Massa Ikhwanul Muslimin datangi markas intel militer Mesir
A
A
A
Sindonews.com – Demonstran pro-Mohamed Morsi dari kelompok Ikhawanul Muslimin, melanjutkan unjuk rasa mereka pada Senin (29/7/2013), dengan berbaris mendatangi markas intelijen militer di Kairo. Aksi itu menambah ketegangan di Mesir, setelah pihak militer mengumumkan situasi darurat.
Juru bicara Ikhwanul Muslimin, Murad Ali, seperti dikutip Press TV, mengatakan, massa telah berangkat dari Masjid al-Adawiya Rabia, di utara ibu kota. Ikhwanul Muslimin menuntut pasukan keamanan Mesir bertanggung jawab atas tewasnya para anggota kelompok pro-Morsi itu.
Sementara itu, tentara telah memperingatkan kepada para pendukung Morsi untuk tenang. ”Jangan datang dan mendekati fasilitas militer, dan markas intelijen militer,” bunyi pernyataan pihak militer.
Peringatan kepada kelompok Ikhwanul Muslimin sebelumnya juga sudah disampaikan Presiden interim Adly Mansour. Ia telah memberikan mandate kekuasaan darurat kepada Perdana Menteri Hazem al-Beblawi.
Dewan Petahanan Nasional Mesir, mengancam akan bertindak tegas, jika para pemrotes berlebihan dalam melakukan demonstrasi damai. Ratusan orang, yang sebagian besar massa Ikhwanul Muslimin diyakini tewas selama demonstrasi pada Jumat dan Sabtu pekan lalu.
Ketegangan telah meningkat di Mesir, sejak kepala angkatan bersenjata Mesir, Jenderal Abdel Fattah al-Sisi-, mengumumkan pada 3 Juli bahwa Morsi tidak lagi menjabat sebagai presiden Mesir. Ia juga membekukan konstitusi dan membubarkan parlemen.
Sumber keamanan Mesir menyatakan, Pada Minggu kemarin, tiga orang tewas dalam bentrokan antara pendukung dan penentang Morsi di kota Port Said dan Kafr El-Zayat. PBB telah mengutuk keras munculnya kekerasan di Mesir. Sekretaris Jenderal PBB ,Ban Ki-moon menyerukan pada semua pihak untuk menahan diri secara maksimum.
Juru bicara Ikhwanul Muslimin, Murad Ali, seperti dikutip Press TV, mengatakan, massa telah berangkat dari Masjid al-Adawiya Rabia, di utara ibu kota. Ikhwanul Muslimin menuntut pasukan keamanan Mesir bertanggung jawab atas tewasnya para anggota kelompok pro-Morsi itu.
Sementara itu, tentara telah memperingatkan kepada para pendukung Morsi untuk tenang. ”Jangan datang dan mendekati fasilitas militer, dan markas intelijen militer,” bunyi pernyataan pihak militer.
Peringatan kepada kelompok Ikhwanul Muslimin sebelumnya juga sudah disampaikan Presiden interim Adly Mansour. Ia telah memberikan mandate kekuasaan darurat kepada Perdana Menteri Hazem al-Beblawi.
Dewan Petahanan Nasional Mesir, mengancam akan bertindak tegas, jika para pemrotes berlebihan dalam melakukan demonstrasi damai. Ratusan orang, yang sebagian besar massa Ikhwanul Muslimin diyakini tewas selama demonstrasi pada Jumat dan Sabtu pekan lalu.
Ketegangan telah meningkat di Mesir, sejak kepala angkatan bersenjata Mesir, Jenderal Abdel Fattah al-Sisi-, mengumumkan pada 3 Juli bahwa Morsi tidak lagi menjabat sebagai presiden Mesir. Ia juga membekukan konstitusi dan membubarkan parlemen.
Sumber keamanan Mesir menyatakan, Pada Minggu kemarin, tiga orang tewas dalam bentrokan antara pendukung dan penentang Morsi di kota Port Said dan Kafr El-Zayat. PBB telah mengutuk keras munculnya kekerasan di Mesir. Sekretaris Jenderal PBB ,Ban Ki-moon menyerukan pada semua pihak untuk menahan diri secara maksimum.
(esn)