Grand Syekh Al-Azhar: Jangan Ekstrem, Berlebihan Dilarang dalam Islam!
A
A
A
BOGOR - Grand Mufti Al-Azhar, Mesir, Syekh Ahmed Muhammed Ahmed Ath-Thayeb, menegaskan bahwa melakukan sesutau secara berlebihan, termasuk dalam beragama dilarang dalam Islam. Dia minta umat Islam tidak berperilaku ekstrem.
Hal itu disampaikan dalam sambutan pembukaan konsultasi tingkat tinggi mengenai wasatiyyat Islam di Bogor, Jawa Barat, Selasa (1/5/2018). Syekh Thayeb menyatakan, konsep Islam yang sebenarnya adalah Islam yang wasatiyyat, atau konsep jalan tengah.
"Topik lama yang selalu diperbarui merupakan konsep wasatiyyat. Konsep agama Islam yang berjalan di jalan tengah. Allah sudah mengatakan umat Islam umat wasatiyyat dalam Alquran. Agar umat Islam jadi saksi, wasatiyyat adil," ujar ulama Mesir yang sangat dihormati ini.
"Sudah banyak literatur yang menulis wasatiyyat adalah keadilan. Banyak ulama tafsir yang menyatakan kata wasatiyyat yang paling baik, adil, sehingga kata ini positif," ujarnya.
"Sehingga jangan terlalu ekstrem. Kata wasatiyyat digunakan dalam artian positif," imbuh dia.
Menurutnya, banyak ulama yang menyebut konsep Islam dekat dengan konsep Aristoteles, yakni mengenai keseimbangan. Syekh Thayeb mengatakan, Islam selalu menegaskan mengenai keseimbangan dan tidak berlebihan.
Sesuatu yang berlebihan atau ekstrem, lanjut dia, adalah dosa. "Banyak ulama yang mengatakan bahwa konsep Aristoteles dekat dengan Islam. Ada di tengah, tidak berlebihan dan ekstrem. Ekstrem merupakan suatu dosa, yaitu terlalu berani, gegabah dan juga terlalu berlebihan," katanya.
Dalam Islam, kita melihat bahwa wasatiyyat adalah di tengah, tidak terlalu keras, tidak lembek, tidak terlalu kanan, tidak terlalu kiri."
Hal itu disampaikan dalam sambutan pembukaan konsultasi tingkat tinggi mengenai wasatiyyat Islam di Bogor, Jawa Barat, Selasa (1/5/2018). Syekh Thayeb menyatakan, konsep Islam yang sebenarnya adalah Islam yang wasatiyyat, atau konsep jalan tengah.
"Topik lama yang selalu diperbarui merupakan konsep wasatiyyat. Konsep agama Islam yang berjalan di jalan tengah. Allah sudah mengatakan umat Islam umat wasatiyyat dalam Alquran. Agar umat Islam jadi saksi, wasatiyyat adil," ujar ulama Mesir yang sangat dihormati ini.
"Sudah banyak literatur yang menulis wasatiyyat adalah keadilan. Banyak ulama tafsir yang menyatakan kata wasatiyyat yang paling baik, adil, sehingga kata ini positif," ujarnya.
"Sehingga jangan terlalu ekstrem. Kata wasatiyyat digunakan dalam artian positif," imbuh dia.
Menurutnya, banyak ulama yang menyebut konsep Islam dekat dengan konsep Aristoteles, yakni mengenai keseimbangan. Syekh Thayeb mengatakan, Islam selalu menegaskan mengenai keseimbangan dan tidak berlebihan.
Sesuatu yang berlebihan atau ekstrem, lanjut dia, adalah dosa. "Banyak ulama yang mengatakan bahwa konsep Aristoteles dekat dengan Islam. Ada di tengah, tidak berlebihan dan ekstrem. Ekstrem merupakan suatu dosa, yaitu terlalu berani, gegabah dan juga terlalu berlebihan," katanya.
Dalam Islam, kita melihat bahwa wasatiyyat adalah di tengah, tidak terlalu keras, tidak lembek, tidak terlalu kanan, tidak terlalu kiri."
(mas)