Dokter China Whistle Blower Virus Corona Ikut Tertular

Selasa, 04 Februari 2020 - 21:52 WIB
Dokter China Whistle Blower Virus Corona Ikut Tertular
Dokter China Whistle Blower Virus Corona Ikut Tertular
A A A
BEIJING - Seorang dokter di China yang menjadi target pihak berwenang setelah memberikan peringatan tentang virus Corona di masa-masa awal wabah ikut tertular. Menurut sebuah laporan, ia kini berbaring dengan penyakit mematikan itu.

Menurut CNN, Li Wenliang (34) memposting peringatan mengerikan di grup alumni sekolah kedokterannya di aplikasi WeChat bahwa tujuh orang dari pasar makanan laut di Wuhan telah dikarantina di rumah sakitnya karena penyakit mirip SARS.

"Saya hanya ingin mengingatkan teman-teman sekelas universitas saya untuk berhati-hati," kata Li mengingatkan kembali memori akan epidemi SARS yang merenggut ratusan nyawa di tengah-tengah upaya pemerintah menutup-nutupinya pada tahun 2003, seperti dikutip dari New York Post, Selasa (4/2/2020).

Tetapi dalam beberapa jam dari apa yang dimaksudkan dokter mata itu untuk menjadi peringatan pribadi, tangkapan layar dari pesan-pesannya telah menyebar mengeksposnya sebagai whistle blower.

“Ketika saya melihat mereka (pesan-pesannya) beredar di dunia maya, saya menyadari bahwa itu di luar kendali saya dan saya mungkin akan dihukum,” kata Li, yang dituduh polisi menyebarkan rumor, kepada CNN dari ranjang perawatan intensifnya setelah didiagnosis pada hari Sabtu.

Pada hari Li mengirim pesan kepada teman-temannya, pejabat kesehatan Wuhan memberi tahu fasilitas medis di kota pusat penyerbaran virus itu bahwa beberapa pasien dari Pasar Grosir Makanan Laut Huanan mengidap “pneumonia yang tidak diketahui.”

"Setiap organisasi atau individu tidak diizinkan untuk memberikan informasi perawatan kepada publik tanpa izin," Komisi Kesehatan kota itu memperingatkan.

Pada 31 Desember, otoritas Wuhan mengumumkan wabah dan memberi tahu Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Tiga hari kemudian, Li dicaci maki oleh polisi karena menyebarkan desas-desus di dunia maya dan sangat mengganggu ketertiban. Ia pun dipaksa untuk menandatangani pernyataan yang mengakui "pelanggaran ringannya" dan berjanji untuk tidak melakukan tindakan melanggar hukum tambahan, CNN melaporkan.

Pada 10 Januari, setelah tanpa sadar merawat pasien yang terinfeksi virus corona, Li mulai batuk, demam pada hari berikutnya dan dirawat di rumah sakit sehari setelah itu.

Kondisinya semakin memburuk sehingga ia dirawat di unit perawatan intensif dan diberi dukungan oksigen. Pada hari Sabtu, ia dinyatakan positif terkena virus Corona.

Di tengah kehebohan publik, Mahkamah Agung China pada 28 Januari mengecam polisi Wuhan karena menghukum "para pembuat rumor."

"Itu mungkin merupakan hal yang beruntung karena membatasi virus corona, jika masyarakat mendengarkan 'desas-desus' ini pada waktu itu, dan mengadopsi langkah-langkah seperti mengenakan topeng, desinfeksi yang ketat dan menghindari pergi ke pasar satwa liar," kata Mahkamah Agung, CNN melaporkan.

Polisi Wuhan kemudian mengeluarkan pernyataan yang mengatakan bahwa delapan orang hanya melakukan pelanggaran "minor" karena menyebarkan informasi yang tidak diverifikasi.

"Jika Wuhan memperhatikan (peringatan Li) saat itu dan mengambil tindakan pencegahan aktif,di mana kita berdiri sekarang sebulan kemudian bisa menjadi gambaran yang sama sekali berbeda," seseorang mengatakan di media sosial.

Polisi Wuhan belum menanggapi permintaan CNN untuk memberikan komentar terkait hal ini dan Komisi Kesehatan Kota menolak memberikan komentar.

Hingga hari ini, virus Corona telah merenggut setidaknya 427 nyawa, hampir semuanya di China, dan menginfeksi lebih dari 20.000 orang di seluruh dunia.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.2979 seconds (0.1#10.140)