Pasca tragedi pemerkosaan, perempuan India ramai-ramai berlatih bela diri
A
A
A
Sindonews.com - Setelah tiga pekan tragedi pemerkosaan yang menghebohkan New Delhi, para perempuan India meningkatkan kewaspadaan. Mereka pun ramai-ramai menggeluti latihan bela diri.
Pelatih bela diri, Anuj Sharma, mengungkapkan bahwa dia mendapatkan banyak permintaan dari para perempuan untuk melatih kemampuan mempertahankan diri. ”Ada peningkatan yang permintaan untuk pelatihan bela diri dan pelatihan perlindungan pribadi,” kata Sharma dikutip AFP.
Pelatih bela diri di Invictus Survival Sciences di Delhi selatan itu juga menegaskan bahwa banyak orang yang mulai berpikir kalau bela diri merupakan prioritas utama bagi perempuan. Saat kasus pemerkosaan belum marak, bela diri bagi perempuan menjadi suatu yang sangat asing.
Smriti Iyer,23,mengaku belajar bela diri bersama Sharma untuk melindungi diri. Apa yang dilakukan Iyer pun menarik kawan-kawan perempuannya yang ingin berlatih bela diri. Dalam latihan bela diri, Iyer diajarkan oleh Sharma mengenai dasar-dasar bela diri, menendang, memukul, bagaimana mengalahkan lawan, dan menghindari serangan.
”Setelah insiden itu, banyak orang seusia saya menyadari pentingnya latihan bela diri,”kata Iyer.
Selain bela diri, penjualan semprotan merica juga mengalami peningkatan sangat tajam. Semprotan
merica dianggap sebagai alat paling efektif dalam menghadapi ancaman dari para pria jahat.
”Sebelum insiden, kita hanya menjual beberapa kaleng dalam satu bulan. Kini, semprotan merica sangat dicari oleh para perempuan muda,” kata Jai Shankar, pemilik toko yang menjual semprotan merica di Jalan Janpath, New Delhi.
Bahkan, alarm anti-pemerkosaan juga banyak sekali diminati kaum perempuan. Kemudian, banyak perempuan yang mulai mengajukan aplikasi untuk kepemilikan senjata api. Perusahaan yang mempekerjakan perempuan hingga malam hari pun menyediakan keamanan khusus bagi para stafnya.
”Setelah tragedi itu, kita menambah sedikitnya satu petugas keamanan pada malam hari ketika banyak perempuan bekerja di pabrik kita,” ujar Anurag Mathur, manajer sumber daya manusia di sebuah perusahaan di New Delhi.
Selama ini,New Delhi dikenal sebagai kota paling rawan pemerkosaan di India. Banyak sekali kasus pemerkosaan dan kekerasan terhadap perempuan di India. Kasus yang paling menghebohkan adalah pemerkosaan terhadap gadis berusia 23 tahun oleh sekelompok pria di bus pada 16 Desember lalu.
Menariknya, sebuah jajak pendapat yang dilakukan ASSOCHAM dan dipublikasikan kemarin menunjukkan 40% produktivitas perempuan mengalami kemunduran setelah kasus tersebut, terutama mereka yang bekerja di perusahaan telekomunikasi.
Banyak pekerja perempuan yang mengurangi jam kerjanya atau bahkan mengundurkan diri karena alasan keamanan. ”Apa yang kita butuhkan adalah sistem yang dapat melindungi kita,” kata Ranjana Kumari, peneliti dari Pusat Kajian Sosial.
Pelatih bela diri, Anuj Sharma, mengungkapkan bahwa dia mendapatkan banyak permintaan dari para perempuan untuk melatih kemampuan mempertahankan diri. ”Ada peningkatan yang permintaan untuk pelatihan bela diri dan pelatihan perlindungan pribadi,” kata Sharma dikutip AFP.
Pelatih bela diri di Invictus Survival Sciences di Delhi selatan itu juga menegaskan bahwa banyak orang yang mulai berpikir kalau bela diri merupakan prioritas utama bagi perempuan. Saat kasus pemerkosaan belum marak, bela diri bagi perempuan menjadi suatu yang sangat asing.
Smriti Iyer,23,mengaku belajar bela diri bersama Sharma untuk melindungi diri. Apa yang dilakukan Iyer pun menarik kawan-kawan perempuannya yang ingin berlatih bela diri. Dalam latihan bela diri, Iyer diajarkan oleh Sharma mengenai dasar-dasar bela diri, menendang, memukul, bagaimana mengalahkan lawan, dan menghindari serangan.
”Setelah insiden itu, banyak orang seusia saya menyadari pentingnya latihan bela diri,”kata Iyer.
Selain bela diri, penjualan semprotan merica juga mengalami peningkatan sangat tajam. Semprotan
merica dianggap sebagai alat paling efektif dalam menghadapi ancaman dari para pria jahat.
”Sebelum insiden, kita hanya menjual beberapa kaleng dalam satu bulan. Kini, semprotan merica sangat dicari oleh para perempuan muda,” kata Jai Shankar, pemilik toko yang menjual semprotan merica di Jalan Janpath, New Delhi.
Bahkan, alarm anti-pemerkosaan juga banyak sekali diminati kaum perempuan. Kemudian, banyak perempuan yang mulai mengajukan aplikasi untuk kepemilikan senjata api. Perusahaan yang mempekerjakan perempuan hingga malam hari pun menyediakan keamanan khusus bagi para stafnya.
”Setelah tragedi itu, kita menambah sedikitnya satu petugas keamanan pada malam hari ketika banyak perempuan bekerja di pabrik kita,” ujar Anurag Mathur, manajer sumber daya manusia di sebuah perusahaan di New Delhi.
Selama ini,New Delhi dikenal sebagai kota paling rawan pemerkosaan di India. Banyak sekali kasus pemerkosaan dan kekerasan terhadap perempuan di India. Kasus yang paling menghebohkan adalah pemerkosaan terhadap gadis berusia 23 tahun oleh sekelompok pria di bus pada 16 Desember lalu.
Menariknya, sebuah jajak pendapat yang dilakukan ASSOCHAM dan dipublikasikan kemarin menunjukkan 40% produktivitas perempuan mengalami kemunduran setelah kasus tersebut, terutama mereka yang bekerja di perusahaan telekomunikasi.
Banyak pekerja perempuan yang mengurangi jam kerjanya atau bahkan mengundurkan diri karena alasan keamanan. ”Apa yang kita butuhkan adalah sistem yang dapat melindungi kita,” kata Ranjana Kumari, peneliti dari Pusat Kajian Sosial.
(esn)