India Berlakukan Jam Malam di Kashmir

Selasa, 03 April 2018 - 08:40 WIB
India Berlakukan Jam Malam di Kashmir
India Berlakukan Jam Malam di Kashmir
A A A
SRINAGAR - Pemerintah India memberlakukan jam malam di wilayah Kashmir setelah kerusuhan bersenjata terjadi di zona konflik tersebut.

India kemarin juga melarang toko dan pusat bisnis beroperasi dikarenakan akan memicu kerumunan massa dari warga Kashmir. Sekolah dan kampus juga diliburkan sehingga jalanan di Kashmir sangat sepi. Hanya tentara India saja yang berjaga dengan membawa senjata api.

Layanan kereta api menuju Kashmir selatan juga dibatalkan sebagai langkah antisipasi. Layanan internet di Kashmir juga dibekukan untuk mencegah provokasi melalui media sosial. “Pembatasan pergerakan penduduk Kashmir dan kendaraan untuk mencegah kembali pecahnya kerusuhan,” kata seorang pejabat di distrik Pulwama, Kashmir, yang tidak disebutkan namanya, dilansir Reuters.

Ketegangan itu muncul setelah pasukan keamanan India membunuh sedikitnya 17 orang dalam baku tembak di Kashmir selatan pada Minggu (1/4). Itu menjadi kekerasan terburuk di Kashmir pada tahun ini. Polisi dan tentara India kemarin juga masih memburu para pejuang Kashmir dengan melakukan operasi pencarian di segala penjuru wilayah Kashmir.

Banyaknya warga sipil di Kashmir berusaha menghalangi baku tembak antara pejuang dan pasukan keamanan India yang berlangsung di distrik Shopian, Kachdoora. Akibatnya, pasukan India melemparkan gas air mata dan peluru karet. Tapi, akhirnya pasukan India menembak warga Kashmir tak berdosa dengan senjata api.

Para penduduk lokal mengungkapkan, pasukan keamanan India langsung membubarkan diri setelah demonstrasi juga bubar. Polisi mengklaim lima pejuang Kashmir tewas dan tiga tentara India juga terbunuh dalam pertempuran tersebut.

Direktur Jenderal Polisi Kashmir SP Vaid mengungkapkan, tentara menerima informasi tentang persembunyian gerilyawan di Desa Dragad, sekitar 50 km ibu kota Kashmir, Sirnagar. Selain itu, para gerilyawan juga dilaporkan bersembunyi di distrik Shopian.

“Di Dragad, 7 jenazah gerilyawan ditemukan, termasuk seorang pemimpin pejuang. Mereka tewas dalam sebuah pertempuran,” kata Vaid, dilansir Reuters. Da menambahkan, pemilik rumah yang menjadi tempat persembunyian gerilyawan juga tewas.

Kemudian, Vaid menambahkan gerilyawan lainnya juga tewas di Desa Dialgam, Distrik Anantnag, sekitar 60 km selatan Srinagar. Sedangkan satu gerilyawan berhasil ditangkap hidup-hidup.

Selanjutnya, petugas kepolisian Kashmir Yasir Qadri mengungkapkan pasukan India melancarkan operasi pencarian di distrik Kashmir pada Minggu (1/4). “Para gerilyawan menembaki tentara dan pertempuran berlangsung hingga Minggu malam,” katanya.

Kashmir merupakan wilayah seluas 86.000 mil persegi di India utara yang direbutkan oleh tiga negara, India, Pakistan, dan China. India menguasai 43% wilayah Kashmir dan 70% penduduknya. Pakistan menguasai 37% wilayah Kashmir. China menguasai 20% wilayah Kashmir. Kashmir dianggap zona militer terburuk di dunia karena penduduknya melihat konflik India-Pakistan, dan India melawan China.

Kekerasan di Kashmir telah menewaskan 47.000 orang sejak 1989. Organisasi pemerhati HAM menyatakan jumlah korban sebenarnya di lapangan mencapai dua kali lipat dari angka tersebut.

Kashmir merupakan wilayah rendah dan sangat subur karena dikeliling gunung dan dialiri banyak sungai. Kashmir disebut sebagai lokasi paling indah dan spektakuler di dunia. Sayangnya, konflik bersenjata di sana menyebabkan wilayah itu jarang dikunjungi wisatawan asing.

Dunia Masih Diam
Koalisi Jammu dan Kashmir untuk Masyarakat Sipil (JKCCS) menuding aparat keamanan India melanggar HAM dengan menyerang warga sipil. “polisi dan tentara India juga menyerang pasien dan petugas medis di rumah sakit dan ambulans. Sungguh mengejutkan dan menyakitkan saat tentara India menebar teror kepada warga Kashmir yang masih berduka dan menyebabkan puluhan korban tewas,” kata Khurram Parve, aktivis JKCCS dilansir Reuters.

Sementara itu, pemimpin Faksi All Parties Hurriyat Conference Mirwaiz Umar Farooq mengatakan kurangnya kecaman dari India dan dunia internasional membuktikan kalau kehidupan rakyat Kahsmir tidak diperhatikan. “Tidak ada partai politik atau institusi yang mengutuk kekerasan karena mereka merasa tidak butuh dan mereka tidak bersentuhan langsung dengan tempat ini,” kata Farook kepada Al Jazeera.

Paksitan menegaskan resolusi ketegangan di Jammu dan Kashmir hanya bisa diselesaikan sesuai resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yakni penentuan hak menentukan nasib sendiri. Islamabad meminta New Delhi untuk memenuhi tanggung jawab atas komitmen resolusi tersebut.

Kemudian, dalam pandangan profesor ilmu politik Universitas Kashmir, Gull Mohammad Wani, kerusuhan saat ini disebabkan pemerintahan India gagal mendekati kelompok yang menginginkan kemerdekaan. Apalagi pemerintahan Perdana Menteri (PM) Narendra Modi juga berdiam diri dalam menangani konflik India. “Kekerasan di Kahsmir hanya menjadi satu-satu alat untuk berkomunikasi dengan New Delhi dan dunia,” kata Gull Mohammad Wani.

Banyak analis mengatakan kalau operasi militer India itu sebagai bentuk upaya pencitraan Perdana Menteri (PM) India Narendra Modi. Apalagi dia juga ditekan untuk merespons serangan ke pangkalan militer tersebut. “Saya menjamin bangsa yang berada dalam serangan tidak akan luput dari hukuman,” tegas Modi dilansir BBC.

Aksi militer India itu merepresentasikan perubahan kebijakan dalam isu Kashmir. Sebelumnya India dikenal sangat menahan diri ketika berhadapan dengan tindakan gerilyawan di lintas perbatasan. Padahal, New Delhi sangat yakin kalau mereka disponsori Pakistan. “Operasi militer India merupakan pesan khusus bagi Pakistan,” kata mantan pejabat militer India, Manmohan Bahadur. (Andika Hendra)
(nfl)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3071 seconds (0.1#10.140)