Netanyahu Cabut Upayanya Dapat Kekebalan Hukum dari Tuntutan
A
A
A
TEL AVIV - Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu menyatakan dia mencabut upayanya mendapat kekebalan parlemen dari tuntutan pengadilan dalam kasus korupsi.
PM terlama yang menjabat di Israel itu menjelaskan, proses mendapat kekebalan di parlemen akan menjadi "sirkus" dan dia tidak ingin terlibat dalam "permainan kotor" itu.
Netanyahu yang menyangkal semua tuduhan terhadapnya itu menegaskan, "Saya informasikan pada ketua parlemen (Knesset) bahwa saya mencabut permintaan kekebalan saya."
Kasus korupsi itu kini maju ke pengadilan. Proses pengadilan dapat berlangsung beberapa bulan atau tahun. Tokoh sayap kanan itu akan mengikuti pemilu pada Mei dan tidak ada kewajiban hukum untuk mundur dari jabatannya.
Netanyahu kini berada di Washington untuk bertemu Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menjelang peluncuran rencana damai Israel-Palestina versi Trump. Palestina telah menolak rencana Trump itu sejak awal karena dianggap hanya menguntungkan Israel.
Jaksa Agung Israel Avichai Mandelblit mendakwa Netanyahu dalam kasus korupsi. Ini pertama kali dakwaan korupsi terhadap PM Israel yang masih menjabat. Dakwaan diluncurkan pada November setelah investigasi lama. Dakwaan itu termasuk penyuapan, pelanggaran kepercayaan dan penipuan.
Lawan-lawan politik Netanyahu, termasuk mantan jenderal Benny Gantz dari sayap tengah terus menyoroti kasus korupsi itu selama kampanye.
Netanyahu didakwa menerima hadiah senilai USD264.000, termasuk cerutu dan champagne, dari sejumlah pengusaha dan mendapat liputan media yang menguntungkan dari surat kabar terlaris di Israel, Yedioth Ahronoth dan website Walla.
Netanyahu terancam penjara 10 tahun jika terbukti bersalah dalam kasus penyuapan dan maksimal tiga tahun untuk dakwaan penipuan dan pelanggaran kepercayaan.
PM terlama yang menjabat di Israel itu menjelaskan, proses mendapat kekebalan di parlemen akan menjadi "sirkus" dan dia tidak ingin terlibat dalam "permainan kotor" itu.
Netanyahu yang menyangkal semua tuduhan terhadapnya itu menegaskan, "Saya informasikan pada ketua parlemen (Knesset) bahwa saya mencabut permintaan kekebalan saya."
Kasus korupsi itu kini maju ke pengadilan. Proses pengadilan dapat berlangsung beberapa bulan atau tahun. Tokoh sayap kanan itu akan mengikuti pemilu pada Mei dan tidak ada kewajiban hukum untuk mundur dari jabatannya.
Netanyahu kini berada di Washington untuk bertemu Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menjelang peluncuran rencana damai Israel-Palestina versi Trump. Palestina telah menolak rencana Trump itu sejak awal karena dianggap hanya menguntungkan Israel.
Jaksa Agung Israel Avichai Mandelblit mendakwa Netanyahu dalam kasus korupsi. Ini pertama kali dakwaan korupsi terhadap PM Israel yang masih menjabat. Dakwaan diluncurkan pada November setelah investigasi lama. Dakwaan itu termasuk penyuapan, pelanggaran kepercayaan dan penipuan.
Lawan-lawan politik Netanyahu, termasuk mantan jenderal Benny Gantz dari sayap tengah terus menyoroti kasus korupsi itu selama kampanye.
Netanyahu didakwa menerima hadiah senilai USD264.000, termasuk cerutu dan champagne, dari sejumlah pengusaha dan mendapat liputan media yang menguntungkan dari surat kabar terlaris di Israel, Yedioth Ahronoth dan website Walla.
Netanyahu terancam penjara 10 tahun jika terbukti bersalah dalam kasus penyuapan dan maksimal tiga tahun untuk dakwaan penipuan dan pelanggaran kepercayaan.
(sfn)