Tak Digaji karena Shutdown, FBI Demo Pemerintah Trump
A
A
A
WASHINGTON - Kelompok karyawan federal Amerika Serikat (AS) termasuk Biro Investigasi Federal (FBI) menggelar demo terhadap pemerintah Presiden Donald Trump. Mereka menuntut gaji yang belum dibayarkan karena layanan pemerintahan sedang tutup atau shutdown.
Sudah sepekan lebih shutdown pemerintah AS terjadi. Penyebabnya, karena Kongres atau Parlemen belum menyetujui anggaran pembangunan tembok perbatasan AS-Meksiko yang diminta Trump.
Trump minta alokasi anggaran untuk pembangunan tembok itu sebesar USD25 miliar. Kongres yang dikuasai kubu Partai Demokrat tidak setuju dengan permintaan anggaran tersebut. Negosiasi pemerintah Trump dan Parlemen sejauh ini masih mengalami kebuntuan.
Sekitar 13.000 agen FBI terpengaruh oleh shutdown. Para karyawan Pengendali Lalu Lintas Udara Nasional (NATCA) telah bergabung dalam demo kelompok karyawan federal lainnya pada hari Jumat waktu Washington.
NATCA, dalam aksinya, menuduh Gedung Putih merampas upah anggota mereka yang diperoleh dengan susah payah tanpa proses hukum yang disyaratkan."Kegagalan membayar pekerja yang diwajibkan meskipun shutdown terus memiliki dampak buruk pada kehidupan karyawan federal yang setia ini," bunyi tuntutan NATCA, seperti dikutip MSNBC, Sabtu (12/1/2019).
Tuntutan NATCA adalah yang ketiga yang diajukan oleh serikat buruh karyawan federal. Serikat Pekerja Perbendaharaan Nasional (NTEU) dan Federasi Pegawai Pemerintah Amerika (AFGE) juga telah menuntut diakhirinya shutdown paling lama dalam sejarah AS tersebut.
Sekitar 800.000 pekerja federal telah terpengaruh oleh penutupan sebagian layanan pemerintah yang berkelanjutan. Menurut serikat pekerja, separuh lebih dari jumlah pekerja itu telah diminta untuk datang kerja, karena pekerjaan mereka dinyatakan penting.
Asosiasi Agen FBI (FBIAA) mengatakan sekitar 13.000 karyawan FBI telah terkena dampak shutdown pemerintah. Melalui surat terbuka, FBIAA mendesak Kongres untuk mendanai Departemen Kehakiman, yang di dalamnya mencakup FBI, karena keamanan finansial menjadi masalah keamanan nasional.
"Jika agen FBI telat membayar tagihan mereka, asosiasi memperingatkan, izin keamanan mereka dapat ditunda atau dicabut. Kurangnya dana akan membahayakan misi FBI yang sangat penting, dan mencegahnya menarik bakat-bakat top yang sudah tergoda oleh sektor swasta," tulis FBIAA dalam surat terbuka.
Presiden Donald Trump terus bersikeras membangun tembok perbatasan AS-Meksiko. Namun, Pemimpin Minoritas Senat Chuck Schumer dan Ketua Parlemen Nancy Pelosi telah berulang kali mengatakan mereka tidak akan menyetujui anggaran untuk proyek tembok itu selamanya.
Jalan keluar yang mungkin menjadi solusi dari kebuntuan ini adalah Trump menyatakan keadaan darurat nasional dan menggunakan dana cadangan Pentagon untuk membangun tembok. Meskipun dia ragu-ragu untuk melakukannya sejauh ini, ada spekulasi yang meningkat bahwa dia mungkin akan melakukannya minggu depan.
Sudah sepekan lebih shutdown pemerintah AS terjadi. Penyebabnya, karena Kongres atau Parlemen belum menyetujui anggaran pembangunan tembok perbatasan AS-Meksiko yang diminta Trump.
Trump minta alokasi anggaran untuk pembangunan tembok itu sebesar USD25 miliar. Kongres yang dikuasai kubu Partai Demokrat tidak setuju dengan permintaan anggaran tersebut. Negosiasi pemerintah Trump dan Parlemen sejauh ini masih mengalami kebuntuan.
Sekitar 13.000 agen FBI terpengaruh oleh shutdown. Para karyawan Pengendali Lalu Lintas Udara Nasional (NATCA) telah bergabung dalam demo kelompok karyawan federal lainnya pada hari Jumat waktu Washington.
NATCA, dalam aksinya, menuduh Gedung Putih merampas upah anggota mereka yang diperoleh dengan susah payah tanpa proses hukum yang disyaratkan."Kegagalan membayar pekerja yang diwajibkan meskipun shutdown terus memiliki dampak buruk pada kehidupan karyawan federal yang setia ini," bunyi tuntutan NATCA, seperti dikutip MSNBC, Sabtu (12/1/2019).
Tuntutan NATCA adalah yang ketiga yang diajukan oleh serikat buruh karyawan federal. Serikat Pekerja Perbendaharaan Nasional (NTEU) dan Federasi Pegawai Pemerintah Amerika (AFGE) juga telah menuntut diakhirinya shutdown paling lama dalam sejarah AS tersebut.
Sekitar 800.000 pekerja federal telah terpengaruh oleh penutupan sebagian layanan pemerintah yang berkelanjutan. Menurut serikat pekerja, separuh lebih dari jumlah pekerja itu telah diminta untuk datang kerja, karena pekerjaan mereka dinyatakan penting.
Asosiasi Agen FBI (FBIAA) mengatakan sekitar 13.000 karyawan FBI telah terkena dampak shutdown pemerintah. Melalui surat terbuka, FBIAA mendesak Kongres untuk mendanai Departemen Kehakiman, yang di dalamnya mencakup FBI, karena keamanan finansial menjadi masalah keamanan nasional.
"Jika agen FBI telat membayar tagihan mereka, asosiasi memperingatkan, izin keamanan mereka dapat ditunda atau dicabut. Kurangnya dana akan membahayakan misi FBI yang sangat penting, dan mencegahnya menarik bakat-bakat top yang sudah tergoda oleh sektor swasta," tulis FBIAA dalam surat terbuka.
Presiden Donald Trump terus bersikeras membangun tembok perbatasan AS-Meksiko. Namun, Pemimpin Minoritas Senat Chuck Schumer dan Ketua Parlemen Nancy Pelosi telah berulang kali mengatakan mereka tidak akan menyetujui anggaran untuk proyek tembok itu selamanya.
Jalan keluar yang mungkin menjadi solusi dari kebuntuan ini adalah Trump menyatakan keadaan darurat nasional dan menggunakan dana cadangan Pentagon untuk membangun tembok. Meskipun dia ragu-ragu untuk melakukannya sejauh ini, ada spekulasi yang meningkat bahwa dia mungkin akan melakukannya minggu depan.
(mas)