Profesor di Korsel Paksa Mahasiswanya Buatkan Tesis untuk Putrinya

Selasa, 26 Maret 2019 - 23:45 WIB
Profesor di Korsel Paksa Mahasiswanya Buatkan Tesis untuk Putrinya
Profesor di Korsel Paksa Mahasiswanya Buatkan Tesis untuk Putrinya
A A A
SEOUL - Seorang profesor sebuah universitas di Seoul memaksa mahasiswanya untuk menulis tesis putrinya agar bisa masuk ke sekolah kedokteran elit. Hal itu terungkap dari sebuah laporan pemerintah. Ini adalah skandal terbaru yang menghantam sistem pendidikan hiper-kompetitif Korea Selatan (Korsel).

Profesor itu, yang mengajar di Universitas Sungkyunkwan Seoul, membuat mahasiswa pascasarjananya melakukan percobaan tiga bulan - dan bahkan meminta mereka untuk mengarang hasilnya - sebelum putrinya menerbitkan temuan itu dalam jurnal akademis atas namanya sendiri.

Anak perempuan itu kemudian memasukkan tesis ke dalam aplikasi sekolah kedokteran gigi Universitas Nasional Seoul - institusi terbaik dari jenisnya di negara itu - dan mendapatkan penerimaan tahun lalu.

kementerian pendidikan mengatakan telah meminta jaksa penuntut untuk menyelidiki apakah ada hukum yang dilanggar.

"Kementerian Pendidikan berencana meminta universitasnya untuk mengeluarkan profesor itu," kata seorang pejabat seperti dikutip dari AFP, Selasa (26/3/2019).

Penyelidikan menemukan bahwa profesor meminta salah satu muridnya melakukan pekerjaan sukarela selama 54 jam - mengubah buku menjadi braille - atas nama putrinya, yang mana ia dibayar USD440.

"Anak perempuan itu juga memenangkan sejumlah penghargaan akademik untuk poster dan laporan penelitian yang sebenarnya diselesaikan oleh mahasiswa ibunya," katanya.

Telah dilaporkan secara luas bahwa mahasiswa pascasarjana negara itu sering mengalami pelecehan dan eksploitasi - termasuk bekerja berjam-jam di lab dan menjalankan tugas seperti binatu untuk profesor mereka.

Korsel terkenal karena sistem pendidikannya yang sangat kompetitif dan kinerja akademis dipandang penting dalam mendefinisikan kehidupan orang dewasa, memegang kunci untuk pekerjaan terbaik, status sosial dan bahkan prospek perkawinan.

Banyak orang tua merasa tertekan untuk mengirim anak-anak mereka ke sekolah-sekolah top negara dan kerap menjadi berita utama karena menipu sistem - termasuk kasus seorang guru sekolah menengah yang ditangkap tahun lalu dengan tuduhan mencuri surat-surat ujian untuk putrinya.

Politisi top, termasuk menteri pendidikan saat ini Yoo Eun-hae, telah meminta maaf di masa lalu atas penyimpangan etika terkait dengan pendidikan anak-anak mereka.

Yoo tahun lalu mengaku memalsukan alamat rumahnya untuk mendaftarkan putrinya di sekolah dasar bergengsi di Seoul pusat.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6650 seconds (0.1#10.140)