Mahathir Kecam Sanksi AS Terhadap Iran
A
A
A
BANGKOK - Perdana Menteri Malaysia, Mahathir Mohamad memgecam sanksi yang dijatuhkan oleh Amerika Serikat (AS) terhadap Iran. Mahathir menyebut, sanksi tersebut menganggu kerjasama antara negara.
Berbicara di sela-sela KTT ASEAN di Bangkok, Thailand, seperti dilansir PressTV pada Senin (4/11/2019), Mahathir mengatakan, negaranya tidak dapat melakukan perdagangan dengan Iran, sebagai akibat sanksi sepihak Washington terhadap Teheran. Dia menyebut sanksi itu bertentangan dengan ketentuan PBB.
"Tidak ada ketentuan di PBB bahwa suatu negara, yang tidak puas dengan negara lain, dapat menjatuhkan sanksi pada negara itu dan negara-negara lain yang berdagang dengan negara itu," kata Mahathir, sambil mengkritik dampak penghambatan akibat sanksi sepihak AS terhadap Iran dalam perdagangan Kuala Lumpur dengan Teheran.
Dia juga menolak menerapkan sanksi terhadap sebuah negara dengan menyebutnya sebagai tindakan melawan hukum. "Sanksi itu tidak berlaku untuk satu negara saja," katanya, seraya menyebut bahwa Malaysia sekarang sedang dikenai sanksi.
Mahathir lebih lanjut mengkritik mereka yang banyak bicara tentang aturan hukum, perdagangan dan hubungan berbasis aturan, tetapi gagal untuk mematuhi prinsip-prinsip mereka sendiri tanpa memilih negara mana pun.
Pernyataan Mahathir datang di tengah laporan yang menunjukkan bahwa bank-bank di Malaysia menutup rekening individu dan perusahaan Iran, dalam apa yang diyakini sebagai upaya pencegahan agar mereka tidak terkena dampak sanksi AS.
Berbicara di sela-sela KTT ASEAN di Bangkok, Thailand, seperti dilansir PressTV pada Senin (4/11/2019), Mahathir mengatakan, negaranya tidak dapat melakukan perdagangan dengan Iran, sebagai akibat sanksi sepihak Washington terhadap Teheran. Dia menyebut sanksi itu bertentangan dengan ketentuan PBB.
"Tidak ada ketentuan di PBB bahwa suatu negara, yang tidak puas dengan negara lain, dapat menjatuhkan sanksi pada negara itu dan negara-negara lain yang berdagang dengan negara itu," kata Mahathir, sambil mengkritik dampak penghambatan akibat sanksi sepihak AS terhadap Iran dalam perdagangan Kuala Lumpur dengan Teheran.
Dia juga menolak menerapkan sanksi terhadap sebuah negara dengan menyebutnya sebagai tindakan melawan hukum. "Sanksi itu tidak berlaku untuk satu negara saja," katanya, seraya menyebut bahwa Malaysia sekarang sedang dikenai sanksi.
Mahathir lebih lanjut mengkritik mereka yang banyak bicara tentang aturan hukum, perdagangan dan hubungan berbasis aturan, tetapi gagal untuk mematuhi prinsip-prinsip mereka sendiri tanpa memilih negara mana pun.
Pernyataan Mahathir datang di tengah laporan yang menunjukkan bahwa bank-bank di Malaysia menutup rekening individu dan perusahaan Iran, dalam apa yang diyakini sebagai upaya pencegahan agar mereka tidak terkena dampak sanksi AS.
(esn)