Putin akan bentuk blok perdagangan Uni Eurasia
A
A
A
Sindonews.com - Pemimpin Rusia, Vladimir Putin punya misi membentuk sebuah Blok Moskow Baru. Blok Uni Eurasia ini tidak akan didasarkan pada ideologi, tapi tentang perdagangan seperti dikutip AP, Selasa (3/1/2012).
Konsep integrasi ekonomi bagi kawasan Eropa mungkin telah kehilangan daya tarik bagi negara-negara di kawasan itu, di mana krisis keuangan telah mengancam Euro. Kendati demikian, beberapa negara di Eropa Timur terus berjuang untuk keluar dari krisis ekonomi selama 20 tahun setelah merdeka.
Gagasan untuk membentuk kolompok perdagangan Eurasia sebelumnya pernah dikeluarkan pada tahun 1990 oleh Presiden Kazakhstan Nursultan Nazarbayav. Namun ide ini terlupakan karena masing-masing masih sibuk dengan masalah domestiknya.
Blok Uni Eurasia akan didirikan pada 2015 dan akan menjadi prioritas kebijakan luar negeri Putin sebagai antisipasi masa jabatan periode yang kedua. Walupun sejauh ini kekuasaan Putin masih aman, namun tercemarnya praktik pemilu untuk perlemen menjadi satu hal yang mengancam otoritas Putin.
Dia membayangkan bahwa blok perdagangan ini nantinya akan dimulai dari negara yang terletak di pingigir timur Eropa Tengah ke Pantai Pasifik arah selatan menuju Pegunungan Pamir di Afganistan.
Sebelumnya Rusia, Belarus, dan Kazaktan telah membuat kesepakatan perdagangan bebas meliputi kebebasan perpindahan barang dan modal lintas perbatasan di atara negara itu. Kesepakatan perjanjian perdaganga bebas di antara ketiga negara tersebut mulai berlaku pada 1 Januari. Bagi Rusia, kesepakatan perdagangan ini menciptakan pasar baru.
Sementara itu Tajikistan dan Kirgistan, negara yang terletak di kawasan Asia Tengah akan menyusul menjadi bagian dari perdagangan bebas ekonomi Rusia, Belarus, dan Kazakhstan.
Sebelumnya, mantan Presiden Kirgistan Roza Otunbayeva mengatakan, nasib bangsanya sangat berkaitan dengan Uni Eurasia. "Aliran tenaga kerja, jasa, dan pergerakan modal pastinya akan diarahkan ke Rusia dan Kazakhstan".
Tidak seperti blok perdagangan Uni Eropa, blok perdagangan ini sepertinya murni memiliki kepentingan perdagangan. Baik Belarus dan Kazakstan tidak memiliki keinginan yang kuat untuk melepaskan kedaulatan kepada Rusia. Kerja sama perdagangan ini juga tidak membuat Rusia menjadi pusat kekuatan.
Konsep integrasi ekonomi bagi kawasan Eropa mungkin telah kehilangan daya tarik bagi negara-negara di kawasan itu, di mana krisis keuangan telah mengancam Euro. Kendati demikian, beberapa negara di Eropa Timur terus berjuang untuk keluar dari krisis ekonomi selama 20 tahun setelah merdeka.
Gagasan untuk membentuk kolompok perdagangan Eurasia sebelumnya pernah dikeluarkan pada tahun 1990 oleh Presiden Kazakhstan Nursultan Nazarbayav. Namun ide ini terlupakan karena masing-masing masih sibuk dengan masalah domestiknya.
Blok Uni Eurasia akan didirikan pada 2015 dan akan menjadi prioritas kebijakan luar negeri Putin sebagai antisipasi masa jabatan periode yang kedua. Walupun sejauh ini kekuasaan Putin masih aman, namun tercemarnya praktik pemilu untuk perlemen menjadi satu hal yang mengancam otoritas Putin.
Dia membayangkan bahwa blok perdagangan ini nantinya akan dimulai dari negara yang terletak di pingigir timur Eropa Tengah ke Pantai Pasifik arah selatan menuju Pegunungan Pamir di Afganistan.
Sebelumnya Rusia, Belarus, dan Kazaktan telah membuat kesepakatan perdagangan bebas meliputi kebebasan perpindahan barang dan modal lintas perbatasan di atara negara itu. Kesepakatan perjanjian perdaganga bebas di antara ketiga negara tersebut mulai berlaku pada 1 Januari. Bagi Rusia, kesepakatan perdagangan ini menciptakan pasar baru.
Sementara itu Tajikistan dan Kirgistan, negara yang terletak di kawasan Asia Tengah akan menyusul menjadi bagian dari perdagangan bebas ekonomi Rusia, Belarus, dan Kazakhstan.
Sebelumnya, mantan Presiden Kirgistan Roza Otunbayeva mengatakan, nasib bangsanya sangat berkaitan dengan Uni Eurasia. "Aliran tenaga kerja, jasa, dan pergerakan modal pastinya akan diarahkan ke Rusia dan Kazakhstan".
Tidak seperti blok perdagangan Uni Eropa, blok perdagangan ini sepertinya murni memiliki kepentingan perdagangan. Baik Belarus dan Kazakstan tidak memiliki keinginan yang kuat untuk melepaskan kedaulatan kepada Rusia. Kerja sama perdagangan ini juga tidak membuat Rusia menjadi pusat kekuatan.
()