Operasi Penyelamatan Sandera Terbesar dan Paling Dramatis

Senin, 12 November 2018 - 13:39 WIB
Operasi Penyelamatan...
Operasi Penyelamatan Sandera Terbesar dan Paling Dramatis
A A A
AKSI penyanderaan selalu menebar kecemasan dan ketakutan karena bisa berujung pada kematian. Meski demikian, sejumlah operasi penyelamatan sandera bisa berlangsung sukses dan berhasil melumpuhkan kawanan penyandera meski tetap menelan korban jiwa di pihak sandera. Berikut 10 operasi penyelematan sandera paling dramatis sepanjang sejarah.

Operasi Chavin de Huantar (Peru)
Gerakan Revolusioner Tupac Amaru menyelinap masuk dan menduduki kediaman duta besar Jepang di Peru pada 17 Desember 1996. Lebih dari 500 diplomat senior, perwira militer, dan pejabat pemerintah berada di kediaman dubes untuk merayakan ulang tahun ke-63 Kaisar Jepang Akihito. Empat belas pemberontak menyelinap melewati lebih dari 50 penjaga bersenjata di luar. Semua orang kecuali 72 sandera dibebaskan selama negosiasiselama empat bulan. Tanpa diketahui penyandera,aparat militer diam-diam melakukan misi penyelamatan di sebuah pangkalan militer. Dibuat satu terowongan di bawah kediaman dubes. Pada 22 April 1997, rencana itu dijalankan. Sebanyak 14 pemberontak berhasil ditangkap, 72 sandera diselamatkan serta satu sandera tertembak serta sembilan tentara luka-luka.

Operasi Feuerzauber (Jerman)
Empat teroris Palestina dan Lebanon membajak pesawat maskapai Lufthansa Flight 181 di Jerman pada 1977. Para pembajak mendarat di Mogadishu, Somalia. Pembajak menyebut diri mereka "Commando Martyr Halima," menuntut pembebasan para pemimpin Fraksi Tentara Merah yang dipenjara. Pemerintah Jerman Barat bersikukuh tak akan melepaskan tahanan politik dan justru membentuk GSG 9, unit kontra-terorisme untuk operasi penyelamatan sandera. Gerakan GSG9 sukses mengalihkan perhatian beberapa teroris dan memaksa membuka pintu darurat pesawat diikuti teriakan pada sandera untuk turun saat dilakukan penyerbuan. Tiga pembajak tewas, satu ditangkap dan semua sandera diselamatkan.

Operasi Entebbe (Uganda)
Teroris Palestina membajak sebuah pesawat Air France dan menyandera 248 penumpangnya pada 1976. Para pembajak menuntut penukaran kebebasan 40 orang Palestina dan pro-Palestina yang dipenjara Israel dan 13 lainnya di tempat lain. Pembajak mengalihkan penerbangan ke Uganda. Semua sandera kecuali penumpang Israel dan awak Air France dibebaskan. Ancaman membunuh sandera tersisa mendorong Pasukan Pertahanan Israel melakukan operasi. Mereka menyelamatkan 102 sandera dan membunuh semua teroris dan 45 tentara Uganda dalam waktu 90 menit.

Penyelamatan Jessica Lynch (Irak)
Jessica Lynch adalah prajurit satu Angkatan Darat Amerika Serikat yang ditawan dalam perang invasi Irak. Saat itu konvoi kendaraan Lynch disergap pasukan Irak di Nassiriyah, Irak selatan pada 23 Maret 2003. Sebelas tentara AS tewas dan sembilan lainnya cedera setelah dilakukan operasi penyelamatan terhadap Lynch. Sejumlah tentara lain ditawan, termasuk Lynch. "Operasi Penyelamatan Prajurit Lynch" menyajikan kisah nyata tentara Amerika paling terkenal dalam perang Irak.

Raid at Cabanatuan (Filipina)
Puluhan ribu tentara Filipina dan Amerika Serikat (AS) dipenjara oleh Jepang setelah Filipina jatuh ke tangan Jepang pada 1942. Militer Jepang mulai membunuh tawanan perang ketika orang Amerika kembali ke Filipina dua tahun kemudian. Menyikapi hal itu hampir 400 tentara AS dan Filipina menyelinap di belakang garis musuh dan menyerang sebuah kamp di Cabanatuan untuk menyelamatkan lebih dari 500 tawanan perang dan membunuh beberapa ratus tentara Jepang. Operasi ini dikenal sebagai salah satu operasi penyelamatan sandera terbesar sepanjang masa.

Pengepungan Sekolah di Beslan (Ossetia, Rusia)
Para teroris menyandera lebih dari 1.100 orang termasuk 777 anak-anak pada September 2004 di sebuah sekolah di Beslan, Ossetia Utara, Rusia. Mereka menuntut penarikan pasukan Rusia dari Chechnya. Di hari ketiga penyanderaan pasukan khusus Rusia dengan menggunakan tank, roket pembakar, dan senjata lain menyerbu gedung. Setidaknya 385 sandera termasuk 186 anak-anak tewas dalam upaya operasi penyelamatan. Rusia mengklaim telah menewaskan 31 dari 32 orang teroris dalam penyerbuan itu. Kelompok pembebasan Chechnya Riyadus-Salikhin mengaku bertanggung jawab atas penyanderaan itu.

