua polisi China ikut tewas.Menurut laporan media China, para pelaku serangan terhadap aparat kepolisian adalah para militan di Xinjiang, yang selama ini mengklaim menjalankan perang suci atau biasa disebut “jihad”.
Namun, kelompok hak asasi manusia, mengkritik tindakan polisi kerap menggunakan kebijakan “tangan besi” terhadap masyarakat Muslim Uighur.
”Pada sekitar pukul 06.30 pagi waktu China, sembilan preman membawa pisau, menyerang kantor polisi di Kashgar, Yarkand, dan melemparkan bahan peledak. Mobil polisi terbakar,” bunyi pernyataan kepolisian China, seperti dikutip Reuters.
”Polisi mengambil tindakan dengan menembak mati delapan orang dan menangkap satu orang dari mereka,” lanjut pernyataan itu. Kepolisian tersebut, menambahkan, motif serangan teroris tengah diselidiki.
Sebelumnya, pada bulan ini , polisi juga menembak mati 14 orang saat terjadi kerusuhan di dekat Kashgar, di mana dalam insiden itu dua polisi China ikut tewas.Menurut laporan media China, para pelaku serangan terhadap aparat kepolisian adalah para militan di Xinjiang, yang selama ini mengklaim menjalankan perang suci atau biasa disebut “jihad”.
Namun, kelompok hak asasi manusia, mengkritik tindakan polisi kerap menggunakan kebijakan “tangan besi” terhadap masyarakat Muslim Uighur.
(mas)