2015, ASEAN pastikan bentuk AEC
A
A
A
Sindonews.com – Perdana Menteri Thailand, Yingluck Shinawatra, dalam Konferensi World Economic Forum di Bangkok , Thailand, mengatakan, negara anggota ASEAN pada 2015 akan mendirikan sebuah kelompok ekonomi ASEAN (AEC).
Yingluck sangat berharap pembentukan sebuah pasar bebas seperti AEC akan diikuti oleh negara lain di kawasan Asia Timur dan seterusnya. “Kami mengakui, pembentukan AEC memang sangat terkendala oleh konektivitas fisik. Misalnya pembangunan infrastruktur SKRL (Singaporeâ€Kunming Rail Link), yang menghubungkan, China, Laos, Malaysia, dan Singapura diperkirakan baru akan selesai 2020 mendatang,”ungkap Yingluck seperti diberitakan dalam Peopledaily, Jumat (1/5/2012)
ASEAN tidak hanya terkendala ketersediaan fasilitas infrastruktur. Kami juga masih harus melakukan pembenahan non- infrastruktur. Misalnya hukum, regulasi yang akan menjamin pergerakan barang, dan manusia. Di sisi lain, negara anggota ASEAN juga harus mencegah kegiatan ilegal dan penyelundupan narkoba.
Sementara itu, Presiden Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengatakan masalah ekonomi bukan satu-satunya tujuan bersama yang akan dicapai oleh ASEAN. Menurut SBY, egara anggota ASEAN harus menjadikan Asia Tenggara kawasan yang stabil dan damai.
“AEC tidak akan mengekang 10 anggota ASEAN. Kelompok ekonomi ini bisa dilihat berdasarkan dua perspektif, yakni hubungan yang dijalin intra ASEAN dan juga ekstra ASEAN. Yakni ASEAN dengan East Asia Summit, yakni China, Jepang, India, Korea, Rusia dan Amerika Serikat,” ungkap SBY.
Perdana Menteri Vietnam, Nguyen Tan Dung mengatakan interkonektivias yag kuat akan membuat negara Asia Tenggara tidak akan mudah terpengaruh dengan kondisi yang terjadi di wilayah regional lain
"Kerja sama regional akan meningkatkan konektivitas sehingga membuat wilayah Timur semakin kuat dan tahan guncangan eksternal," ungkap Perdana Menteri Vietnam, Nguyen Tan Dung
Perdana Menteri Bahrain, H.R.H. Pangeran Al Khalifa mengatakan AEC akan menjadi inspirasi bagi kelompok ekonomi di negara lain di kawasan regional lain, termasuk di kawasan teluk.
Yingluck sangat berharap pembentukan sebuah pasar bebas seperti AEC akan diikuti oleh negara lain di kawasan Asia Timur dan seterusnya. “Kami mengakui, pembentukan AEC memang sangat terkendala oleh konektivitas fisik. Misalnya pembangunan infrastruktur SKRL (Singaporeâ€Kunming Rail Link), yang menghubungkan, China, Laos, Malaysia, dan Singapura diperkirakan baru akan selesai 2020 mendatang,”ungkap Yingluck seperti diberitakan dalam Peopledaily, Jumat (1/5/2012)
ASEAN tidak hanya terkendala ketersediaan fasilitas infrastruktur. Kami juga masih harus melakukan pembenahan non- infrastruktur. Misalnya hukum, regulasi yang akan menjamin pergerakan barang, dan manusia. Di sisi lain, negara anggota ASEAN juga harus mencegah kegiatan ilegal dan penyelundupan narkoba.
Sementara itu, Presiden Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengatakan masalah ekonomi bukan satu-satunya tujuan bersama yang akan dicapai oleh ASEAN. Menurut SBY, egara anggota ASEAN harus menjadikan Asia Tenggara kawasan yang stabil dan damai.
“AEC tidak akan mengekang 10 anggota ASEAN. Kelompok ekonomi ini bisa dilihat berdasarkan dua perspektif, yakni hubungan yang dijalin intra ASEAN dan juga ekstra ASEAN. Yakni ASEAN dengan East Asia Summit, yakni China, Jepang, India, Korea, Rusia dan Amerika Serikat,” ungkap SBY.
Perdana Menteri Vietnam, Nguyen Tan Dung mengatakan interkonektivias yag kuat akan membuat negara Asia Tenggara tidak akan mudah terpengaruh dengan kondisi yang terjadi di wilayah regional lain
"Kerja sama regional akan meningkatkan konektivitas sehingga membuat wilayah Timur semakin kuat dan tahan guncangan eksternal," ungkap Perdana Menteri Vietnam, Nguyen Tan Dung
Perdana Menteri Bahrain, H.R.H. Pangeran Al Khalifa mengatakan AEC akan menjadi inspirasi bagi kelompok ekonomi di negara lain di kawasan regional lain, termasuk di kawasan teluk.
()