Beli S-400 dan Jet Su-35 Rusia, Badan Militer China Disanksi AS
A
A
A
WASHINGTON - Sebuah badan militer China beserta direkturnya masuk dalam daftar yang terkena sanksi Amerika Serikat (AS). Sanksi dijatuhkan terkait pembelian sistem rudal pertahanan S-400 dan sepuluh jet tempur Su-35 Rusia.
Departemen Luar Negeri AS pada hari Kamis (20/9/2018) mengumumkan penjatuhan sanksi terhadap Departemen Pengembangan Peralatan China. Sanksi itu diberlakukan di bawah undang-undang bernama Countering America's Adversaries Through Sanctions Act (CAATSA).
Badan militer Beijing yang terkena sanksi itu merupakan otoritas yang mengawasi teknologi pertahanan China. Direkturnya, Li Shangfu, ikut terkena sanksi dengan alasan terlibat dalam transaksi signifikan dengan Rosoboronexport, eksportir senjata utama Rusia.
Administrasi Trump juga memasukkan 33 orang dan entitas yang terkait dengan militer dan intelijen Rusia ke dalam daftar sanksi di bawah CAATSA.
Seorang pejabat Departemen Luar Negeri AS, yang memberi penjelasan dengan syarat anonim kepada wartawan, bersikeras bahwa sanksi terhadap China sejatinya hanya menargetkan Moskow, bukan Beijing atau militernya.
"Target akhir dari sanksi ini adalah Rusia. Sanksi CAATSA dalam konteks ini tidak dimaksudkan untuk melemahkan kemampuan pertahanan negara tertentu," kata pejabat itu dalam sebuah teleconference, yang dikutip Reuters, Jumat (21/9/2018).
"Itu malah bertujuan memaksakan harga terhadap Rusia sebagai tanggapan atas kegiatan-kegiatannya yang jahat," ujarnya.
Langkah-langkah Washington itu muncul ketika pemerintahan Presiden Donald Trump mengejar berbagai strategi untuk menekan China dan tekanan yang semakin kuat untuk merespons kuat laporan badan intelijen AS bahwa Rusia terus mencampuri urusan politik Amerika Serikat.
Para anggota Kongres, termasuk banyak rekan Trump di Partai Republik yang mengesahkan RUU sanksi hampir secara bulat, telah berulang kali meminta pemerintah untuk mengambil sikap yang lebih keras terhadap Moskow.
Pejabat departemen tersebut mengonfirmasi bahwa sanksi terhadap badan militer China terkait dengan pembelian 10 pesawat jet tempur Su-35 Rusia pada tahun 2017 dan sistem rudal pertahanan S-400 Rusia pada 2018.
Sanksi-sanksi itu menghalangi badan militer China untuk mengajukan permohonan lisensi ekspor dan berpartisipasi dalam transaksi valuta asing di bawah yurisdiksi AS.
Departemen Luar Negeri AS pada hari Kamis (20/9/2018) mengumumkan penjatuhan sanksi terhadap Departemen Pengembangan Peralatan China. Sanksi itu diberlakukan di bawah undang-undang bernama Countering America's Adversaries Through Sanctions Act (CAATSA).
Badan militer Beijing yang terkena sanksi itu merupakan otoritas yang mengawasi teknologi pertahanan China. Direkturnya, Li Shangfu, ikut terkena sanksi dengan alasan terlibat dalam transaksi signifikan dengan Rosoboronexport, eksportir senjata utama Rusia.
Administrasi Trump juga memasukkan 33 orang dan entitas yang terkait dengan militer dan intelijen Rusia ke dalam daftar sanksi di bawah CAATSA.
Seorang pejabat Departemen Luar Negeri AS, yang memberi penjelasan dengan syarat anonim kepada wartawan, bersikeras bahwa sanksi terhadap China sejatinya hanya menargetkan Moskow, bukan Beijing atau militernya.
"Target akhir dari sanksi ini adalah Rusia. Sanksi CAATSA dalam konteks ini tidak dimaksudkan untuk melemahkan kemampuan pertahanan negara tertentu," kata pejabat itu dalam sebuah teleconference, yang dikutip Reuters, Jumat (21/9/2018).
"Itu malah bertujuan memaksakan harga terhadap Rusia sebagai tanggapan atas kegiatan-kegiatannya yang jahat," ujarnya.
Langkah-langkah Washington itu muncul ketika pemerintahan Presiden Donald Trump mengejar berbagai strategi untuk menekan China dan tekanan yang semakin kuat untuk merespons kuat laporan badan intelijen AS bahwa Rusia terus mencampuri urusan politik Amerika Serikat.
Para anggota Kongres, termasuk banyak rekan Trump di Partai Republik yang mengesahkan RUU sanksi hampir secara bulat, telah berulang kali meminta pemerintah untuk mengambil sikap yang lebih keras terhadap Moskow.
Pejabat departemen tersebut mengonfirmasi bahwa sanksi terhadap badan militer China terkait dengan pembelian 10 pesawat jet tempur Su-35 Rusia pada tahun 2017 dan sistem rudal pertahanan S-400 Rusia pada 2018.
Sanksi-sanksi itu menghalangi badan militer China untuk mengajukan permohonan lisensi ekspor dan berpartisipasi dalam transaksi valuta asing di bawah yurisdiksi AS.
(mas)