RUDN Siapkan Sumber Daya Manusia Negara Berkembang
A
A
A
MOSKOW - Berdirinya Universitas Persahabatan Bangsa-Bangsa Rusia atau Peoples’ Friendship University of Russia (RUDN) di Moskow tidak lepas dari sejarah hubungan Indonesia-Rusia (Uni Soviet). Hal itu disampaikan Duta Besar RI untuk Rusia merangkap Belarus M. Wahid Supriyadi saat didaulat menjadi salah satu presidium pada acara peringatan 59 tahun berdirinya RUDN di kampus RUDN, Moskow, Jumat (8/2).
Menurut Dubes Wahid, pendirian RUDN tidak hanya merupakan sejarah bagi bangsa-bangsa yang muda dan sedang berkembang, seperti Indonesia, tetapi juga menunjukkan pentingnya pembangunan sumber daya manusia untuk menjadikan negara berkembang bisa bergerak maju.
Pada 21 Februari 1960 atau hanya 16 hari setelah RUDN didirikan, di Universitas Gadjah Mada, Ketua Dewan Menteri Uni Soviet Nikita S. Khruschev untuk pertama kalinya menyampaikan ke publik bahwa Pemerintah Uni Soviet telah memutuskan mendirikan Peoplesí Friendship University di Moskow.
Pernyataan itu disampaikan di tengahtengah kunjungan resminya ke Indonesia. Pendirian universitas tersebut dimaksudkan membantu mempersiapkan kader-kader bangsa dari negara-negara Afrika, Amerika Latin, dan Asia.
Setelah itu, banyak mahasiswa dari negaranegara di benua itu, termasuk Indonesia yang belajar di universitas tersebut. “Saya merasa terhormat bahwa Indonesia, khususnya Universitas Gadjah Mada, tempat saya belajar menjadi bagian dari sejarah ini,” kata Dubes Wahid saat menyampaikan sambutannya di acara Round Table itu.
Setelah 59 tahun berdiri, RUDN menjadi salah satu perguruan tinggi dan pusat pendidikan serta ilmu pengetahuan yang berpengaruh dan dikenal tidak hanya di Rusia, tetapi juga di dunia. Sejumlah perguruan tinggi di Indonesia telah menjalin kerja sama dengan RUDN, seperti Universitas Gadjah Mada, Universitas Ahmad Dahlan, Universitas Sumatera Utara, dan Universitas Diponegoro.
RUDN merupakan sebuah universitas multibangsa. Saat ini di RUDN belajar lebih dari 31 ribu mahasiswa, sekitar 8500 di antaranya adalah mahasiswa asing berasal dari 155 negara termasuk Indonesia.
Para mahasiswa Indonesia tidak hanya menimba ilmu pengetahuan, tetapi juga menjalin persahabatan dan mempromosikan Indonesia. Menurut Dubes Wahid, di Rusia terdapat sekitar 600 mahasiswa Indonesia, 30 orang di antaranya studi di RUDN.
Dubes Wahid berharap para mahasiswa itu dapat memberikan kontribusi terhadap penguatan hubungan antara bangsa Indonesia dengan Rusia yang saat ini sedang menuju pada tingkat lebih tinggi, yaitu kemitraan strategis. Wakil Rektor Bidang Kerja Sama Internasional RUDN Larisa I. Efremova menyampaikan, RUDN menjalin kerja sama erat dalam program-program ilmu pengetahuan dan pendidikan dengan universitasuniversitas di Indonesia.
Ditambahkan salah satu prioritas kerja sama RUDN adalah mempersiapkan spesialis melalui penelitian ilmiah bersama di bidang kedokteran. Sementara itu, Galina Tsvyk, Wakil Kepala Departemen Negara-negara Asia di RUDN mengatakan, dalam pengembangan kerja sama dengan Indonesia, pada 14-17 Februari 2019, Tim RUDN akan berkunjung ke Jakarta untuk berpartisipasi pada pameran “Indonesia International Education and Training EXPO 2019” di Jakarta Convention Center.
