Diam-diam, Putin Uji Coba Rudal Anti Satelit

Sabtu, 14 April 2018 - 02:38 WIB
Diam-diam, Putin Uji Coba Rudal Anti Satelit
Diam-diam, Putin Uji Coba Rudal Anti Satelit
A A A
LONDON - Rusia telah menyelesaikan uji coba terbaru dari rudal anti satelit baru. Senjata ini diyakini mampu memusnahkan teknologi navigasi, komunikasi, dan intelijen Amerika Serikat (AS) yang penting di orbit.

Uji coba keenam dari 'Nudol' diyakini dilakukan di Plesetsk Cosmodrome, 500 mil sebelah utara Ibu Kota Rusia, Moskow, pada 26 Maret lalu.

Pada kesempatan itu, senjata, yang juga dikenal sebagai PL19, dikatakan telah diluncurkan dari transporter akhirnya untuk pertama kalinya menunjukkan langkah besar ke depan dalam perkembangannya.

Di masa lalu, proyek ini telah diselimuti secara rahasia. Rusia bersikeras bahwa Nudol ditujukan untuk pertahanan, menggambarkannya sebagai pertahanan rudal jarak jauh Rusia yang baru.

Namun para ahli mengatakan pekerjaan utama rudal pencegat adalah untuk mempercepat keluar dari atmosfer Bumi dan menyerang benda-benda besar, menggunakan energi kinetik.

Persenjataan ini muncul saat Rusia terus memodernisasi senjata strategisnya di bawah Presiden Vladimir Putin.

Laporan Badan Intelijen Pertahanan kepada Kongres pada Februari 2015 menyatakan: "Doktrin militer Rusia menekankan pertahanan ruang angkasa sebagai komponen vital pertahanan nasionalnya."

"Para pemimpin Rusia secara terbuka menegaskan bahwa angkatan bersenjata Rusia memiliki senjata anti-satelit dan melakukan penelitian anti-satelit," bunyi laporan tersebut.

Menurut The Diplomat, peluncuran uji pertama yang berhasil dari Nudol adalah pada akhir 2015 sebagai bagian dari gelombang sistem pencegat kinetik generasi mendatang yang saat ini sedang dikembangkan oleh Rusia.

Setelah tes sebelumnya pada tahun 2016, mantan pejabat Pentagon Mark Schneider memperingatkan bahwa konsekuensi dari serangan anti-satelit di AS bisa sangat merusak.

"Hilangnya petunjuk dari GPS karena serangan (anti-satelit) akan mencabut bagian substansial dari kemampuan senjata presisi kami dan pada dasarnya semua kemampuan menghindar kami," katanya kepada The Washington Free Beacon yang dikutip Daily Mail, Sabtu (14/4/2018).

Letnan Jenderal Angkatan Udara David J. Buck, komandan Komando Komponen Fungsional Gabungan untuk Ruang Angkasa, mengatakan pada tahun yang sama bahwa Rusia memandang ketergantungan AS pada ruang angkasa sebagai kerentanan yang bisa dieksploitasi, dan mereka mengambil tindakan yang disengaja untuk memperkuat kontra kemampuan ruang angkasanya.

Pernyataan itu datang ketika Rusia menguji coba roket P-500 Bazalt baru - sebuah senjata supersonik turbo-jet yang mampu terbang dengan kecepatan lebih dari 1.800 mil per jam.

Sebuah video juga menunjukkan rudal yang ditembakkan dari kapal penjelajah rudal Marshal Ustinov di laut.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3417 seconds (0.1#10.140)