Kepergok Minum Obat Anti Demam, Turis Wuhan Ditolak Naik Pesawat

Selasa, 28 Januari 2020 - 23:22 WIB
Kepergok Minum Obat Anti Demam, Turis Wuhan Ditolak Naik Pesawat
Kepergok Minum Obat Anti Demam, Turis Wuhan Ditolak Naik Pesawat
A A A
TOKYO - Ketakutan akan tertularnya virus Corona Wuhan memicu terjadinya drama di sebuah bandara di Jepang. Sekelompok penumpang pesawat dari Shanghai menolak naik pesawat yang sama dengan 16 wisatawan asal Wuhan, China, setelah diduga melihat mereka diam-diam meminum obat anti demam di bandara.

Drama ini dilaporkan terjadi kemarin ketika kedua kelompok penumpang itu bersiap untuk pulang dari Bandara Internasional Chubu Centrair dekat kota Nagoya.

Dilaporkan sekitar 70 wisawatan asal Shanghai memprotes, menuntut maskapai penerbangan melarang 16 warga Wuhan naik ke pesawat. Para pemrotes takut mereka akan menyebarkan virus Corona ke lain. Aksi protes ini menyebabkan penerbangan tertunda hingga lima jam.

Menurut blog yang ditulis wartawan China Xi Jingbo yang mengutip saksi mata, hal ini dipicu setelah seorang wanita paruh baya dari Shanghai melihat sejumlah orang yang duduk berseberangan dengannya di ruang tunggu bandara berbicara satu sama lain dalam dialek Wuhan.

"Wanita itu kemudian melihat penumpang asal Wuhan meminum obat penurun demam dan dengan cepat memberi tahu penumpang lainnya tentang hal tersebut," bunyi laporan itu.

"Sekelompok penduduk asli Shanghai kemudian bergegas ke konter dan mengatakan kepada seorang pekerja maskapai penerbangan 'orang-orang Wuhan ini demam, dan tidak bisa dibiarkan naik ke pesawat'," tambah wartawan itu seperti dikutip dari Daily Mail, Selasa (28/1/2020).

Sementara itu seorang pengguna jejaring sosial asli China, Weibo, yang mengaku berasal dari Wuhan menulis tentang kejadian tersebut.

"Kita tidak bisa kembali ke rumah jam. Tetapi setengah jam sebelum waktu keberangkatan, kelompok orang Shanghai ini mengeluh ke bandara dan menolak untuk melakukan penerbangan yang sama dengan kami. Apakah mereka benar-benar teman sebangsa kita?" tulisnya.

"Kami juga korban. Ketika kami pergi, pemerintah tidak menutup kota. Kami di sini bukan untuk menghindari bencana, kami menikmati liburan seperti biasa. Siapa yang akan memikirkan situasi ini?" imbuhnya.

Namun, alih-alih mendapatkan dukungan, simpati justru diberikan kepada orang-orang yang terbang bersama warga asal Wuhan.

"Saya mendengar beberapa orang dalam penerbangan Anda mengalami demam. Jadi mereka punya alasan untuk menolak naik (penerbangan bersama Anda)," tulis seorang netizen.

Netizen lain menulis: "Silakan lakukan karantina sukarela."

Sebuah sumber mengungkapkan insiden itu terjadi hanya setengah jam sebelum pesawat China Southern Airlines dengan nomor penerbangan CZ380 lepas landas dari Nagoya ke Shanghai.

Para penumpang dari Wuhan pada akhirnya diizinkan untuk terbang setelah staf dari Konsulat Jenderal China di Nagoya yang dipanggil oleh pihak maskapai melakukan mediasi dengan kedua pihak.

Pihak bandara juga mengirim pekerja untuk mengukur suhu tubuh setiap penumpang dan menemukan salah satu dari mereka yang mengalami sedikit demam. Penumpang yang sakit ini dikatakan telah dipindahkan dari penerbangan.

Menurut Komisi Kesehatan Shanghai, penerbangan itu hanya membawa 27 penumpang, termasuk 19 orang yang telah ke Wuhan dalam waktu dua minggu sebelum perjalanan mereka.

"Ke-19 penumpang duduk di kabin yang berbeda dengan yang lain," kata Komisi Kesehatan Shanghai dalam konferensi persnya kemarin.

"Mereka menerima pemeriksaan kesehatan setelah mereka tiba di Shanghai, dan tidak ada kelainan yang terdeteksi," kata para pejabat.

Semua penumpang di pesawat saat ini dalam karantina.

Peristiwa ini terjadi ketika Jepang mengkonfirmasi dua kasus terbaru virus Corona Wuhan, termasuk satu pasien yang belum pernah ke Wuhan dan tertular virus melalui penularan dari manusia ke manusia. Sampai hari ini, enam orang telah didiagnosis terjangkit virus Corona Wuhan di Jepang.

Virus Corona Wuhan telah menewaskan 106 orang di China dan telah menyebar ke seluruh dunia. Tercatat lebih dari 60 orang di 17 negara dan teritori di luar daratan China menderita virus ini, termasuk kasus baru di Kamboja, Sri Lanka, dan Jerman. Thailand sejauh ini mencatat jumlah infeksi tertinggi di luar China dengan 14 pasien.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3276 seconds (0.1#10.140)