Pasca bentrok demonstran & aparat, suasana kota Weliweriya mencekam

Jum'at, 02 Agustus 2013 - 23:55 WIB
Pasca bentrok demonstran...
Pasca bentrok demonstran & aparat, suasana kota Weliweriya mencekam
A A A
Sindonews.com – Satu hari setelah bentrokan antara tentara dengan ribuan warga yang memprotes pencemaran air oleh sebuah pabrik, suasana Kota Weliweriya, Sri Lanka, dilaporkan dalam kondisi mencekam, Jumat (2/8/2013).

Bentrokan antara tentara dan ribuan demonstran itu terjadi pada Kamis (1/8/2013) malam. Lebih dari 5.000 orang turun ke jalan menuntut agar pemerintah segera mengambil tindakan untuk menutup pabrik yang dituding telah membuang polutan ke dalam air.

Orang-orang di daerah tersebut bersikeras, bahwa pasokan air ke sekitar selusin desa menjadi tercemar, karena bahan beracun telah dilepaskan ke dalam air. Tak tahan dengan kondisi ini, mereka meminta pemerintah untuk menutup pabrik.

Akibat bentrokan yang terjadi sekitar 20 km di luar Ibu kota Sri Lanka, Kolombo itu, satu orang dilaporkan tewas dan 29 lainnya terluka. Seorang imam Buddha di daerah itu juga mulai melakukan mogok makan untuk mendukung warga. Banyak orang kemudian berkumpul di sekelilingnya untuk menunjukkan dukungan.

Kondisi ini mendorong polisi untuk memberikan langkah-langkah keamanan, karena khawatir warga akan menyerang pabrik. Setelah situasi tegang ini dilaporkan kepada Presiden Mahinda Rajapaksa, ia memanggil imam itu dan meminta agar menghentikan mogok makan.

Media lokal melaporkan, mengutip imam tersebut, bahwa Rajapaksa telah berjanji untuk mengatasi masalah tersebut dan menyuplai orang-orang di wilayah itu dengan air minum yang aman.

Menurut juru bicara militer Ruwan Wanigasuriya, polisi Weliweriya telah meminta tentara untuk campur tangan untuk memadamkan protes. Pada Jumat pagi, toko-toko di kota itu tutup dan tentara nampak berjaga-jaga di sejumlah sudut kota.

"Ada unsur-unsur nakal di balik serangan itu dan mereka datang dengan bom molotov dan botol. Jadi, kami harus menggunakan kekuatan minimal untuk pertahanan diri," kata Wanigasuriya, seperti dikutip dari Xinhua.
(esn)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9990 seconds (0.1#10.140)