Ini pengalaman horor PM Australia pada bom Bali II
A
A
A
Sindonews.com – Saat teroris membom Bali 2005, ternyata Tony Abbott yang kini menjadi Perdana Menteri Australia, berada di sana bersama istri dan tiga putrinya. Dia menginap di hotel tak jauh dari lokasi ledakan bom Bali II itu.
Pengalaman itu diceritakan Abbott saat meletakkan krangan Bungan di monumen Bali untuk mengenang korban bom Bali I tahun 2002. Mengutip laporan news.com.au, Rabu (9/10/2013), Abbott ingat jelas ketika bom Bali tahun 2005 meledak, dia bersama istrinya Margie dan ketiga putrinya berlibur di Bali.
Mereka tertidur ketika tiga bom meledak. Abbott hanya melihat seperti sambaran petir dua kali dalam waktu yang cepat, yang ternyata itu bom. Kala itu, dua bom meledak di sebuah food court di pantai Jimbaran, dan satu bom lagi meledak di Kuta Town Square. Empat warga Australia tewas, dan 19 lainnya terluka.
Ketika bom meledak, kata Abbott, kakaknya menelponnya.
”Margie, saya dan anak-anak berada di sebuah hotel di tepi jalan, telepon bordering beberapa kali di malam hari,” ujarnya. ”Dan kemudian di pagi hari, teleponnya berdering lagi sekitar pukul 05.00 waktu Bali. Itu adalah kakak saya dan dia menanyakan, ‘apakah Anda baik-baik saja?',” tuturnya. ”Aku berkata, tentu saja aku baik-baik saja’ dan dia berkata 'sudah ada bom'.”
”Saya tak percaya , saya tidak berpikir petir bisa menyambar dua kali, tapi itu (bom),” kata Perdana Menteri Abbott. ” Jadi, saya menaruh sepatu, dan berlari ke jantung Kuta.”
Bom Bali II hanya berselang tiga tahun dari bom Bali I yang terjadi tahun 2002. Pada tragedi bom Bali I, sebanyak 202 orang tewas, 88 orang di antaranya merupakan warga Australia. Abbott saat bom Bali II juga sempat membantu menyelamatkan korban di rumah sakit Sanglah.
Paul Anacich dan istrinya, merupakan salah satu dari korban yang ditolong Abbott. Dia menghabiskan sepanjang hari di rumah sakit itu, untuk membantu korban untuk dirujuk ke Singapura dan Australia.
Pengalaman itu diceritakan Abbott saat meletakkan krangan Bungan di monumen Bali untuk mengenang korban bom Bali I tahun 2002. Mengutip laporan news.com.au, Rabu (9/10/2013), Abbott ingat jelas ketika bom Bali tahun 2005 meledak, dia bersama istrinya Margie dan ketiga putrinya berlibur di Bali.
Mereka tertidur ketika tiga bom meledak. Abbott hanya melihat seperti sambaran petir dua kali dalam waktu yang cepat, yang ternyata itu bom. Kala itu, dua bom meledak di sebuah food court di pantai Jimbaran, dan satu bom lagi meledak di Kuta Town Square. Empat warga Australia tewas, dan 19 lainnya terluka.
Ketika bom meledak, kata Abbott, kakaknya menelponnya.
”Margie, saya dan anak-anak berada di sebuah hotel di tepi jalan, telepon bordering beberapa kali di malam hari,” ujarnya. ”Dan kemudian di pagi hari, teleponnya berdering lagi sekitar pukul 05.00 waktu Bali. Itu adalah kakak saya dan dia menanyakan, ‘apakah Anda baik-baik saja?',” tuturnya. ”Aku berkata, tentu saja aku baik-baik saja’ dan dia berkata 'sudah ada bom'.”
”Saya tak percaya , saya tidak berpikir petir bisa menyambar dua kali, tapi itu (bom),” kata Perdana Menteri Abbott. ” Jadi, saya menaruh sepatu, dan berlari ke jantung Kuta.”
Bom Bali II hanya berselang tiga tahun dari bom Bali I yang terjadi tahun 2002. Pada tragedi bom Bali I, sebanyak 202 orang tewas, 88 orang di antaranya merupakan warga Australia. Abbott saat bom Bali II juga sempat membantu menyelamatkan korban di rumah sakit Sanglah.
Paul Anacich dan istrinya, merupakan salah satu dari korban yang ditolong Abbott. Dia menghabiskan sepanjang hari di rumah sakit itu, untuk membantu korban untuk dirujuk ke Singapura dan Australia.
(mas)