Boris Johnson Tetap Rendah Hati, Dukungan Mulai Mengalir

Senin, 17 Juni 2019 - 09:04 WIB
Boris Johnson Tetap...
Boris Johnson Tetap Rendah Hati, Dukungan Mulai Mengalir
A A A
LONDON - Boris Johnson kini sudah mulai mendapatkan dukungan sebagai Perdana Menteri (PM) Inggris mendatang menggantikan Theresa May yang akan mengundurkan diri. Johnson tetap berjanji akan mengantarkan Inggris untuk keluar dari Uni Eropa (UE) pada akhir Oktober mendatang, meskipun tanpa ada kesepakatan.

Meski mendatangkan dukungan dari kandidat PM lainnya, mantan wali kota dan menteri luar negeri Johnson tetap rendah hati. Dia tetap menyakini dirinya tetap akan mendapatkan dukungan publik Inggris untuk memimpin Partai Konservatif.

Publikasi gratis yang terbatas sebenarnya merugikan Johnson dalam beberapa tahun terakhir. Namanya pun hilang dari media Inggris. Tetapi, konsistensinya dalam perjuangan Brexit (Britain Exit) menjadikan Johnson tetap mendapatkan hati di sebagian publik Inggris. Apalagi, dia juga mendapatkan dukungan besar pada pemungutan suara putaran pertama. Tim Johnson pun yakin dukungan terhadapnya akan semakin besar pada pemungutan suara tahap kedua.

Kenapa Johnson bisa menjadi PM Inggris menggantikan May? Dalam pandangan jurnalis senior CNN, Luke McGee, Johnson lebih populer dibandingkan May di kalangan konservatif. Kebanyakan pendukung Konservatif sangat percaya dengan politikus Konservatif garis keras seperti Johnson.

“Sumber diplomatik Eropa menyatakan sebagian 27 anggota UE mendukung pandangan Presiden Prancis Emmanuel Macron untuk hasil tanpa kesepakatan,” ujar McGee. Itu merupakan hal yang tidak diperjuangkan. “UE ingin permasalahan Brexit berakhir, tetapi tidak ingin melepaskan Irlandia,” katanya.

Johnson tetap berkomitmen agar Inggris meninggalkan UE sesuai tenggat waktu dan tidak meminta perpanjangan. Meskipun, dia mengatakan Brexit tanpa kesepakatan bukan hal yang diinginkan. Tetapi, dia tidak khawatir jika Inggris keluar UE tanpa kesepakatan.

Selama ini, Johnson juga mendapatkan dukungan utama dari pendukung Brexit. Dia dipercaya bisa memecah kebuntuan di parlemen. Ketika tidak ada kesepakatan di parlemen dan UE, dia pun akan memutuskan akan keluar dari UE tanpa kesepakatan.

Namun demikian, perlawanan terhadap Johnson tetap ada. Banyak kandidat PM yang menjadi pesaingnya tetap mempertanyakan janjinya agar Inggris keluar dari UE pada 31 Oktober sebagai hal yang tidak masuk akal. Itu justru akan menyebabkan Inggris bercerai dari UE tanpa kesepakatan.

“Perbedaan antara saya dan Boris adalah saya mencoba untuk mencapai kesepakatan,” kata Menteri Luar Negeri Inggris Jeremy Hunt, yang berada pada posisi kedua pada perebutan kursi PM. (Andika Hendra M)
(nfl)
Berita Terkait
Belajar Bahasa Inggris...
Belajar Bahasa Inggris Sambil Mancing di Kampung Inggris Sawangan
Kerajaan Inggris Resmi...
Kerajaan Inggris Resmi Deklarasikan Charles III sebagai Penguasa Inggris
PM Inggris Rishi Sunak...
PM Inggris Rishi Sunak Disebut Tidak Tersentuh
Otoritas Italia Perketat...
Otoritas Italia Perketat Prokes Fans Inggris Jelang Laga Ukraina vs Inggris
Kampung Inggris Kediri...
Kampung Inggris Kediri Sabet Dua Rekor MURI
Prabowo Bertemu PM Inggris...
Prabowo Bertemu PM Inggris Keir Starmer, Bahas Peningkatan Kerja Sama Indonesia-Inggris
Berita Terkini
Ini Pidato Pertama Paus...
Ini Pidato Pertama Paus Leo XIV usai Terpilih
4 jam yang lalu
Profil Robert Prevost,...
Profil Robert Prevost, Paus Pertama dari Amerika Serikat
4 jam yang lalu
Paus Baru Robert Prevost...
Paus Baru Robert Prevost akan Bergelar Paus Leo XIV
5 jam yang lalu
BREAKING NEWS! Robert...
BREAKING NEWS! Robert Prevost Terpilih sebagai Paus Baru
5 jam yang lalu
Xi Jinping Tegaskan...
Xi Jinping Tegaskan Rusia dan China akan Lawan Paksaan di Panggung Dunia
5 jam yang lalu
BREAKING NEWS! Asap...
BREAKING NEWS! Asap Putih Muncul dari Cerobong Kapel Sistina, Paus Baru telah Terpilih
6 jam yang lalu
Infografis
AS Mulai Bagikan Info...
AS Mulai Bagikan Info Intel Ruang Angkasa Sensitif China-Rusia
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved