Argentina Kesulitan Angkat Kapal Selam yang Tenggelam
A
A
A
BUENOS AIRES - Pemerintah Argentina mengatakan mereka tidak mempunyai sarana untuk mengangkat kapal selam yang tenggelam. Pernyataan itu keluar beberapa jam setelah pengumuman bahwa kapal selam yang tenggelam setahun lalu bersama 44 awak didalamnya di Atlantik ditemukan.
Menteri Pertahanan Argentina, Oscar Aguad mengatakan, bahwa negara itu tidak memiliki teknologi modern yang mampu memverifikasi dasar laut untuk mengekstrak kapal selam ARA San Juan seperti dikutip dari AP, Minggu (18/11/2018).
Kapal selam ARA San Juan ditemukan 907 meter jauh di perairan Semenanjung Valdes di Patagonia Argentina, sekitar 600 kilometer dari kota pelabuhan Comodoro Rivadavia.
Sebelumnya di pagi hari, angkatan laut mengatakan "identifikasi positif" telah dilakukan oleh kapal selam yang dioperasikan menggunakan remote oleh perusahaan Amerika Ocean Infinity. Perusahaan, yang ditugaskan oleh pemerintah Argentina, mulai mencari kapal yang hilang sejak 7 September.
Masih belum jelas apa langkah selanjutnya terhadap penemuan itu. Dalam sebuah pernyataan kepada AP, CEO Ocean Infinity Oliver Plunkett mengatakan pihak berwenang harus menentukan langkah selanjutnya.
"Kami akan senang membantu dengan operasi pengangkatan tetapi saat ini difokuskan pada penyelesaian pencitraan dari puing-puing," katanya.
Komandan Angkatan Laut Jose Luis Villan untuk bersikap bijak. Ia mengatakan bahwa seorang hakim federal mengawasi penyelidikan dan akan menjadi orang yang memutuskan apakah mungkin untuk mengangkat sebagian atau keseluruhan kapal.
Pernyataan pihak pemerintah memicu kemarahan pihak keluarga yang kehilangan kerabatnya. Mereka menuntut agar kapal tersebut diangkat dan mereka pun bertekad untuk memperjuangkannya.
"Kami tahu mereka bisa mengeluarkannya karena Ocean Infinity memberi tahu kami bahwa mereka dapat melakukannya, bahwa mereka memiliki peralatan," kata Luis Antonio Niz, ayah dari anggota kru kapal selam bernama Luis Niz.
"Jika mereka mengirimnya pergi, aku ingin mereka membawanya kembali kepadaku," imbuhnya.
Kapal selam kelas TR-1700 diesel-listrik buatan Jerman ini hilang pada 15 November 2017 lalu. Kapten kapal melaporkan bahwa air memasuki snorkel dan menyebabkan arus pendek pada salah satu baterai kapal. Sang kapten kemudian mengkomunikasikan bahwa kapal itu telah terisi oleh air.
Beberapa jam kemudian, sebuah ledakan terdeteksi di dekat lokasi di mana San Juan terakhir mengirimkan laporan. Angkatan Laut mengatakan ledakan itu mungkin disebabkan oleh "konsentrasi hidrogen" yang dipicu oleh masalah baterai yang dilaporkan oleh kapten.
Menteri Pertahanan Argentina, Oscar Aguad mengatakan, bahwa negara itu tidak memiliki teknologi modern yang mampu memverifikasi dasar laut untuk mengekstrak kapal selam ARA San Juan seperti dikutip dari AP, Minggu (18/11/2018).
Kapal selam ARA San Juan ditemukan 907 meter jauh di perairan Semenanjung Valdes di Patagonia Argentina, sekitar 600 kilometer dari kota pelabuhan Comodoro Rivadavia.
Sebelumnya di pagi hari, angkatan laut mengatakan "identifikasi positif" telah dilakukan oleh kapal selam yang dioperasikan menggunakan remote oleh perusahaan Amerika Ocean Infinity. Perusahaan, yang ditugaskan oleh pemerintah Argentina, mulai mencari kapal yang hilang sejak 7 September.
Masih belum jelas apa langkah selanjutnya terhadap penemuan itu. Dalam sebuah pernyataan kepada AP, CEO Ocean Infinity Oliver Plunkett mengatakan pihak berwenang harus menentukan langkah selanjutnya.
"Kami akan senang membantu dengan operasi pengangkatan tetapi saat ini difokuskan pada penyelesaian pencitraan dari puing-puing," katanya.
Komandan Angkatan Laut Jose Luis Villan untuk bersikap bijak. Ia mengatakan bahwa seorang hakim federal mengawasi penyelidikan dan akan menjadi orang yang memutuskan apakah mungkin untuk mengangkat sebagian atau keseluruhan kapal.
Pernyataan pihak pemerintah memicu kemarahan pihak keluarga yang kehilangan kerabatnya. Mereka menuntut agar kapal tersebut diangkat dan mereka pun bertekad untuk memperjuangkannya.
"Kami tahu mereka bisa mengeluarkannya karena Ocean Infinity memberi tahu kami bahwa mereka dapat melakukannya, bahwa mereka memiliki peralatan," kata Luis Antonio Niz, ayah dari anggota kru kapal selam bernama Luis Niz.
"Jika mereka mengirimnya pergi, aku ingin mereka membawanya kembali kepadaku," imbuhnya.
Kapal selam kelas TR-1700 diesel-listrik buatan Jerman ini hilang pada 15 November 2017 lalu. Kapten kapal melaporkan bahwa air memasuki snorkel dan menyebabkan arus pendek pada salah satu baterai kapal. Sang kapten kemudian mengkomunikasikan bahwa kapal itu telah terisi oleh air.
Beberapa jam kemudian, sebuah ledakan terdeteksi di dekat lokasi di mana San Juan terakhir mengirimkan laporan. Angkatan Laut mengatakan ledakan itu mungkin disebabkan oleh "konsentrasi hidrogen" yang dipicu oleh masalah baterai yang dilaporkan oleh kapten.
(ian)