Jaksa China: Kejahatan Bo Xilai sangat serius
A
A
A
Sindonews.com – Jaksa yang mendakwa bekas Ketua Partai Komunis China wilayah Chongqing, Bo Xilai, menyebut, tindakan yang dituduhkan pada Bo termasuk kejahatan sangat serius. Komentar pihak jaksa itu muncul dalam situs jejaring sosial setempat, Sina Weibo, yang diposting pada Senin (26/8/2013).
Para analis setempat, menilai pengadilan umum harus menemukan bukti seperti tuduhan jaksa, jika ingin menjatuhkan hukuman mati pada mantan politisi top China yang dituduh korupsi, menerima suap dan menyalahgunakan kekuasaan saat menjadi pejabat.
Hukuman mati di China umumnya berlaku pada pelaku korupsi yang nilainya lebih dari 100.000 yuan (USD16 ribu). Bo sendiri dituduh menerima suap sebesar 21,8 juta yuan (USD3,56 juta) dari dua pengusaha.
”kejahatan terdakwa sangat serius,” kata jaksa di pengadilan, yang transkripnya diposting di Sina Weibo, seperti dikutip Sunday China Morning Post.
”Dia mengaku tidak bersalah atas tuduhan tersebut, dan tidak ada keadaan khusus yang menyarankan hukuman ringan (padanya). Ini harus ditangani dengan serius sesuai dengan hukum,” lanjut jaksa.
Media pemerintah setempat, memuji proses peradilan di Mahkamah Rakyat Menengah di Jinan itu. Menurut media itu, proses hukum yang setranspransi seperti itu belum pernah terjadi sebelumnya di China.
Sebelumnya, mantan polisi saat Bo Xilai jadi pejabat, Wang Lijun, memberikan kesaksian yang menyudutkan Bo. Mantan polisi yang mencari suaka ke Konsulat AS, karena keselamatannya terancam, saat sidang sebelumnya mengaku mendengar percakapan telepon yang berisi bahwa Bo Xilai menyuruh istrinya Gu Kailai untuk mengambil transferan uang dari pengusaha.
Namun, Bo membantah kesaksian itu. Ia justru berujar, koruptor paling bodoh di China pun tidak akan mungkin memperbincangkan perihal suap dan korupsi via telepon yang bisa didengar banyak orang.
Wang mencari suaka, karena mengungkapkan skandal seputar kematian pengusaha Inggris, Neil Heywood, di mana Gu Kailai dihukum karena pembunuhan itu.
Para analis setempat, menilai pengadilan umum harus menemukan bukti seperti tuduhan jaksa, jika ingin menjatuhkan hukuman mati pada mantan politisi top China yang dituduh korupsi, menerima suap dan menyalahgunakan kekuasaan saat menjadi pejabat.
Hukuman mati di China umumnya berlaku pada pelaku korupsi yang nilainya lebih dari 100.000 yuan (USD16 ribu). Bo sendiri dituduh menerima suap sebesar 21,8 juta yuan (USD3,56 juta) dari dua pengusaha.
”kejahatan terdakwa sangat serius,” kata jaksa di pengadilan, yang transkripnya diposting di Sina Weibo, seperti dikutip Sunday China Morning Post.
”Dia mengaku tidak bersalah atas tuduhan tersebut, dan tidak ada keadaan khusus yang menyarankan hukuman ringan (padanya). Ini harus ditangani dengan serius sesuai dengan hukum,” lanjut jaksa.
Media pemerintah setempat, memuji proses peradilan di Mahkamah Rakyat Menengah di Jinan itu. Menurut media itu, proses hukum yang setranspransi seperti itu belum pernah terjadi sebelumnya di China.
Sebelumnya, mantan polisi saat Bo Xilai jadi pejabat, Wang Lijun, memberikan kesaksian yang menyudutkan Bo. Mantan polisi yang mencari suaka ke Konsulat AS, karena keselamatannya terancam, saat sidang sebelumnya mengaku mendengar percakapan telepon yang berisi bahwa Bo Xilai menyuruh istrinya Gu Kailai untuk mengambil transferan uang dari pengusaha.
Namun, Bo membantah kesaksian itu. Ia justru berujar, koruptor paling bodoh di China pun tidak akan mungkin memperbincangkan perihal suap dan korupsi via telepon yang bisa didengar banyak orang.
Wang mencari suaka, karena mengungkapkan skandal seputar kematian pengusaha Inggris, Neil Heywood, di mana Gu Kailai dihukum karena pembunuhan itu.
(esn)