Tertawa ngakak, pria AS terancam sebulan penjara
A
A
A
Sindonews.com - Gara - gara tertawa ngakak, Robert Schiavelli pria berusia 41 tahun yang tinggal di Long Island, New York, Amerika Serikat (AS) terancam hukuman penjara 30 hari dan denda sebesar USD500 atau sekitar Rp4,8 juta.
Andrew Campanelli, pengacara Schiavelli mengatakan, Daniel O'Hanion yang tinggal terpisah enam meter dari rumah kliennya mengajukan dua keluhan karena telah mengganggu ketenangan karena sering tertawa sangat keras. Pada 12 dan 13 Februari, pukul 6 sore, saat sedang tertawa keras Schiavelli mengeluarkan mukanya dari jendela rumahnya di Rockville Centre, Long Island.
"Klien saya sering kali mengalami kejang, karena gangguan neurologis. Dia memang berukuran sebesar beruang tapi dia punya suara tawa yang rendah," ungkap Campanelli seperti dilansir Reuters, Sabtu (9/3/2013).
Departemen Kepolisian Rockville Centre mengatakan mereka telah mengeluarkan sebuah surat panggilan setelah menerima keluhan atas tindakan berisik yang berkelanjutan.
"Setelah terjadi dua kali, polisi memantau pria yang telah sengaja mengganggu tetangganya dan melanggar hukum setempat," ungkap seorang polisi dari Departemen Kepolisian Rockville Centre.
"Secara teratur tetangga saya mengolok-ngolok cacat fisik yang saya derita dan satu-satunya hal yang dapat kulakukan untuk membalas perbuatannya yang tidak menyenangkan adalah dengan tertawa ngakak, " ungkap Schiavelli saat diwancarai lewat telepon.
Schiavelli tinggal bersama ibunya, Suzanne. Menurut ibunya suara tawa anaknya memang cukup keras. "Saya pikir itu menular, dan ini lucu. Setelah suami saya meninggal kami memastikan bahwa kami akan menghabiskan sebagaian besar sisa hidup kami dengan membuat tawa," ungkap Suzanne.
Suzanne menambahkan, O'Hanion seringkali menelepon anaknya dan mengolok-olok cacat bicaran dan berjalan yang diserita anaknya. Hubungan antara keduanya semakin memburuk setelah O'Hanion mengajukan keberatan saat kedua belah pihak memutuskan merenovasi rumah mereka.
Andrew Campanelli, pengacara Schiavelli mengatakan, Daniel O'Hanion yang tinggal terpisah enam meter dari rumah kliennya mengajukan dua keluhan karena telah mengganggu ketenangan karena sering tertawa sangat keras. Pada 12 dan 13 Februari, pukul 6 sore, saat sedang tertawa keras Schiavelli mengeluarkan mukanya dari jendela rumahnya di Rockville Centre, Long Island.
"Klien saya sering kali mengalami kejang, karena gangguan neurologis. Dia memang berukuran sebesar beruang tapi dia punya suara tawa yang rendah," ungkap Campanelli seperti dilansir Reuters, Sabtu (9/3/2013).
Departemen Kepolisian Rockville Centre mengatakan mereka telah mengeluarkan sebuah surat panggilan setelah menerima keluhan atas tindakan berisik yang berkelanjutan.
"Setelah terjadi dua kali, polisi memantau pria yang telah sengaja mengganggu tetangganya dan melanggar hukum setempat," ungkap seorang polisi dari Departemen Kepolisian Rockville Centre.
"Secara teratur tetangga saya mengolok-ngolok cacat fisik yang saya derita dan satu-satunya hal yang dapat kulakukan untuk membalas perbuatannya yang tidak menyenangkan adalah dengan tertawa ngakak, " ungkap Schiavelli saat diwancarai lewat telepon.
Schiavelli tinggal bersama ibunya, Suzanne. Menurut ibunya suara tawa anaknya memang cukup keras. "Saya pikir itu menular, dan ini lucu. Setelah suami saya meninggal kami memastikan bahwa kami akan menghabiskan sebagaian besar sisa hidup kami dengan membuat tawa," ungkap Suzanne.
Suzanne menambahkan, O'Hanion seringkali menelepon anaknya dan mengolok-olok cacat bicaran dan berjalan yang diserita anaknya. Hubungan antara keduanya semakin memburuk setelah O'Hanion mengajukan keberatan saat kedua belah pihak memutuskan merenovasi rumah mereka.
(esn)