Partai Demokrat Uji Konsistensi Republik Dukung Trump

Kamis, 10 Januari 2019 - 08:30 WIB
Partai Demokrat Uji Konsistensi Republik Dukung Trump
Partai Demokrat Uji Konsistensi Republik Dukung Trump
A A A
WASHINGTON - Shutdown pemerintahan Amerika Serikat (AS) telah berjalan hampir tiga pekan, Partai Demokrat menguji konsistensi Partai Republik apakah mendukung Presiden Donald Trump untuk membangun tembok perbatasan dengan Meksiko.

Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (AS) Nancy Pelosi dan anggota parlemen Partai Demokrat yang menguasai DPR pekan lalu bersitegang tentang anggaran tembok perbatasan sehingga memicu shutdown sejak 22 Desember. Demokrat ingin memaksa Partai Republik untuk memilih mendukung anggaran tembok perbatasan atau membiarkan shutdown tetap berlangsung.

Selama ini Presiden Trump tetap bersikeras untuk mempertahankan anggaran tembok perbatasan dan menyalahkan Partai Demokrat yang menyebabkan shutdown. Trump menginginkan anggaran USD5,7 miliar (Rp80,7 triliun) untuk membangun tembok baja perbatasan dengan Meksiko, dalam pidato nasional yang ditayangkan stasiun televisi pada Selasa malam (8/1).

“Berapa banyak darah orang AS yang harus bercucuran sebelum Kongres melaksanakan tugasnya?” kata Trump mengacu pada pembunuhan yang dilakukan imigran ilegal.

Pemimpin Senat dari Partai Demokrat, Chuck Schumer, mengecam pernyataan Trump tersebut. Dia menuding Trump ingin keamanan perbatasan diperkuat, tetapi tidak sepakat dengan pendekatan yang lebih efektif.

“Sebagian besar presiden AS menggunakan kantor Oval Office untuk tujuan mulia. Presiden ini (Trump) hanya menggunakan latar belakang Oval Office untuk membangun krisis, memicu ketakutan, dan mengalihkan perhatian dari ketegangan di pemerintahan ini,” tudingnya.

Pekan lalu Pelosi akan mendorong pemungutan suara untuk mengaktifkan kembali Departemen Keamanan Dalam Negeri, Kehakiman, Luar Negeri, Pertanian, Perdagangan, dan Tenaga Kerja. “Saya berharap kubu Republik di Senat mendukung saya dan mengabaikan keinginan pembangunan tembok perbatasan,” ujarnya.

Manuver politik itu memicu penutupan banyak kantor dan lembaga pemerintah yang mengakibatkan ratusan ribu pekerja federal tidak bekerja. Faktanya, ujar Pelosi, Trump telah menyandera rakyat. Pemimpin Mayoritas Senat Mitch McConnell dari Parta Republik menyatakan bahwa dirinya menolak untuk rencana anggaran pemerintah dan tidak mendukung Trump.

Dikarenakan terjadi perpecahan di Partai Republik, Trump dan Wakil Presiden Mike Pence kemarin pergi ke Capitol Hill untuk menghadiri pertemuan dengan para anggota Senat Republik. Mereka membujuk anggota Senat untuk mendukung anggaran tembok perbatasan.

Trump juga bertemu dengan anggota Kongres dari Partai Republik dan Partai Demokrat untuk memecah kebuntuan. Hari ini Trump juga akan berkunjung ke perbatasan untuk menunjukkan “krisis” imigrasi ke basis pendukung konservatif.

Jajak pendapat Reuters/Ipsos menunjukkan, 51% responden menyalahkan Trump karena shutdown. Hanya 32% responden menyalahkan Partai Demokrat, dan 7% menyalahkan anggota Partai Republik di Kongres.

Sebenarnya, baik kubu Demokrat maupun Republik sepakat bahwa ada krisis di perbatasan. Namun, para kritikus menuding Trump membesar-besarkan masalah. Jumlah orang yang melintasi perbatasan secara ilegal turun dari 1,6 juta orang pada 2000 menjadi 400.000 pada 2018.

Kemudian riset mengindikasikan para imigran tak berdokumen resmi kurang mungkin melakukan kejahatan ketimbang warga kelahiran AS. Gedung Putih menyebut ribuan teroris ditangkap saat mencoba melalui perbatasan AS-Meksiko. Faktanya, hanya segelintir orang, itu pun mereka dicegah di bandara-bandara.
(don)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4728 seconds (0.1#10.140)