Demonstran Ukraina: Revolusi telah dimulai
A
A
A
Sindonews.com – Demonstrasi besar-besaran di Ukraina terus berlanjut hinggga hari ini (2/12/2013). Massa yang menyerukan aksi mogok nasional menyebut revolusi di Ukraina telah dimulai.
”Sebuah revolusi dimulai di Ukraina,” kata ketua Partai Svoboda (oposisi), Oleh Tyahnybok. ”Kami meluncurkan pemogokan nasional.”
Demonstrasi besar di negara itu pecah sejak pekan lalu. Massa menghendari Ukraina berintegrasi dengan Uni Eropa. Namun, Presiden Viktor Yanukovych dianggap mengubur “mimpi” warga Ukraina itu, dengan menolak menandatangai pakta perdagangan bebas dengan Uni Eropa. Sikap Yanukovych itu diuga akibat terikat kerjasama dengan Rusia.
Reuters melaporkan, Sekitar 100 ribu demonstran dari negara pecahan Uni Soviet itu bertahan di tenda di Independence Square, Ibukota Kiev. Sementara itu, ribuan demonstran lainnya bergerak maju mendatangi gedung-gedung pemerintahan, termasuk kantor kepresidenan untuk menuntut pihak berwenang mengundurkan diri.
Aksi demonstran itu disambut pasukan keamanan dengan puluhan tembakan granat kejut dan bom asap. Para demonstran pun membalas dengan lemparan batu dan bom molotov ke arah polisi.
Kemarin, juru bicara Kepolisian Kiev, Olga Bilyk mengatakan, bahwa sekitar 100 petugas terluka dalam bentrokan pada Minggu. Sementara itu, dari pihak demonstran sekitar 50 orang dirawat akibat cedera usai bentrokan.
”Sebuah revolusi dimulai di Ukraina,” kata ketua Partai Svoboda (oposisi), Oleh Tyahnybok. ”Kami meluncurkan pemogokan nasional.”
Demonstrasi besar di negara itu pecah sejak pekan lalu. Massa menghendari Ukraina berintegrasi dengan Uni Eropa. Namun, Presiden Viktor Yanukovych dianggap mengubur “mimpi” warga Ukraina itu, dengan menolak menandatangai pakta perdagangan bebas dengan Uni Eropa. Sikap Yanukovych itu diuga akibat terikat kerjasama dengan Rusia.
Reuters melaporkan, Sekitar 100 ribu demonstran dari negara pecahan Uni Soviet itu bertahan di tenda di Independence Square, Ibukota Kiev. Sementara itu, ribuan demonstran lainnya bergerak maju mendatangi gedung-gedung pemerintahan, termasuk kantor kepresidenan untuk menuntut pihak berwenang mengundurkan diri.
Aksi demonstran itu disambut pasukan keamanan dengan puluhan tembakan granat kejut dan bom asap. Para demonstran pun membalas dengan lemparan batu dan bom molotov ke arah polisi.
Kemarin, juru bicara Kepolisian Kiev, Olga Bilyk mengatakan, bahwa sekitar 100 petugas terluka dalam bentrokan pada Minggu. Sementara itu, dari pihak demonstran sekitar 50 orang dirawat akibat cedera usai bentrokan.
(mas)