China warning bahaya lomba bikin senjata

Selasa, 20 Maret 2012 - 17:16 WIB
China warning bahaya...
China warning bahaya lomba bikin senjata
A A A
Sindonews.com - Hari ini, pemerintah China memperingatkan bahaya akibat perlombaan memproduksi senjata yang terjadi di wilayah Asia.

Peringatan pemerintah China menyusul terungkapnya laporan bahwa kawasan Asia Pasifik adalah wilayah pengimpor senjata terbesar dari hasil produksi senjata Eropa, sperti dilansir dalam VOA, Selasa (20/3/2012)

Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Pusat Studi Perdamaian Internasional Stockholm yang dilakukan minggu ini, wilayah Asia Pasifik menyumbang 44 persen impor senjata hasil produksi Eropa. Angka ini merupakan angka teratas dalam lima tahun terakhir.

Berdasarkan laporan yang diperoleh dari SIPRI, posisi China sebagai negara teratas dalam ekspor senjata turun menjadi peringkat keempat. Penurunan itu diikuti dengan meningkatnya kapasitas ekspor senjata China dalam beberapa tahun terakhir.

Dalam laporan yang sama, posisi teratas kini ditempati oleh India, diikuti oleh Korea Selatan, China, Pakistan, dan Singapura. Ekspor senjata dari Eropa meningkat 24 persen antara tahun 2007 sampai 2011. Laporan itu dibuat berdasarkan perbandingan dalam lima tahun.

Dalam sebuah editorial surat kabar, Global Times membantah kabar bahwa kebangkitan perekonomian China ikut mendongkrak semangat pembuatan senjata di wilayah Asia Pasifik.

Kabar itu yang membuat Amerika Serikat (AS) berhenti untuk mendukung China. Negeri paman Sam malah mendukung berbagai negara di kawasan Asia Pasifik untuk menentang menguatnya pengaruh China. Kabar itu juga mendorong AS dan China untuk terus mengadakan pembicaraan serius tentang isu keamanan di wilayah Asia Pasifik.

Sebelumnya, pemerintah China mengkritik pemerintahan Obama yang berencana menyeimbangkan kekuatan militer di Asia. Washington membantah bahwa langkah itu dimaksudkan untuk membendung meningkatnya pengaruh China. Itu dipertegas dengan meningkatnya klaim sengketa teritorial di Laut China Selatan.
()
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0751 seconds (0.1#10.140)