Kelahiran Bayi Dua Wajah di Indonesia jadi Pemberitaan Media Asing
A
A
A
JAKARTA - Media asing asal Inggris, Daily Mail, menurunkan laporan tentang kelahiran bayi dua wajah di Indonesia. Bayi bernama Gilang Andika itu lahir pada 7 Mei 2018 lalu di Batam.
Dalam laporan, Daily Mail menulis Gilang Andika memiliki dua wajah dan dua otak tetapi hanya memiliki satu kepala.
"Meskipun ia hanya memiliki satu tubuh dengan dua tangan dan dua kaki, Gilang secara teknis adalah kembar siam - sebuah kondisi yang memengaruhi satu dari setiap 250 ribu kelahiran," tulis Daily Mail, Rabu (25/7/2018).
"Di kepalanya dia memiliki wajah dan otak saudara kembarnya yang tidak tumbuh sendiri di dalam rahim, karena telur ibu mereka tidak benar-benar terbelah selama kehamilan," sambung laporan itu.
Orang tua Gilang, Ernilasari dan Mustafa, saat ini tengah berusaha untuk membantu menyelamatkan nyawa putranya setelah dokter menyatakan bahwa bayinya menderita hydrocephalus yang disebabkan oleh penumpukan cairan di otak.
Banyak bayi yang lahir dengan kondisi hidrosefalus memiliki kerusakan otak jangka panjang, yang dapat menyebabkan ketidakmampuan belajar, berbicara, masalah penglihatan atau ingatan, atau epilepsi.
Sementara itu dokter yang merawat Gilang di Rumah Sakit, Nenden Ismawati, di RS Awal Bros di Batam mengatakan tidak mungkin dokter dapat melakukan operasi.
"Memang, kami menyarankan (operasi) ke salah satu rumah sakit di Jakarta yang memiliki peralatan yang lebih baik daripada Rumah Sakit Awal Bros, tetapi itu juga tidak berarti ia dapat dioperasi segera, karena dokter di Jakarta masih mendiskusikan kasus ini," tuturnya.
Selama kehamilan, Ernilasari mengatakan ia tidak merasakan sesutau yang aneh. Para dokter Rumah Sakit Chamata Sahidiya Panbil, tempat ia memeriksakan kandungannya, juga tidak memperhatikan masalah tersebut meskipun sudah melakukan tiga pemindaian ultrasound.
"Dokter hanya mengatakan kepala bayi membesar dan dia dalam posisi sungsang," kata Ernilasari.Karena kondisinya yang langka, Gilang tidak bisa disusui, jadi harus diberi susu melalui tabung. Dan dokter mengatakan dia tidak mungkin hidup lama karena kondisinya.
Baik Ernilasari maupun Mustafa ingin mencari pengobatan bagi putranya, tetapi mereka tidak punya uang. Mereka pun dilanda putus asa mencari cara untuk memisahkan kepala anak mereka, karena kelainan itu telah menyebabkan masalah kesehatan bagi si kecil.
Dalam laporan, Daily Mail menulis Gilang Andika memiliki dua wajah dan dua otak tetapi hanya memiliki satu kepala.
"Meskipun ia hanya memiliki satu tubuh dengan dua tangan dan dua kaki, Gilang secara teknis adalah kembar siam - sebuah kondisi yang memengaruhi satu dari setiap 250 ribu kelahiran," tulis Daily Mail, Rabu (25/7/2018).
"Di kepalanya dia memiliki wajah dan otak saudara kembarnya yang tidak tumbuh sendiri di dalam rahim, karena telur ibu mereka tidak benar-benar terbelah selama kehamilan," sambung laporan itu.
Orang tua Gilang, Ernilasari dan Mustafa, saat ini tengah berusaha untuk membantu menyelamatkan nyawa putranya setelah dokter menyatakan bahwa bayinya menderita hydrocephalus yang disebabkan oleh penumpukan cairan di otak.
Banyak bayi yang lahir dengan kondisi hidrosefalus memiliki kerusakan otak jangka panjang, yang dapat menyebabkan ketidakmampuan belajar, berbicara, masalah penglihatan atau ingatan, atau epilepsi.
Sementara itu dokter yang merawat Gilang di Rumah Sakit, Nenden Ismawati, di RS Awal Bros di Batam mengatakan tidak mungkin dokter dapat melakukan operasi.
"Memang, kami menyarankan (operasi) ke salah satu rumah sakit di Jakarta yang memiliki peralatan yang lebih baik daripada Rumah Sakit Awal Bros, tetapi itu juga tidak berarti ia dapat dioperasi segera, karena dokter di Jakarta masih mendiskusikan kasus ini," tuturnya.
Selama kehamilan, Ernilasari mengatakan ia tidak merasakan sesutau yang aneh. Para dokter Rumah Sakit Chamata Sahidiya Panbil, tempat ia memeriksakan kandungannya, juga tidak memperhatikan masalah tersebut meskipun sudah melakukan tiga pemindaian ultrasound.
"Dokter hanya mengatakan kepala bayi membesar dan dia dalam posisi sungsang," kata Ernilasari.Karena kondisinya yang langka, Gilang tidak bisa disusui, jadi harus diberi susu melalui tabung. Dan dokter mengatakan dia tidak mungkin hidup lama karena kondisinya.
Baik Ernilasari maupun Mustafa ingin mencari pengobatan bagi putranya, tetapi mereka tidak punya uang. Mereka pun dilanda putus asa mencari cara untuk memisahkan kepala anak mereka, karena kelainan itu telah menyebabkan masalah kesehatan bagi si kecil.
(ian)