Mohammad Shareef Pengubur Jenazah Orang-orang yang Dilupakan Keluarga

Sabtu, 14 Maret 2020 - 11:28 WIB
Mohammad Shareef Pengubur...
Mohammad Shareef Pengubur Jenazah Orang-orang yang Dilupakan Keluarga
A A A
Butuh waktu satu bulan bagi polisi untuk memberitahu Mohammad Shareef tentang kematiananaknya, Mohammad Rais. Namun, dia tidak diberi tahu bagaimana anaknya tewas dan dimana jenazahnya. Yang dia tahu hanyalah anaknya menjadi satu dari hampir 2.000 korban tewas dalam kerusuhan antar agama pada 1992.

”Sampai sekarang, saya tidak tahu di mana anak saya dimakamkan. Polisi hanya memberi tahu bahwajenazahnya membusuk,” ujar Shareef, dikutip BBC. Sebulan kemudian, Shareef menyaksikan petugas polisi melemparkan jenazah ke sungai. Dia terkejut dan menduga anaknya juga kemungkinan bernasib serupa.

Sejak peristiwa itu, Shareef bertekad memberikan pemakaman yang layak bagi mayat-mayat yang dilupakan keluarga. Di India, banyak mayat yang menumpuk diberbagai tempat. Mereka rata-rata merupakan korban kecelakaan lalu lintas. Keluarga korban tidak datang karena tidak memiliki biaya yang cukup.

Sebagian pasien yang meninggal di rumah sakit (RS) berasal dari keluarga miskin. Mereka yang dilupakan biasanya jauh dari kampung halaman. Dengan absennya keluarga, mayat korban tidak pernah dimakamkan. Untuk menghemat waktu dan uang, para petugas biasanya membuang mayat langsung ke sungai.

Shareef juga curiga anaknya dibuang di Sungai Gomti yang mengalir melewati Kota Sultanpur, tempat anaknya bekerja sebagai ahli kimia. Lokasinya sekitar 65 kilometer dari rumahnya. Saat situasi di Sultanpur bergejolak, dia hanya dapat berharap cemas. Rais lalu tidak pernah menghubungi keluarganya di rumah.

”Setelah anak saya hilang, saya mencarinya ke mana-mana selama sebulan seperti orang gila, tapi saya tidak menemukannya. Saya bahkan pergi ke Sultanpur,” ujar Shareef. Kabar buruk yang dikhawatirkan Shareef dan istrinya, Bibi, akhirnya tiba di rumahnya. Rais telah tewas. Trauma itu menimbulkan depresi berat.

Kesedihan Shareef dan Bibi bertambah setelah mereka tidak dapat melihat dan mengubur anaknya. Shareef lalu memutuskan tidak akan membiarkan mayat yang tidak dikenal di wilayahnya dibuang ke sungai. Dengan sukarela dan tanpa memedulikan gengsi, dia memberi tahu polisi tentang keinginannya tersebut.

Sebagian keluarga, tetangga, dan temannya terkejut dengan profesi baru Shareef. Mereka bahkan cenderung menjauh karena takut tertular penyakit. Namun, hal itu tidak menggoyahkannya. Sekalipun harus melewatkan pesta pernikahan dan festival, dia tetap mempertahankan keputusannya mengubur mayat. (Muh Shamil)
(ysw)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6664 seconds (0.1#10.140)