NU Sepakati Kerjasama Pendidikan dengan Yayasan Maarif, Turki
A
A
A
ISTANBUL - Nahdlatul Ulama (NU) sepakat membangun kerjasama pendidikan dengan Yayasan Maarif, Turki. Kesepakatan itu dicapai saat kunjungan Rais 'Am Syuriah NU, KH Miftahul Achyar, ke Kantor Pusat Yayasan Maarif di Istanbul, Turki.
Menurut keterangan Kedutaan Besar Indonesia (KBRI) di Ankara yang diterima Sindonews pada Kamis (25/7), dalam pertemuan tersebut, Miftahul diterima langsung oleh Ketua Yayasan Maarif, Professor Birol Akgun, serta Anggota Dewan Pembina Yayasan lainnya.
Sementara itu, Miftahul, selain didampingi okeh Duta Besar RI untuk Turki, Lalu Muhamad Iqbal dan Konjen RI di Istanbul, Herry Sudradjat juga didampingi oleh Sekretaris Dewan Syuriah, KH Zulfa Mustofa, serta para pengurus Majelis Syuriah NU lainnya.
Beberapa area kerjasama pendidikan yang dibahas antara lain pemberian beasiswa di bidang-bidang sain dan teknologi di berbagai universitas di Turki serta penjajakan pengembangan sekolah bersama, termasuk di bidang vokasi. Kedua pihak sepakat untuk nantinya menuangkan rencana tersebut dalam sebuah nota kesepahaman bersama.
"NU kan mendukung sepenuhnya visi Presiden. Presiden dalam lima tahun ke depan mau memperkuat SDM, khususnya pendidikan vokasi. Jadi NU dengan jaringan pesantrennya juga ingin ikut mengisi visi Presiden itu," ucap Miftahul.
"Turki ini salah satu negara berpenduduk mayoritas Muslim yang sangat maju industrinya. Sekolah-sekolah vokasinya setiap tahun meluluskan ratusan ribu tenaga teknis yang handal yang langsung dapat diserap oleh industri mereka. NU ingin belajar pengalaman itu, karena sebagian besar basis NU saat ini menjadi kawasan-kawasan industri. Lagipula NU mudah bekerjasama dengan Turki karena sebagai sesama penganut Ahlussunah wal jamaah, pemahaman keislamannya sudah sama," sambungnya.
Yayasan Maarif sendiri memandang kerjasamanya dengan NU sebagai sesuatu yang sangat penting dalam pengembangan programnya ke depan.
"Kami memiliki 99 kerjasama internasional dengan Pemerintah dan organisasi Islam non-pemerintah. Ini belum lengkap tanpa Indonesia dalam peta tersebut. Kerjasama dengan NU dan Muhammadiyah akan menjadi komponen sangat penting, apalagi NU adalah organisasi Islam terbesar di dunia saat ini," ujar Akgun.
Yayasan Maarif sendiri adalah yayasan yang dibentuk Pemerintah Turki melalui undang-undang pada tahun 2016. Yayasan tersebut diberikan kewenangan untuk melakukan kerjasama pendidikan serta mendirikan dan mengelola pendidikan di luar negeri, mulai dari tingkat pra-sekolah hingga perguruan tinggi. Yayasan ini didukung sepenuhnya oleh kementerian-kementerian terkait di Turki.
Menurut keterangan Kedutaan Besar Indonesia (KBRI) di Ankara yang diterima Sindonews pada Kamis (25/7), dalam pertemuan tersebut, Miftahul diterima langsung oleh Ketua Yayasan Maarif, Professor Birol Akgun, serta Anggota Dewan Pembina Yayasan lainnya.
Sementara itu, Miftahul, selain didampingi okeh Duta Besar RI untuk Turki, Lalu Muhamad Iqbal dan Konjen RI di Istanbul, Herry Sudradjat juga didampingi oleh Sekretaris Dewan Syuriah, KH Zulfa Mustofa, serta para pengurus Majelis Syuriah NU lainnya.
Beberapa area kerjasama pendidikan yang dibahas antara lain pemberian beasiswa di bidang-bidang sain dan teknologi di berbagai universitas di Turki serta penjajakan pengembangan sekolah bersama, termasuk di bidang vokasi. Kedua pihak sepakat untuk nantinya menuangkan rencana tersebut dalam sebuah nota kesepahaman bersama.
"NU kan mendukung sepenuhnya visi Presiden. Presiden dalam lima tahun ke depan mau memperkuat SDM, khususnya pendidikan vokasi. Jadi NU dengan jaringan pesantrennya juga ingin ikut mengisi visi Presiden itu," ucap Miftahul.
"Turki ini salah satu negara berpenduduk mayoritas Muslim yang sangat maju industrinya. Sekolah-sekolah vokasinya setiap tahun meluluskan ratusan ribu tenaga teknis yang handal yang langsung dapat diserap oleh industri mereka. NU ingin belajar pengalaman itu, karena sebagian besar basis NU saat ini menjadi kawasan-kawasan industri. Lagipula NU mudah bekerjasama dengan Turki karena sebagai sesama penganut Ahlussunah wal jamaah, pemahaman keislamannya sudah sama," sambungnya.
Yayasan Maarif sendiri memandang kerjasamanya dengan NU sebagai sesuatu yang sangat penting dalam pengembangan programnya ke depan.
"Kami memiliki 99 kerjasama internasional dengan Pemerintah dan organisasi Islam non-pemerintah. Ini belum lengkap tanpa Indonesia dalam peta tersebut. Kerjasama dengan NU dan Muhammadiyah akan menjadi komponen sangat penting, apalagi NU adalah organisasi Islam terbesar di dunia saat ini," ujar Akgun.
Yayasan Maarif sendiri adalah yayasan yang dibentuk Pemerintah Turki melalui undang-undang pada tahun 2016. Yayasan tersebut diberikan kewenangan untuk melakukan kerjasama pendidikan serta mendirikan dan mengelola pendidikan di luar negeri, mulai dari tingkat pra-sekolah hingga perguruan tinggi. Yayasan ini didukung sepenuhnya oleh kementerian-kementerian terkait di Turki.
(esn)