Tim PBB ambil sampel dari korban serangan kimia Suriah
A
A
A
Sindonews.com – Tim PBB yang melakukan penyidikan dugaan serangan senjata kimia di Damaskus, Suriah, pada Rabu (28/8/2013), mengambil sampel darah, urine, dan rambut dari korban selamat serangan senjata kimia.
Pada hari kedua penyelidikan ini, tim PBB yang dipimpin oleh ilmuwan Swedia, Ake Sellstrom itu mengunjungi wilayah Ghouta, daerah terpencil di timur Damaskus. Tim PBB ini diangkut dengan konvoi enam kendaraan di bawah perlindungan pejuang pemberontak Suriah.
Ghouta adalah salah satu lokasi yang dilaporkan menjadi sasaran serangan senjata kimia pada 21 Agustus silam. Aktivis oposisi Suriah menyebut, telah jatuh ratusan korban jiwa dalam serangan di wilayah ini.
"Kami mengambil sampel darah, urine, dan rambut dari orang-orang di sebuah rumah sakit lapangan di Timur Ghouta,” kata salah satu inspektur PBB, seperti dikutip dari AFP.
Ketika ditanya apakah tim PBB telah melakukan hal yang sama pada korban tewas dalam insiden itu, inspektur mengatakan, bahwa hal itu tidak perlu dilakukan. "Tes (untuk kehadiran bahan kimia) dapat menunjukkan positif, bahkan setelah berminggu-minggu," katanya.
Tim ahli kimia PBB ini tiba di Damaskus pada awal pekan ini. Mereka dijadwalkan melakukan penyidikan selama 4 hari. Namun, pada Selasa (27/8/2013), tim PBB memutuskan untuk tidak bekerja, dengan alasan keamanan. Satu hari sebelumnya, tim ini sempat mendapat serangan dari penembak tak dikenal.
Temuan tim ini nantinya akan dianalisis dan hasilnya dikirim ke Dewan Keamanan PBB untuk menjadi pertimbangan tindakan selanjutnya, termasuk kemungkinan invasi militer internasional di Suriah.
Pada hari kedua penyelidikan ini, tim PBB yang dipimpin oleh ilmuwan Swedia, Ake Sellstrom itu mengunjungi wilayah Ghouta, daerah terpencil di timur Damaskus. Tim PBB ini diangkut dengan konvoi enam kendaraan di bawah perlindungan pejuang pemberontak Suriah.
Ghouta adalah salah satu lokasi yang dilaporkan menjadi sasaran serangan senjata kimia pada 21 Agustus silam. Aktivis oposisi Suriah menyebut, telah jatuh ratusan korban jiwa dalam serangan di wilayah ini.
"Kami mengambil sampel darah, urine, dan rambut dari orang-orang di sebuah rumah sakit lapangan di Timur Ghouta,” kata salah satu inspektur PBB, seperti dikutip dari AFP.
Ketika ditanya apakah tim PBB telah melakukan hal yang sama pada korban tewas dalam insiden itu, inspektur mengatakan, bahwa hal itu tidak perlu dilakukan. "Tes (untuk kehadiran bahan kimia) dapat menunjukkan positif, bahkan setelah berminggu-minggu," katanya.
Tim ahli kimia PBB ini tiba di Damaskus pada awal pekan ini. Mereka dijadwalkan melakukan penyidikan selama 4 hari. Namun, pada Selasa (27/8/2013), tim PBB memutuskan untuk tidak bekerja, dengan alasan keamanan. Satu hari sebelumnya, tim ini sempat mendapat serangan dari penembak tak dikenal.
Temuan tim ini nantinya akan dianalisis dan hasilnya dikirim ke Dewan Keamanan PBB untuk menjadi pertimbangan tindakan selanjutnya, termasuk kemungkinan invasi militer internasional di Suriah.
(esn)