Taliban tewaskan 17 tentara Afghanistan
A
A
A
Sindonews.com - Gerilyawan Taliban menewaskan 17 tentara Afghanistan di timur laut negara itu. Ini adalah serangan paling mematikan yang terjadi di Afghanistan dalam beberapa tahun terakhir.
"Tadi malam, penduduk setempat menemukan 17 mayat tentara Afghanistan yang penuh dengan peluru di Distrik Warduj," kata Abdul Marouf Rasekh, Juru Bicara Gubernur Provinsi Badakhshan, Rabu (6/3/2013), seperti dikutip dari Al-Arabiya.
Taliban mengaku bertanggung jawab atas serangan itu. Tetapi, Taliban mengatakan bahwa kematian itu terjadi selama pertempuran, dan bukan setelah tentara ditangkap.
"Para prajurit semuanya tewas di medan perang," kata juru bicara Taliban, Zabiullah Mujahid dalam sebuah pernyataan. "Sejumlah besar amunisi dan dua kendaraan juga disita dalam pertempuran itu," tambahnya.
Pasukan pemerintah Afghanistan telah semakin menderita akibat serangan gerilyawan saat mereka mempersiapkan diri untuk mengambil tanggung jawab atas keamanan nasional, ketika sebagian besar pasukan tempur NATO ditarik pada 2014 mendatang.
Serangan di Badakhshan akan meningkatkan kekhawatiran, bahwa pasukan Afghanistan belum bisa menjaga keamanan di seluruh negeri, di mana invasi pimpinan AS menggulingkan rezim Taliban pada 2001.
Jenderal James Mattis, Komandan Komando Pusat Amerika Serikat bersikeras, bahwa pasukan Afghanistan belum mampu mengemban tanggung jawab keamanan di negeri itu. "Tidak akan ada lagi keraguan, itu bukan pendapat. Ini adalah fakta. Afghanistan melakukan sebagian besar pertempuran," kata Mattis.
"Tadi malam, penduduk setempat menemukan 17 mayat tentara Afghanistan yang penuh dengan peluru di Distrik Warduj," kata Abdul Marouf Rasekh, Juru Bicara Gubernur Provinsi Badakhshan, Rabu (6/3/2013), seperti dikutip dari Al-Arabiya.
Taliban mengaku bertanggung jawab atas serangan itu. Tetapi, Taliban mengatakan bahwa kematian itu terjadi selama pertempuran, dan bukan setelah tentara ditangkap.
"Para prajurit semuanya tewas di medan perang," kata juru bicara Taliban, Zabiullah Mujahid dalam sebuah pernyataan. "Sejumlah besar amunisi dan dua kendaraan juga disita dalam pertempuran itu," tambahnya.
Pasukan pemerintah Afghanistan telah semakin menderita akibat serangan gerilyawan saat mereka mempersiapkan diri untuk mengambil tanggung jawab atas keamanan nasional, ketika sebagian besar pasukan tempur NATO ditarik pada 2014 mendatang.
Serangan di Badakhshan akan meningkatkan kekhawatiran, bahwa pasukan Afghanistan belum bisa menjaga keamanan di seluruh negeri, di mana invasi pimpinan AS menggulingkan rezim Taliban pada 2001.
Jenderal James Mattis, Komandan Komando Pusat Amerika Serikat bersikeras, bahwa pasukan Afghanistan belum mampu mengemban tanggung jawab keamanan di negeri itu. "Tidak akan ada lagi keraguan, itu bukan pendapat. Ini adalah fakta. Afghanistan melakukan sebagian besar pertempuran," kata Mattis.
(esn)