Keju Berumur 3.200 Tahun Ditemukan di Kuburan Mesir Kuno
A
A
A
KAIRO - Para arkeolog di Mesir yang meneliti situs-situs kuburan kuno menemukan sebuah keju yang sudah terinfeksi bakteri mematikan. Menurut para peneliti, keju itu berusia sekitar 3.200 tahun.
Keju berumur ribuan tahun itu ditemukan tim arkeologi dari Universitas Catania, Italia. Lokasi penemuan di makam Ptahmes, Wali Kota Memphis abad 13 Sebelum Masehi (SM) di Mesir.
Makanan yang telah beracun itu ditemukan dibungkus dengan kanvas di dalam botol yang rusak. Hasil riset tim peneliti yang diterbitkan jurnal Analytical Chemistry menyatakan, keju itu diduga menjadi keju paling kuno yang pernah ditemukan.
"Para arkeolog menduga itu adalah jenis makanan yang tersisa untuk pemilik makam dan mereka memutuskan untuk meminta analisis kimia," kata penulis utama penelitian, Enrico Greco, seorang pemimpin di bidang penemuan makanan kuno yang dikenal sebagai "archaeofood".
Menurut para peneliti, orang Mesir kuno mungkin menghindari serangan penyakit yang berpotensi mengancam jiwa dengan tidak mengonsumsi keju. Mereka menemukan spesimen tersebut berisi tanda-tanda bakteri yang diketahui menyebabkan brucellosis, penyakit mematikan yang menyebar dari hewan ke manusia melalui susu yang tidak dipasteurisasi.
Makam pejabat Kota Memphis ditemukan mengandung mural yang menampilkan berbagai adegan barter termasuk keju. Para peneliti menduga, keju menjadi bagian dalam pesta yang dikuburkan bersama orang Mesir Kuno yang kaya.
"Sampai sekarang, kami tidak yakin apakah itu benar-benar bagian dari kehidupan sehari-hari orang Mesir kuno," kata Greco, yang dilansir Sabtu (18/8/2018).
"Kami tidak memiliki banyak informasi tentang apa rasanya, kami tahu itu dibuat kebanyakan dari susu domba dan kambing, tetapi bagi saya sangat sulit membayangkan rasa khusus," ujarnya.
Keju berumur ribuan tahun itu ditemukan tim arkeologi dari Universitas Catania, Italia. Lokasi penemuan di makam Ptahmes, Wali Kota Memphis abad 13 Sebelum Masehi (SM) di Mesir.
Makanan yang telah beracun itu ditemukan dibungkus dengan kanvas di dalam botol yang rusak. Hasil riset tim peneliti yang diterbitkan jurnal Analytical Chemistry menyatakan, keju itu diduga menjadi keju paling kuno yang pernah ditemukan.
"Para arkeolog menduga itu adalah jenis makanan yang tersisa untuk pemilik makam dan mereka memutuskan untuk meminta analisis kimia," kata penulis utama penelitian, Enrico Greco, seorang pemimpin di bidang penemuan makanan kuno yang dikenal sebagai "archaeofood".
Menurut para peneliti, orang Mesir kuno mungkin menghindari serangan penyakit yang berpotensi mengancam jiwa dengan tidak mengonsumsi keju. Mereka menemukan spesimen tersebut berisi tanda-tanda bakteri yang diketahui menyebabkan brucellosis, penyakit mematikan yang menyebar dari hewan ke manusia melalui susu yang tidak dipasteurisasi.
Makam pejabat Kota Memphis ditemukan mengandung mural yang menampilkan berbagai adegan barter termasuk keju. Para peneliti menduga, keju menjadi bagian dalam pesta yang dikuburkan bersama orang Mesir Kuno yang kaya.
"Sampai sekarang, kami tidak yakin apakah itu benar-benar bagian dari kehidupan sehari-hari orang Mesir kuno," kata Greco, yang dilansir Sabtu (18/8/2018).
"Kami tidak memiliki banyak informasi tentang apa rasanya, kami tahu itu dibuat kebanyakan dari susu domba dan kambing, tetapi bagi saya sangat sulit membayangkan rasa khusus," ujarnya.
(mas)