Kaca Kokpit Pesawat Ini Pecah saat Mengudara, Co-pilot Tersedot Keluar
A
A
A
SHANGHAI - Insiden horor dialami pesawat Sichuan Airlines pada hari Senin lalu. Saat mengudara, pesawat itu mengalami dentuman hebat di kokpit sehingga kaca pecah dan co-pilot tersedot keluar dari jendela.
Insiden itu terjadi saat pesawat berada di ketinggian 3.000 kaki. Beruntung kapten pilot masih bisa mengendalikan pesawat dan melakukan pendaratan darurat.
Atas penyelamatan tersebut, kapten pilot Liu Chuanjian dipuji sebagai pahlawan. Dia sukses mendaratkan pesawat Airbus A319 secara manual tanpa ada korban jiwa.
Liu kepada Chengdu Economic Daily mengatakan, pesawatnya baru saja mencapai ketinggian 3.000 kaki ketika terdengar dentuman yang memekakkan telinga di kokpit.
Dentuman itu membuat pesawat kehilangan tekanan dan suhu mendadak turun. Dia melihat ke atas dan mendapati kaca depan kokpit telah hilang karena pecah.
"Tidak ada tanda peringatan. Tiba-tiba, kaca depan hanya retak dan membuat dentuman keras. Hal berikutnya yang saya tahu, co-pilot saya telah tersedot keluar dari jendela," katanya.
"Semua yang ada di kokpit mengambang di udara. Sebagian besar peralatannya tidak berfungsi dan saya tidak bisa mendengar radio. Pesawat berguncang begitu keras sehingga saya tidak bisa membaca pengukur," ujarnya, yang dilansir Selasa (15/5/2018) malam.
Administrasi Penerbangan Sipil China (CAAC) mengatakan co-pilot, yang mengenakan sabuk pengaman, berhasil ditarik kembali. Dia menderita goresan dan pergelangan tangannya terkilir.
Satu anggota awak kabin lainnya juga terluka dalam pendaratan darurat tersebut. Namun, tak satu pun dari 119 penumpang pesawat yang terluka.
CAAC menambahkan, badan investigasi kecelakaan BEA Prancis dan Airbus akan mengirim staf ke China untuk menyelidiki insiden tersebut.
Pesawat Sichuan Airlines 3U8633 awalnya meninggalkan Kota Chongqing pada hari Senin menuju Ibu Kota Tibet, Lhasa. Gara-gara insiden mengerikan itu, pesawat mendarat darurat di kota barat daya Chengdu.
"Para kru sedang melayani kami sarapan ketika pesawat mulai bergetar. Kami tidak tahu apa yang sedang terjadi dan kami panik. Lalu masker oksigen turun. Kami mengalami beberapa detik jatuh bebas sebelum stabil lagi," kata seorang penumpang yang menolak diidentifikasi kepada China News Service, media yang dikelola pemerintah China.
"Saya masih gugup. Saya tidak berani naik pesawat lagi. Tapi saya juga senang saya bisa selamat."
Kaca depan itu pecah sekitar setengah jam setelah pesawat lepas landas. Sebuah laporan terpisah menyatakan pesawat itu telah menjalani 19.912 jam terbang sejak memasuki layanan di Sichuan Airlines pada Juli 2011.
Insiden itu terjadi saat pesawat berada di ketinggian 3.000 kaki. Beruntung kapten pilot masih bisa mengendalikan pesawat dan melakukan pendaratan darurat.
Atas penyelamatan tersebut, kapten pilot Liu Chuanjian dipuji sebagai pahlawan. Dia sukses mendaratkan pesawat Airbus A319 secara manual tanpa ada korban jiwa.
Liu kepada Chengdu Economic Daily mengatakan, pesawatnya baru saja mencapai ketinggian 3.000 kaki ketika terdengar dentuman yang memekakkan telinga di kokpit.
Dentuman itu membuat pesawat kehilangan tekanan dan suhu mendadak turun. Dia melihat ke atas dan mendapati kaca depan kokpit telah hilang karena pecah.
"Tidak ada tanda peringatan. Tiba-tiba, kaca depan hanya retak dan membuat dentuman keras. Hal berikutnya yang saya tahu, co-pilot saya telah tersedot keluar dari jendela," katanya.
"Semua yang ada di kokpit mengambang di udara. Sebagian besar peralatannya tidak berfungsi dan saya tidak bisa mendengar radio. Pesawat berguncang begitu keras sehingga saya tidak bisa membaca pengukur," ujarnya, yang dilansir Selasa (15/5/2018) malam.
Administrasi Penerbangan Sipil China (CAAC) mengatakan co-pilot, yang mengenakan sabuk pengaman, berhasil ditarik kembali. Dia menderita goresan dan pergelangan tangannya terkilir.
Satu anggota awak kabin lainnya juga terluka dalam pendaratan darurat tersebut. Namun, tak satu pun dari 119 penumpang pesawat yang terluka.
CAAC menambahkan, badan investigasi kecelakaan BEA Prancis dan Airbus akan mengirim staf ke China untuk menyelidiki insiden tersebut.
Pesawat Sichuan Airlines 3U8633 awalnya meninggalkan Kota Chongqing pada hari Senin menuju Ibu Kota Tibet, Lhasa. Gara-gara insiden mengerikan itu, pesawat mendarat darurat di kota barat daya Chengdu.
"Para kru sedang melayani kami sarapan ketika pesawat mulai bergetar. Kami tidak tahu apa yang sedang terjadi dan kami panik. Lalu masker oksigen turun. Kami mengalami beberapa detik jatuh bebas sebelum stabil lagi," kata seorang penumpang yang menolak diidentifikasi kepada China News Service, media yang dikelola pemerintah China.
"Saya masih gugup. Saya tidak berani naik pesawat lagi. Tapi saya juga senang saya bisa selamat."
Kaca depan itu pecah sekitar setengah jam setelah pesawat lepas landas. Sebuah laporan terpisah menyatakan pesawat itu telah menjalani 19.912 jam terbang sejak memasuki layanan di Sichuan Airlines pada Juli 2011.
(mas)