India terbitkan UU pelarangan jual beli telur Dinosaurus
A
A
A
Sindonews.com - Pemerintah India akan merilis Undang-Undang pemeliharaan fosil purbakala. Isinya, pemerintah India akan melarang praktik jual beli fosil telur dinosaurus, Minggu (3/1/2013), seperti dilansir Times of India.
Menteri Kehutanan India Madhya Pradesh mengatakan, UU pemeliharaan fosil purbakala tersebut dibuat untuk menghentikan maraknya aksi penjualan telur dinosaurus. Praktik ilegal itu dilakukan oleh penduduk di Padlya, negara bagian Madya Pradesh, wilayah yang diyakini lokasi sarang dinosaurus di India.
Sebab, wilayah seluas 89 hektare yang dilindungi oleh pemerintah India sejak 2007 itu telah tumbuh subur menjadi lokasi perburuan telur dinosaurus.
"Tidak ada yang tahu sudah berapa banyak telur dinosaurus yang digali. Tapi dengan adanya UU pemeliharaan fosil purbakala ini pemerintah dapat melarang kepemilikan dan penjualan fosil dinosaurus," terang Pradesh.
Sejumlah ahli purbakala India mengatakan penduduk lokal menjual sebutir telur dengan harga yang sangat murah yakni USD 10 atau sekira Rp97 ribu. Padahal, telur telur yang kebanyakan berasal dari periode Cretaceous, 145-60 juta tahun yang lalu itu di pasar internasional layak dihargai USD 190 ribu atau sekira Rp 1,84 miliar.
Menteri Kehutanan India Madhya Pradesh mengatakan, UU pemeliharaan fosil purbakala tersebut dibuat untuk menghentikan maraknya aksi penjualan telur dinosaurus. Praktik ilegal itu dilakukan oleh penduduk di Padlya, negara bagian Madya Pradesh, wilayah yang diyakini lokasi sarang dinosaurus di India.
Sebab, wilayah seluas 89 hektare yang dilindungi oleh pemerintah India sejak 2007 itu telah tumbuh subur menjadi lokasi perburuan telur dinosaurus.
"Tidak ada yang tahu sudah berapa banyak telur dinosaurus yang digali. Tapi dengan adanya UU pemeliharaan fosil purbakala ini pemerintah dapat melarang kepemilikan dan penjualan fosil dinosaurus," terang Pradesh.
Sejumlah ahli purbakala India mengatakan penduduk lokal menjual sebutir telur dengan harga yang sangat murah yakni USD 10 atau sekira Rp97 ribu. Padahal, telur telur yang kebanyakan berasal dari periode Cretaceous, 145-60 juta tahun yang lalu itu di pasar internasional layak dihargai USD 190 ribu atau sekira Rp 1,84 miliar.
(esn)