Ratusan Bocah Dibebaskan dari 'Rumah Siksaan' Berkedok Sekolah di Nigeria

Sabtu, 28 September 2019 - 00:35 WIB
Ratusan Bocah Dibebaskan dari Rumah Siksaan Berkedok Sekolah di Nigeria
Ratusan Bocah Dibebaskan dari 'Rumah Siksaan' Berkedok Sekolah di Nigeria
A A A
LAGOS - Polisi Nigeria telah menyelamatkan ratusan anak laki-laki dari "rumah siksaan" setelah menggerebek sebuah sekolah Islam. Sejumlah siswa berusia sembilan tahun diduga disiksa, dilecehkan secara seksual dan dibelenggu ke dinding.

Petugas polisi yang menyerbu bangunan di kota utara Kaduna mengatakan mereka menemukan hampir 500 pria dan anak-anak laki yang kurus. Dari jumlah itu 100 diantaranya telah ditahan dengan rantai di ruang bawah tanah yang sempit, beberapa telah dikurung selama beberapa bulan.

Pemilik perusahaan dan tujuh tersangka yang digambarkan sebagai guru ditangkap setelah para korban mengatakan kepada polisi mereka telah disodomi, kelaparan, dan sering dipukuli oleh staf sekolah. Beberapa bahkan mungkin telah tewas.

Polisi merilis foto punggung seorang bocah lelaki yang penuh dengan bekas luka yang dalam.

“Kami menemukan sekitar 100 siswa, termasuk anak-anak semuda sembilan, dalam rantai yang diisi di sebuah ruangan kecil,” kata juru bicara kepolisian negara bagian Kaduna, Yakubu Sabo, kepada wartawan.

“Para korban dilecehkan. Beberapa dari mereka mengatakan mereka disodomi oleh guru mereka," imbuhnya seperti dikutip dari The Telegraph, Minggu (28/9/2019)

Para pejabat otoritas setempat mengatakan bangunan itu berfungsi sebagai sekolah Islam dan juga pusat rehabilitasi orang dewasa. Anak-anak berusia lima tahun ada diantara yang diselamatkan. Meskipun tidak ada anak seusia itu yang dibelenggu di ruang bawah tanah, semua yang diselamatkan tampaknya ditahan bertentangan dengan kehendak mereka.

Kerabat para korban dilaporkan ditipu karena diyakini jika sekolah itu adalah lembaga Islam swasta yang sah di mana para siswa dapat mempelajari Al Quran dan melanjutkan kursus sekuler.

Para korban mengatakan kunjungan orang tua diizinkan setiap tiga bulan sekali. Kunjungan itu dilakukan di luar gedung dan dipantau dengan cermat.

Namun, kadang-kadang, kerabat tampak berkolusi dengan pihak sekolah. Salah seorang korban yang selamat, Bello Hamza, mengatakan bahwa ia telah ditipu untuk mendaftar ke kursus matematika terapan oleh anggota keluarga yang ingin mengambil alih bagiannya dari warisan.

"Saya telah menghabiskan tiga bulan di sini dengan rantai di kaki saya," katanya.

“Mereka mengaku mengajar Quran dan Islam tetapi mereka melakukan banyak hal lain di sini. Mereka menundukkan yang lebih muda dengan homoseksualitas," ungkapnya.

“Mereka mengikat orang dan menggantung mereka dari langit-langit. Dalam kunjungan singkat saya di sini, seseorang meninggal akibat penyiksaan,” ujarnya.

Sekolah ini dipahami telah beroperasi selama satu dekade. Sekolah itu tidak menarik perhatian sampai polisi menerima informasi minggu ini dari seorang tetangga yang melaporkan aktivitas mencurigakan di gedung itu.

Pemilik sekolah, yang belum diidentifikasi, membantah tuduhan pelecehan. Dia mengakui bahwa beberapa siswa ditahan, tetapi berusaha untuk membenarkan tindakannya.

"Mereka yang dirantai adalah orang-orang yang keras kepala yang berusaha melarikan diri," katanya kepada wartawan. "Mereka yang tidak berusaha melarikan diri tidak dirantai," imbuhnya.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5106 seconds (0.1#10.140)