Tak terima disebut perang saudara, Suriah kecam PBB
A
A
A
Sindonews.com - Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Suriah mengecam perkataan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PPB) yang mengatakan bahwa saat ini Suriah dilanda perang saudara.
"Apa yang terjadi di Suriah bukanlah perang saudara melainkan, perjuangan memberantas terorisme dan menghadapi pembunuhan, mereka melakukan aksi ini karena ingin mencapai tujuan mereka. Perang saudara bertentangan dengan aspirasi warga Suriah,” ungkap Kementrian Luar Negeri Suriah seperti diberitakan dalam SANA, Kamis (14/6/2012)
Sehari sebelumnya, Sekretaris PBB yang mengawasi operasi penjagaan perdamaian di Suriah, Herve Ladsous mengatakan saat ini Suriah dilanda perang saudara dan pemerintah telang kehilangan banyak kekuasan atas sebagian besar wilayahnya.
Pemerintah Suriah berharap agar PBB menangani masalah yang terjadi di Suriah dengan objektif, tepat dan terkontrol sejalan dengan perkembangan di lapangan semenjak tim pengamat PBB masuk ke Suriah.
"Perlawanan yang dilakukan untuk menanggulangi kejahatan semakin dan memperoleh kekuasaan. Apa yang pemerintah lakukan sudah tepat," seperti disampaikan pihak Kemenlu Suriah.
Pemerintah Suriah juga membantah bahwa Suriah gagal dan tidak bersunggung-sungguh menjalankan enam point rencana utusan perdamian PBBdan Liga Arab, Kofi Annan. Pemerinta sejauh ini telah membebaskan 500 tahanan yang di tangkap sejak 15 bulan lalu.
Sedangkan tuntutan untuk melakukan gencatan senjata sulit untuk terealisasi karena teriris tidak kunjung melakukan gencatan senjata.
"Apa yang terjadi di Suriah bukanlah perang saudara melainkan, perjuangan memberantas terorisme dan menghadapi pembunuhan, mereka melakukan aksi ini karena ingin mencapai tujuan mereka. Perang saudara bertentangan dengan aspirasi warga Suriah,” ungkap Kementrian Luar Negeri Suriah seperti diberitakan dalam SANA, Kamis (14/6/2012)
Sehari sebelumnya, Sekretaris PBB yang mengawasi operasi penjagaan perdamaian di Suriah, Herve Ladsous mengatakan saat ini Suriah dilanda perang saudara dan pemerintah telang kehilangan banyak kekuasan atas sebagian besar wilayahnya.
Pemerintah Suriah berharap agar PBB menangani masalah yang terjadi di Suriah dengan objektif, tepat dan terkontrol sejalan dengan perkembangan di lapangan semenjak tim pengamat PBB masuk ke Suriah.
"Perlawanan yang dilakukan untuk menanggulangi kejahatan semakin dan memperoleh kekuasaan. Apa yang pemerintah lakukan sudah tepat," seperti disampaikan pihak Kemenlu Suriah.
Pemerintah Suriah juga membantah bahwa Suriah gagal dan tidak bersunggung-sungguh menjalankan enam point rencana utusan perdamian PBBdan Liga Arab, Kofi Annan. Pemerinta sejauh ini telah membebaskan 500 tahanan yang di tangkap sejak 15 bulan lalu.
Sedangkan tuntutan untuk melakukan gencatan senjata sulit untuk terealisasi karena teriris tidak kunjung melakukan gencatan senjata.
()