Da lam kunjungan tersebut, Tim RUDN juga akan menyelenggarakan “Olimpiade Terbuka RUDN” di bidang Matematika, Kimia, dan Ilmu Kom puter bagi warga In do - nesia yang berminat me m peroleh beasiswa studi di RUDN untuk program sarjana, spesia lisasi, dan master.
Menurut Dubes Wahid, pendirian RUDN tidak hanya merupakan sejarah bagi bangsa-bangsa yang muda dan sedang berkembang, seperti Indonesia, tetapi juga menunjukkan pentingnya pembangunan sumber daya manusia untuk menjadikan negara berkembang bisa bergerak maju.
Pada 21 Februari 1960 atau hanya 16 hari setelah RUDN didirikan, di Universitas Gadjah Mada, Ketua Dewan Menteri Uni Soviet Nikita S. Khruschev untuk pertama kalinya menyampaikan ke publik bahwa Pemerintah Uni Soviet telah memutuskan mendirikan Peoplesí Friendship University di Moskow.
Pernyataan itu disampaikan di tengahtengah kunjungan resminya ke Indonesia. Pendirian universitas tersebut dimaksudkan membantu mempersiapkan kader-kader bangsa dari negara-negara Afrika, Amerika Latin, dan Asia.
Setelah itu, banyak mahasiswa dari negaranegara di benua itu, termasuk Indonesia yang belajar di universitas tersebut. “Saya merasa terhormat bahwa Indonesia, khususnya Universitas Gadjah Mada, tempat saya belajar menjadi bagian dari sejarah ini,” kata Dubes Wahid saat menyampaikan sambutannya di acara Round Table itu.
Setelah 59 tahun berdiri, RUDN menjadi salah satu perguruan tinggi dan pusat pendidikan serta ilmu pengetahuan yang berpengaruh dan dikenal tidak hanya di Rusia, tetapi juga di dunia. Sejumlah perguruan tinggi di Indonesia telah menjalin kerja sama dengan RUDN, seperti Universitas Gadjah Mada, Universitas Ahmad Dahlan, Universitas Sumatera Utara, dan Universitas Diponegoro.
RUDN merupakan sebuah universitas multibangsa. Saat ini di RUDN belajar lebih dari 31 ribu mahasiswa, sekitar 8500 di antaranya adalah mahasiswa asing berasal dari 155 negara termasuk Indonesia.
Para mahasiswa Indonesia tidak hanya menimba ilmu pengetahuan, tetapi juga menjalin persahabatan dan mempromosikan Indonesia. Menurut Dubes Wahid, di Rusia terdapat sekitar 600 mahasiswa Indonesia, 30 orang di antaranya studi di RUDN.
Dubes Wahid berharap para mahasiswa itu dapat memberikan kontribusi terhadap penguatan hubungan antara bangsa Indonesia dengan Rusia yang saat ini sedang menuju pada tingkat lebih tinggi, yaitu kemitraan strategis. Wakil Rektor Bidang Kerja Sama Internasional RUDN Larisa I. Efremova menyampaikan, RUDN menjalin kerja sama erat dalam program-program ilmu pengetahuan dan pendidikan dengan universitasuniversitas di Indonesia.
Ditambahkan salah satu prioritas kerja sama RUDN adalah mempersiapkan spesialis melalui penelitian ilmiah bersama di bidang kedokteran. Sementara itu, Galina Tsvyk, Wakil Kepala Departemen Negara-negara Asia di RUDN mengatakan, dalam pengembangan kerja sama dengan Indonesia, pada 14-17 Februari 2019, Tim RUDN akan berkunjung ke Jakarta untuk berpartisipasi pada pameran “Indonesia International Education and Training EXPO 2019” di Jakarta Convention Center.
Da lam kunjungan tersebut, Tim RUDN juga akan menyelenggarakan “Olimpiade Terbuka RUDN” di bidang Matematika, Kimia, dan Ilmu Kom puter bagi warga In do - nesia yang berminat me m peroleh beasiswa studi di RUDN untuk program sarjana, spesia lisasi, dan master.
(don)