Sensor TV Iran, dari Bokong Kerbau hingga Telinga Wanita

Kamis, 06 September 2018 - 23:03 WIB
Sensor TV Iran, dari Bokong Kerbau hingga Telinga Wanita
Sensor TV Iran, dari Bokong Kerbau hingga Telinga Wanita
A A A
TEHERAN - Jika Anda menonton televisi (TV) Iran, jangan harap melihat gambar kerbau keluar dari air atau bokong dari hewan tersebut. Ya, gambar-gambar tersebut disensor ketat oleh otoritas Republik Islam Iran.

Kebijakan yang dianggap keterlaluan itu telah membuat para staf produksi televisi jengkel. Mereka melampiaskan kejengkelan itu dengan menertawakannya di media sosial.

Penulis naskah dan sutradara, Mostafa Kiayee, mengisahkan saat dia harus mengedit film dokumenter alam tentang kerbau.

"Mereka mengirim daftar koreksi dan yang pertama adalah memotong kerbau yang keluar dari air. Ketika saya menanyakan alasannya, mereka menjawab; 'kerbau yang keluar dari air dari belakang itu provokatif'," katanya.

Kiayee mengatakan, itu adalah salah satu dari banyak "kenangan yang menarik" baginya dan rekan-rekannya.

Tak hanya bokong kerbau, gambar garis telinga wanita juga terkena sensor. Bahkan jika telinga wanita tersebut tertutup jilbab sekalipun.

Seorang penulis televisi, Amir Mehdi Jule, memulai kampanye di Instagram dengan hashtag #Censorship_and_I. Dia berbicara tentang tantangan menayangkan gambar tubuh wanita.

"Salah satu masalah menampilkan wanita di televisi, selain mengenakan jilbab adalah persepsi atau ilusi ukuran bagian tubuh mereka di bawah pakaian mereka," katanya, seperti dikutip dari BBC, Kamis (6/9/2018).

Tetapi, dia tidak pernah mengharapkan respons balik yang memintanya untuk memerhatikan ukuran dan bentuk telinga wanita. "Kami tidak pernah menyadari bahwa telinga yang ditutupi oleh jilbab bisa menjadi provokatif," ujarnya.

Mehrab Ghasemkhani, yang mengerjakan serial komedi yang dibuat pada awal abad ke-20, diberi tahu bahwa harus ada potret Reza Shah Pahlavi—mantan penguasa Iran—di dinding untuk memberikan konteks historis yang sesuai.

Namun, setelah beberapa minggu, sensor tampak tidak nyaman dengan citra Shah. Pemerintahan Reza Shah adalah topik kontroversial, di mana pemerintah Islam menggulingkannya dan kekuasaannya diambil alih pada tahun 1979.

Ghasemkhani masih ingat serangkaian percakapan bolak-balik tentang gambar potret Shah di dinding. "Akhirnya, mereka sampai pada suatu kesimpulan dan meminta kami untuk menunjukkan citranya, tetapi bukan kepalanya," katanya.

"Kami menyadari bahwa bagian tubuh bawah Reza Shah bisa dengan aman ditayangkan," lanjut Ghasemkhani.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3880 seconds (0.1#10.140)