Korban Tsunami Donggala: Ini Kota Zombie, Semuanya Hancur....

Kamis, 04 Oktober 2018 - 00:13 WIB
Korban Tsunami Donggala: Ini Kota Zombie, Semuanya Hancur....
Korban Tsunami Donggala: Ini Kota Zombie, Semuanya Hancur....
A A A
JAKARTA - Para korban selamat dari bencana gempa dan tsunami di Donggala, Sulawesi Tengah, mengais-ais makanan di ladang. Mereka memohon bantuan setelah lima hari bencana besar itu berlalu.

Donggala merupakan salah satu wilayah di Sulawesi Tengah yang rusak parah akibat gempa dan tsunami. Wilayah lain yang hancur adalah Palu, Sigi dan wilayah lain di sekitarnya.

Data dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) hingga Rabu (3/10/2018), jumlah korban tewas akibat bencana di Sulawesi Tengah (Sulteng) mencapai 1.407 jiwa. Presiden Indonesia Joko Widodo (Jokowi) juga kembali mengunjungi wilayah tersebut di saat banyak negara mulai menawarkan bantuan.

Johnny Lim, seorang pemilik restoran di Donggala yang dihubungi Reuters melalui telepon, mengatakan dia selamat dengan buah kelapa.

"Ini adalah kota zombie. Semuanya hancur. Tidak ada yang tersisa," kata Lim. "Kami berada di kaki terakhir kami. Tidak ada makanan, tidak ada air."

Di area lain di Kabupaten Donggala, korban selama bernama Ahmad Derajat, mengatakan orang-orang yang selamat sedang mengais-ngais makanan di ladang dan kebun buah.

"Yang kami andalkan saat ini adalah makanan dari peternakan dan berbagi apa pun yang kami temukan seperti ubi atau pisang," kata Derajat yang rumahnya tersapu oleh tsunami dan berakhir dengan tumpukan mebel, atap seng yang runtuh dan balok kayu.

"Mengapa mereka tidak menjatuhkan bantuan dengan helikopter?," tanya Derajat.

Seorang pekerja bantuan, Lian Gogali menggambarkan kondisi mengerikan di Donggala. "Semua orang putus asa mencari makanan dan air. Tidak ada makanan, air, atau bensin. Pemerintah tiada," keluh Gogali kepada Reuters.

Dia menambahkan bahwa kelompok bantuannya hanya mampu mengirimkan jatah bantuan dengan sepeda motor.

Gempa 7,5 skala richter (SR) mengguncang Sulteng pada Jumat pekan lalu dan disusul tsunami hingga tiga meter. Korban tewas dikhawatirkan akan terus bertambah karena ada korban hilang yang kemungkinan masih tertimbun reruntuhan bangunan dan tanah longsor.

Yahdi Basma, seorang pemimpin dari sebuah desa di selatan Palu berharap untuk mendapatkan keluarganya di sebuah pesawat kargo. Menurutnya, Presiden Jokowi tidak tahu sejauh mana penderitaan warga di wilayahnya.

"Presiden tidak mendengar tentang daerah-daerah terpencil, hanya (tahu) tentang tsunami dan tentang Palu," katanya.

"Ada ratusan orang yang masih terkubur di bawah lumpur di desa saya...Tidak ada bantuan apa pun, itu mengapa kami pergi."

Setidaknya tujuh pesawat kargo tiba di bandara Palu pada hari Rabu. Tujuh pesawat itu membawa beberapa ton bantuan dengan dihiasi dengan warna merah dan putih dan dicap dengan cap kantor kepresidenan."Bantuan dari Presiden Republik Indonesia," bunyi tulisan dalam paket bantuan tersebut.

Penanggap bencana dari Palang Merah Indonesia mengatakan Desa Petobo, tepat di sebelah selatan Palu, yang dihuni hampir 500 orang, telah "terhapus dari peta".

"Mereka menemukan kehancuran dan tragedi di mana-mana," kata Iris van Deinse, dari Federasi Palang Merah Internasional dan Masyarakat Bulan Sabit Merah, dalam sebuah pernyataan.

Di dekatnya, pekerja penyelamat, beberapa menggunakan ekskavator, mencari 52 anak hilang. Sejauh ini, jasad 35 anak-anak telah ditemukan.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7068 seconds (0.1#10.140)