Banjir di India Semakin Memburuk, 324 Orang Tewas

Sabtu, 18 Agustus 2018 - 11:31 WIB
Banjir di India Semakin Memburuk, 324 Orang Tewas
Banjir di India Semakin Memburuk, 324 Orang Tewas
A A A
MUMBAI - Banjir terburuk dalam satu abad di negara bagian Kerala, India, menewaskan 324 orang dan memaksa lebih dari 200.000 orang mengungsi.

Bencana diperkirakan kian memburuk saat hujan deras membuat ketinggian air terus naik. Perdana Menteri (PM) India Narendra Modi mengunjungi Kerala kemarin. Modi menjelaskan di Twitter bahwa dia mengunjungi Kerala untuk melihat situasi di lokasi bencana yang sangat menyedihkan tersebut.

Kepala Menteri Kerala Pinarayi Vijayan berharap militer dapat membantu upaya penyelamatan yang telah mengerahkan puluhan heli kopter dan ratusan perahu. “Saya bicara kepada menteri pertahanan (menhan) pagi ini dan meminta lebih banyak helikopter,” kata Vijayan saat konferensi pers di Thiruvanan thapuram, kemarin, dikutip kantor berita Reuters.

Dia berencana mengirim 11 helikopter tambahan ke lokasi yang terkena dampak banjir terburuk. “Di beberapa wilayah, pengangkutan melalui udara menjadi satu-satunya pilihan. Ribuan orang masih terjebak banjir,” papar Vijayan.

Banjir mulai menerjang sembilan hari lalu dan Vijayan menyatakan ada 324 orang yang tewas dalam sejumlah tanah longsor. Selain itu, ada sekitar 223.000 orang terpaksa mengungsi ke kamp-kamp penampungan di 1.578 lokasi.

Kerala menjadi tujuan utama wisatawan domestik dan luar negeri. Banjir ini pun membuat industri pariwisata di sana terhenti total. Bandara di kota perdagangan Kochi telah tergenang banjir dan operasionalnya dihentikan hingga 26 Agustus.

Sejumlah penerbangan dipindahkan kedua bandara lain di negara bagian itu. Kantor kepala menteri Kerala menyatakan hujan lebat terjadi di beberapa tempat kemarin. Hujan lebih deras diperkirakan turun selama akhir pekan ini.

Ratusan tentara telah dikerahkan untuk upaya penyelamatan di wilayah banjir. Pemerintah meminta warga tidak mengabaikan perintah evakuasi. Otoritas setempat pun membagikan bantuan makanan kepada puluhan ribu orang yang mengungsi ke lokasi lebih tinggi.

“Kami menyaksikan sesuatu yang tidak pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah Kerala. Hampir semua bendungan sekarang dibuka. Sebagian besar fasilitas pengolahan air kami tenggelam. Motor-motor rusak,” papar Vijayan.

Dia menyebut kegagalan pemerintah negara bagian Tamil Nadu untuk melepaskan air dari satu bendungan telah memperburuk banjir di Kerala. Saat ini ada 41 sungai yang mengalir dari Kerala ke Laut Arab.

Beberapa wilayah Kochi juga tenggelam oleh banjir sehingga layanan transportasi di sana lumpuh. Jalan raya dan jalur kereta tak dapat dilalui di penjuru Kerala karena tergenang air. Sekolah-sekolah di 14 distrik Kerala telah diliburkan dan beberapa wilayah memberlakukan larangan untuk turis demi alasan keamanan.

Beberapa pengungsi menceritakan perjuangan mereka untuk selamat dari banjir. Salah satu pengungsi, Shabbir Saheel, 33, bercerita bahwa dia harus mem bawa putrinya yang berusia dua tahun di pundaknya saat dia berjalan melintasi banjir.

Istrinya, Jasmine, khawatir dengan masa depan mereka karena harus mengungsi dari rumah dengan bergegas. Pasangan itu kini tinggal di tempat pengungsian di pinggiran Kota Kochi. Saat ini tempat pengungsian itu menampung sekitar 450 orang, termasuk 100 anak.

Para petugas menyediakan makanan hangat dan obat-obatan untuk mencegah penyebaran penyakit. “Terjadi hujan lebat setiap tahun, tapi kota ini tidak pernah meng alami banjir seburuk ini,” ujar Mini Eldho, pejabat distrik yang tinggal di kamp pengungsian itu.

Eldho mengaku khawatir karena dia tidak tahu berapa banyak orang yang masih menunggu untuk diselamatkan. Dia mengatakan, banyak keluarga menolak meninggalkan barang-barang mereka di rumah sehingga mereka menolak mengungsi ke tempat penampungan.

Krishna Jayan, 58, menjelaskan, dia sedang tidur di rumah saat temannya datang membangunkannya. “Saya membuka pintu dan air pun masuk. Saat kami ke jalan, kami harus melalui air sedalam leher kami,” ujar dia.

Dia harus mengikatkan tali-tali di sepanjang jalan untuk membantu orang berjalan melintasi air yang mengalir deras. Dengan melalui banjir yang sangat dalam itulah dia dan temannya dapat mencapai bus yang kemudian membawa mereka ke tempat penam pungan.
(don)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3967 seconds (0.1#10.140)