RI: Tragedi kemanusiaan di Suriah harus diakhiri
A
A
A
Sindonews.com – Pemerintah Indonesia kembali menyerukan perlunya solusi politik damai dan inklusif untuk mengakhiri krisis Suriah. Seruan itu, disampaikan Wakil Menteri Luar Negeri RI, Wardana, pada Konferensi Tingkat Menteri (KTM) ke-40 OKI, di Conakry, Republik Guinea.
Wardana mendukung solusi damai untuk krisis Suriah, salah satunya melalui Konferensi Jenewa II yang rencananya akan digelar awal tahun 2014 nanti. Dalam konferensi itu, pihak yang bertikai, yakni kubu rezim Presiden Bashar al-Assad dan kubu oposisi atau pemberontak akan bertemu untuk mencari solusi guna mengakhiri konflik yang telah memasuki tahun ketiga itu.
”Tragedi kemanusiaan yang terjadi di Suriah yang lebih dari dua tahun, harus segera diakhiri,” tegas Wamenlu Wardana, dalam KTM ke-40 OKI yang digelar sejak 9-11 Desember 2013, seperti dikutip situs Kemlu RI.
Dalam perkembangannya, oposisi Suriah belum membuat keputusan apakah akan hadir dalam Konferensi Jenewa II atau justru sebaliknya, memboikot pertemuan tersebut. Sikap Koalisi Nasional Suriah belakangaan bertentangan dengan pemberontak Suriah di lapangan yang mengklaim siapa menghadiri konferensi yang dijadwalkan digelar 22 Januari 2014 itu.
”Keputusan final akan diambil pada pertemuan koalisi pada akhir Desember di Turki," ungkap George Sabra yang juga merupakan pemimpin Dewan Nasional Suriah (SNC), kelompok oposisi terbesar di Suriah.
Sabra sendiri tidak dapat menjamin bahwa oposisi Suriah bakal hadir dalam pertemuan tersebut. "Saya ragu bahwa oposisi akan menghadiri konfensi tersebut, ucapnya.
Wardana mendukung solusi damai untuk krisis Suriah, salah satunya melalui Konferensi Jenewa II yang rencananya akan digelar awal tahun 2014 nanti. Dalam konferensi itu, pihak yang bertikai, yakni kubu rezim Presiden Bashar al-Assad dan kubu oposisi atau pemberontak akan bertemu untuk mencari solusi guna mengakhiri konflik yang telah memasuki tahun ketiga itu.
”Tragedi kemanusiaan yang terjadi di Suriah yang lebih dari dua tahun, harus segera diakhiri,” tegas Wamenlu Wardana, dalam KTM ke-40 OKI yang digelar sejak 9-11 Desember 2013, seperti dikutip situs Kemlu RI.
Dalam perkembangannya, oposisi Suriah belum membuat keputusan apakah akan hadir dalam Konferensi Jenewa II atau justru sebaliknya, memboikot pertemuan tersebut. Sikap Koalisi Nasional Suriah belakangaan bertentangan dengan pemberontak Suriah di lapangan yang mengklaim siapa menghadiri konferensi yang dijadwalkan digelar 22 Januari 2014 itu.
”Keputusan final akan diambil pada pertemuan koalisi pada akhir Desember di Turki," ungkap George Sabra yang juga merupakan pemimpin Dewan Nasional Suriah (SNC), kelompok oposisi terbesar di Suriah.
Sabra sendiri tidak dapat menjamin bahwa oposisi Suriah bakal hadir dalam pertemuan tersebut. "Saya ragu bahwa oposisi akan menghadiri konfensi tersebut, ucapnya.
(mas)