Operasi Nimrod (Inggris)
Enam separatis bersenjata Iran membawa 26 orang sandera di Kedutaan Besar Iran di London pada 1980. Para penyandera menuntut pembebasan tahanan dan jaminan Arab bahwa mereka dapat meninggalkan Inggris dengan selamat. Lima sandera dibebaskan selama negosiasi tetapi separatis tetap tidak puas dan membunuh seorang sandera dan melemparkan tubuhnya di luar lokasi penyanderaan. Pasukan Khusus satuan elite SAS (Special Air Service) dikerahkan dengan menyerbu gedung dan berhasil menewaskan lima dari enam teroris dan menyelamatkan semua sandera.

Operasi Jericho (Prancis)
Nazi menangkap pejuang perlawanan Prancis selama pendudukannya di negeri Menara Eiffel itu selama Perang Dunia II. Pasukan Inggris melakukan serangan udara di salah satu penjara yang dikenal karena menyiksa tahanan Prancis. Serangan udara 1944 yang dilakukan oleh sembilan pembom nyamuk menembus dinding penjara. Lebih dari 250 tahanan melarikan diri, tetapi hanya 70 yang berhasil ditangkap kembali. Upaya penyelamatan menewaskan 100 tahanan dan Nazi membunuh ratusan lainnya.

Operasi Penyelamatan di Teater Moskow (Rusia)
Tidak semua operasi penyelamatan sandera berjalan lancar. Salah satunya pada 2002 ketika 40-50 pejuang pemberontak Chechnya bersenjata membawa 850 orang sandera di Teater Dubrovka Moskow. Para pemberontak menuntut pasukan Rusia mundur dari Chechnya. Pasukan Spetsnaz Rusia menyebarkan gas kimia yang tidak dikenal ke dalam sistem ventilasi gedung teater dan menyerbunya. Semua penyandera tewas tetapi gas juga menewaskan sekitar 130 sandera termasuk sembilan orang asing.

Operasi Barras (Sierra Leone)
Pada 2000, gerilyawan Afrika “West Side Boys” menyandera 11 tentara Resimen Kerajaan Irlandia dan seorang perwira penghubung pejabat lokal Sierra Leone yang sedang melakukan patroli. Tindakan patroli merupakan bagian dari misi kemanusiaan di Sierra Leone yang dilanda perang sipil. Negosiasi berhasil membebaskan lima tentara. Pasukan khusus Inggris menggunakan peralatan berteknologi tinggi melakukan misi pembebasan dengan sandi Operasi Barras. Satu tentara Inggris tewas, 11 terluka, 25 pemberontak tewas dan 18 ditangkap. Seluruh sandera berjumlah 7 orang selamat selama operasi 20 menit itu.

Operasi Pembebasan Sandera oleh TNI

Pembebasan sandera di Tembagapura (2017)
Penyerangan pada pagi-pagi buta pada Jumat 17 November 2017 yang dilakukan pasukan TNI di Kampung Binti dan Kimbeli, Tembagapura, Timika, Papua berhasil memukul lari Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) yang menyandera 344 warga sipil. Dalam operasi yang dilancarkan pasukan dari Kopassus, Batalyon Infanteri (Yonif) 751/Raider, Peleton Intai Tempur (Tontaipur) Kostrad, dan Yonif 754/Eme Neme Kangasi, itu seluruh sandera dan tidak ada korban dari pasukan TNI.

Operasi Mapenduma (1996)
Pada 8 Januari 1996, 12 peneliti Tim Lorentz yang sedang melakukan penelitian, disandera anggota Organisasi Papua Merdeka (OPM) di Desa Mapenduma, Kecamatan Tiom, Jayawijaya. Dunia internasional menyoroti peristiwa ini karena di antara korban adalah warga negara asing. Operasi pembebasan sandera pun dilakukan satuan tugas yang terdiri dari Kopassus, Kostrad, bersama prajurit Kodam Cendrawasih. Operasi yang dipimpin Komandan Jenderal Kopassus ketika itu Brigjen TNI Prabowo Subianto tersebut berhasil membebaskan 10 sandera pada Mei 1996. Sedangkan dua sandera dibunuh

Operasi Pembebasan MV Sinar Kudus (2011)
Pada 16 Maret 2011 silam, kapal berbeda Indonesia, MV Sinar Kudus, dibajak perompak Somalia. Setelah mendapat laporan pembajakan ini, rencana operasi pembebasan sandera pun disiapkan. Pasukan antiteror dari Marinir TNI AL, Kopassus, dan Kopaska TNI AL dikerahkan, beserta dengan dua kapal perang dan helikopter. Namun, operasi sulit dilakukan karena berada di negara lain dan lokasi kapal sudah menepi di dermaga yang dekat dengan kota kekuasaan perompak. Akhir pada 1 Mei 2011 operasi dilakukan dan berhasil membebaskan seluruh awak kapal yang disandera.

Operasi Woyla (1981)
Operasi di bandara Don Muang Thailand ini berawal dari adanya penyanderaan kelompok teroris yang membajak pesawat DC-9 Woyla milik maskapai Garuda Indonesia pada 28 Maret 1981. Mendapat laporan pembajakan ini, TNI menggelar operasi militer pembebasan sandera. Pada 29 Maret 1981, pasukan berangkat menggunakan pesawat DC-10 dan mendarat di Don Muang pada 30 Maret 1981 dini hari. Akhirnya pada 31 Maret 1981, pasukan Kopasandha mulai bergerak dengan senyap ke lokasi pesawat yang dibajak. Berkat kemampuan yang terlatih, pasukan berhasil melumpuhkan pembajak dan membebaskan sandera. Satu orang prajurit dan satu sandera, yakni pilot pesawat, meninggal dunia
(nfl)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0774 seconds (0.1#10.140)