PM Tibet kecam kekerasan di Sichuan
A
A
A
Sindonews.com - Pemerintah Tibet di pengasingan Kamis 26 Januari 2012 mengecam kekerasan yang terjadi di wilayah etnis Tibet di Provinsi Sichuan, China barat daya.
Perdana Menteri (PM) Tibet Lobsang Sangay di pengasingan Dharamsala, India Utara, mengecam penembakan yang dilakukan polisi China terhadap ratusan demonstran Tibet di Sichuan pekan ini, yang menewaskan enam orang dan melukai lebih dari 60 orang lainnya.
“Karena aksi mengerikan semacam itu dan represi sistematis terhadap etnis Tibet, kebencian dan kemarahan etnis Tibet terhadap pemerintah China semakin besar sejak pemberontakan pada 2008,” tegas pernyataan tertulis Lobsang Sangay seperti dikutip Reuters.
“Anda (pemimpin China) tidak akan pernah memahami keluhan etnis Tibet dan memulihkan stabilitas di Tibet melalui kekerasan dan pembunuhan. Satu-satunya cara untuk menyelesaikan isu Tibet dan menciptakan perdamaian jangka panjang ialah menghormati hak-hakrakyat Tibetdanmelalui dialog,” tegas Lobsang Sangay.
Pada Selasa 24 Januari 2012, sedikitnya satu etnis Tibet tewas dalam bentrok di Seda, atau disebut Serthar oleh etnis Tibet. Bentrok terjadi setelah polisi melepas tembakan ke arah demonstran.
“Bentrok itu mengakibatkan lapangan di kota itu bersimbah darah dan penuh gas air mata,” papar pernyataan Kampanye Internasional untuk Tibet (ICT) yang berbasis di Washington, Amerika Serikat (AS).
Kelompok lain, Free Tibet, mengungkapkan bahwa sedikitnya dua etnis Tibet tewas dan banyak yang terluka saat unjuk rasa di Seda. Menurut laporan berbagai kelompok advokasi etnis Tibet, dua etnis Tibet tertembak mati oleh polisi pada Senin (23/1) dalam unjuk rasa terpisah di Kota Luhuo, yang disebut Drango atau Draggo oleh etnis Tibet.(azh)
Perdana Menteri (PM) Tibet Lobsang Sangay di pengasingan Dharamsala, India Utara, mengecam penembakan yang dilakukan polisi China terhadap ratusan demonstran Tibet di Sichuan pekan ini, yang menewaskan enam orang dan melukai lebih dari 60 orang lainnya.
“Karena aksi mengerikan semacam itu dan represi sistematis terhadap etnis Tibet, kebencian dan kemarahan etnis Tibet terhadap pemerintah China semakin besar sejak pemberontakan pada 2008,” tegas pernyataan tertulis Lobsang Sangay seperti dikutip Reuters.
“Anda (pemimpin China) tidak akan pernah memahami keluhan etnis Tibet dan memulihkan stabilitas di Tibet melalui kekerasan dan pembunuhan. Satu-satunya cara untuk menyelesaikan isu Tibet dan menciptakan perdamaian jangka panjang ialah menghormati hak-hakrakyat Tibetdanmelalui dialog,” tegas Lobsang Sangay.
Pada Selasa 24 Januari 2012, sedikitnya satu etnis Tibet tewas dalam bentrok di Seda, atau disebut Serthar oleh etnis Tibet. Bentrok terjadi setelah polisi melepas tembakan ke arah demonstran.
“Bentrok itu mengakibatkan lapangan di kota itu bersimbah darah dan penuh gas air mata,” papar pernyataan Kampanye Internasional untuk Tibet (ICT) yang berbasis di Washington, Amerika Serikat (AS).
Kelompok lain, Free Tibet, mengungkapkan bahwa sedikitnya dua etnis Tibet tewas dan banyak yang terluka saat unjuk rasa di Seda. Menurut laporan berbagai kelompok advokasi etnis Tibet, dua etnis Tibet tertembak mati oleh polisi pada Senin (23/1) dalam unjuk rasa terpisah di Kota Luhuo, yang disebut Drango atau Draggo oleh etnis Tibet.(azh)
()