AS tuding China agresor cyber terbesar di dunia
A
A
A
Sindonews.com - Pentagon sebut China sebagai negara agresor cyber (dunia maya) nomer satu di dunia terhadap sistem pertahanan Amerika Serikat (AS).
Dalam laporan yang dirilis oleh Pentagon, "China sangat gigih meretas sistem cyber AS, kegiatan mata-mata merupakan sebuah ancaman nyata bagi perekonomian AS," seperti diberitakan dalam RT, Sabtu (19/5/2012).
Laporan rutin Pentagon kali ini menyoroti pengembangan militer dan keamanan China tahun 2012. Pentagon mengatakan, jumlah biaya yang dihabiskan oleh China untuk belanja militer pada tahun 2011 mencapai USD180 miliar, lebih besar dari angka yang diperkirakan oleh Pentagon. Pentagon menilai dana tersebut diinvestasi untuk mengumpulkan data intelejen strategis dengan cara meretas cyber.
"Orang China adalah pelaku kejahatan yang paling aktif dalam memata-matai kegiatan ekonomi. China berupaya mengumpulkan informasi teknologi dan pertumbuhan ekonomi AS, jika dibiarkan maka mereka akan mengancam pertumbuhan ekonomi AS," ungkap laporan tersebut.
Pentagon tidak menyebutkan secara detail institusi atau individu mana yang melakukan peretasan cyber terhadap AS, mereka hanya mengungkap mata-mata berasal dari China.
Asisten Sekretaris Pertahanan, AS, David Helvey mengatakan AS yakin bahwa serangan cyber terhadap pertahanan AS datang dari China namun AS masih menahan diri untuk tidak menunjuk pemerintah China secara langsung. Ia prihatin terhadap China yang menginvestasikan dana dalam jumlah besar untuk perang dunia maya. Operasi ini sangat mengganggu AS dan juga negara lain di dunia.
Berdasarkan hasil penelitian yang kelompok Capital Alpha Partners LLC, jika China berhasil memanfaatkan spionase cyber maka China akan mengeluarkan senjata baru yang setara dengan milik AS.
Selain itu, rencana pengembangan militer dan keamanan China tahun 2012 bertujuan untuk melestarikan kekuasaan partai komunis dan memungkinkan penyerangan ke Selat Taiwan. "Sejauh ini , tidak ada tanda-tanda China akan mundur dari Selat Taiwan," ungkap Helvey.
Hubungan China dan Taiwan semakin buruk setelah AS menjual senjata ke Taiwan. Pemerintah China tidak segan-segan menyerang Taiwan jika mereka berani memerdekakan diri dari China. China menilai kemerdekaan merupakan pembangkangan dan harus disembuhkan.
Pentagon menilai meningkatkan kekuatan Angkatan Laut China bertujuan menakut-nakuti pemerintah AS, dengan pengembangkan rudal balistik anti kapal yang akan menjadi ancaman bagi kapal induk AS.
Dalam laporan yang dirilis oleh Pentagon, "China sangat gigih meretas sistem cyber AS, kegiatan mata-mata merupakan sebuah ancaman nyata bagi perekonomian AS," seperti diberitakan dalam RT, Sabtu (19/5/2012).
Laporan rutin Pentagon kali ini menyoroti pengembangan militer dan keamanan China tahun 2012. Pentagon mengatakan, jumlah biaya yang dihabiskan oleh China untuk belanja militer pada tahun 2011 mencapai USD180 miliar, lebih besar dari angka yang diperkirakan oleh Pentagon. Pentagon menilai dana tersebut diinvestasi untuk mengumpulkan data intelejen strategis dengan cara meretas cyber.
"Orang China adalah pelaku kejahatan yang paling aktif dalam memata-matai kegiatan ekonomi. China berupaya mengumpulkan informasi teknologi dan pertumbuhan ekonomi AS, jika dibiarkan maka mereka akan mengancam pertumbuhan ekonomi AS," ungkap laporan tersebut.
Pentagon tidak menyebutkan secara detail institusi atau individu mana yang melakukan peretasan cyber terhadap AS, mereka hanya mengungkap mata-mata berasal dari China.
Asisten Sekretaris Pertahanan, AS, David Helvey mengatakan AS yakin bahwa serangan cyber terhadap pertahanan AS datang dari China namun AS masih menahan diri untuk tidak menunjuk pemerintah China secara langsung. Ia prihatin terhadap China yang menginvestasikan dana dalam jumlah besar untuk perang dunia maya. Operasi ini sangat mengganggu AS dan juga negara lain di dunia.
Berdasarkan hasil penelitian yang kelompok Capital Alpha Partners LLC, jika China berhasil memanfaatkan spionase cyber maka China akan mengeluarkan senjata baru yang setara dengan milik AS.
Selain itu, rencana pengembangan militer dan keamanan China tahun 2012 bertujuan untuk melestarikan kekuasaan partai komunis dan memungkinkan penyerangan ke Selat Taiwan. "Sejauh ini , tidak ada tanda-tanda China akan mundur dari Selat Taiwan," ungkap Helvey.
Hubungan China dan Taiwan semakin buruk setelah AS menjual senjata ke Taiwan. Pemerintah China tidak segan-segan menyerang Taiwan jika mereka berani memerdekakan diri dari China. China menilai kemerdekaan merupakan pembangkangan dan harus disembuhkan.
Pentagon menilai meningkatkan kekuatan Angkatan Laut China bertujuan menakut-nakuti pemerintah AS, dengan pengembangkan rudal balistik anti kapal yang akan menjadi ancaman bagi kapal induk AS.
()