Ini Serius, Rumah di Italia Dijual Cuma Rp16.000
A
A
A
MUSSOMELI - Para penduduk di kota Mussomeli, Sisilia tengah, Italia, menjual rumah yang ditinggalkan hanya seharga €1 atau sekitar Rp16.000. Kendengarannya lelucon, tapi ini nyata.
Valeria Sorce, seorang agen properti di Mussomeli mengatakan kepada South China Morning Post bahwa lebih dari 100 rumah di kawasan kota tua itu memang dijual seperti yang diiklankan di situs web www.case1euro.it.
"Semua rumah—besar dan kecil—dijual dengan harga €1," kata Sorce. Beberapa rumah, kata dia, memiliki luas 300 meter persegi.
Sorce mengatakan bahwa para pemilik rumah telah pindah ke bagian kota yang lebih baru dan tidak ingin membayar pajak properti tahunan untuk rumah-rumah terlantar. Pajak itu bisa mencapai €350 atau sekitar Rp5,6 juta untuk tempat tinggal seluas 100 meter persegi.
Banyak kota kecil di Italia mengosongkan dengan cepat ketika penduduk pindah ke tempat kerja dan tinggal di kota.
Karena fenomena yang berkembang ini, banyak dari mereka telah mengambil langkah-langkah untuk menarik lebih banyak penduduk.
Gangi, kota lain di Sisilia, mulai membagikan rumah secara gratis pada tahun 2015, dengan syarat pembeli membangun kembali properti dalam waktu tiga tahun.
Biaya sebenarnya untuk memiliki rumah di Mussomeli—sebuah kota yang mayoritas beragama Katolik—adalah antara USD4.000 hingga USD6.450 atau Rp57,4 juta hingga Rp92,6 juta. Angka itu akumulasi dari biaya-biaya lain yang ditetapkan otoritas kota setempat.
Laporan lain mengatakan bahwa siapa pun yang membeli rumah-rumah telantar itu harus merenovasinya dalam waktu tiga tahun atau kehilangan deposit sekitar USD8.000 atau sekitar Rp114,8 juta.
Menurut Sorce, pemerintah kota belum memutuskan apakah perlu setoran uang untuk membeli rumah. Tetapi dia mengatakan bahwa pembeli harus menanggung biaya perbaikan rumah, yang dapat berkisar antara €20.000 hingga €100.000 atau Rp321,3 juta hingga Rp1,6 miliar.
“Itu bukan kota hantu; kami memiliki rumah sakit, sekolah, dan bahkan supermarket Lidl besar di sini," katanya, yang dilansir Kamis (9/5/2019). “Ada pub dan restoran; Anda dapat menemukan banyak hal untuk dilakukan. Ini adalah kota yang damai dan tenang. Anda bisa bersantai di sini."
Agen itu mengatakan banyak orang asing sudah memiliki rumah di Mussomeli, termasuk orang Amerika, Inggris, Prancis, Belgia, dan Australia.
"Kami memiliki penduduk China di sini, tetapi ia sudah lama tinggal karena ia bekerja di sini," kata Sorce. Dia biasanya tidak menerima banyak pertanyaan dari pembeli China.
“Kami pernah meminta orang Korea Selatan mengunjungi kota kami dan melihat-lihat rumah-rumah tetapi pada akhirnya mereka tidak membeli," ujarnya.
Valeria Sorce, seorang agen properti di Mussomeli mengatakan kepada South China Morning Post bahwa lebih dari 100 rumah di kawasan kota tua itu memang dijual seperti yang diiklankan di situs web www.case1euro.it.
"Semua rumah—besar dan kecil—dijual dengan harga €1," kata Sorce. Beberapa rumah, kata dia, memiliki luas 300 meter persegi.
Sorce mengatakan bahwa para pemilik rumah telah pindah ke bagian kota yang lebih baru dan tidak ingin membayar pajak properti tahunan untuk rumah-rumah terlantar. Pajak itu bisa mencapai €350 atau sekitar Rp5,6 juta untuk tempat tinggal seluas 100 meter persegi.
Banyak kota kecil di Italia mengosongkan dengan cepat ketika penduduk pindah ke tempat kerja dan tinggal di kota.
Karena fenomena yang berkembang ini, banyak dari mereka telah mengambil langkah-langkah untuk menarik lebih banyak penduduk.
Gangi, kota lain di Sisilia, mulai membagikan rumah secara gratis pada tahun 2015, dengan syarat pembeli membangun kembali properti dalam waktu tiga tahun.
Biaya sebenarnya untuk memiliki rumah di Mussomeli—sebuah kota yang mayoritas beragama Katolik—adalah antara USD4.000 hingga USD6.450 atau Rp57,4 juta hingga Rp92,6 juta. Angka itu akumulasi dari biaya-biaya lain yang ditetapkan otoritas kota setempat.
Laporan lain mengatakan bahwa siapa pun yang membeli rumah-rumah telantar itu harus merenovasinya dalam waktu tiga tahun atau kehilangan deposit sekitar USD8.000 atau sekitar Rp114,8 juta.
Menurut Sorce, pemerintah kota belum memutuskan apakah perlu setoran uang untuk membeli rumah. Tetapi dia mengatakan bahwa pembeli harus menanggung biaya perbaikan rumah, yang dapat berkisar antara €20.000 hingga €100.000 atau Rp321,3 juta hingga Rp1,6 miliar.
“Itu bukan kota hantu; kami memiliki rumah sakit, sekolah, dan bahkan supermarket Lidl besar di sini," katanya, yang dilansir Kamis (9/5/2019). “Ada pub dan restoran; Anda dapat menemukan banyak hal untuk dilakukan. Ini adalah kota yang damai dan tenang. Anda bisa bersantai di sini."
Agen itu mengatakan banyak orang asing sudah memiliki rumah di Mussomeli, termasuk orang Amerika, Inggris, Prancis, Belgia, dan Australia.
"Kami memiliki penduduk China di sini, tetapi ia sudah lama tinggal karena ia bekerja di sini," kata Sorce. Dia biasanya tidak menerima banyak pertanyaan dari pembeli China.
“Kami pernah meminta orang Korea Selatan mengunjungi kota kami dan melihat-lihat rumah-rumah tetapi pada akhirnya mereka tidak membeli," ujarnya.
(mas)